Rabu, 15 Oktober 2025 12:00 WIB

Self Care

picture-of-article

Self-care seringkali diterjemahkan sebagai "me time" atau "menyayangi diri sendiri". Namun, dalam konteks psikologi klinis, pengertiannya jauh lebih luas dan mendalam. Menurut WHO, self-care adalah kemampuan individu, keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan diri sendiri, mencegah penyakit, dan mengatasi penyakit, dengan atau tanpa dukungan dari petugas kesehatan atau layanan kesehatan.

  1. Mencegah Burnout: Dalam kehidupan yang serba cepat, seringkali seseorang merasa kelelahan dan kewalahan. Self-care membantu mengisi ulang energi dan mencegah burnout.
  2. Meningkatkan Kesehatan Mental: Aktivitas self-care yang teratur dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi
  3. Meningkatkan Produktivitas: Ketika diri merasa baik secara fisik dan mental, maka seseorang akan lebih produktif dan kreatif.
  4. Memperkuat Hubungan: Dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri, individu akan lebih mampu memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar.

Seringkali, konsep self-care disalahpahami atau disederhanakan. Self-care adalah praktik yang jauh lebih kompleks dan penting untuk kesehatan mental. Pada dasarnya, self-care adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kesejahteraan diri. Dengan memprioritaskan self-care adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kesejahteraan diri. Dengan memprioritaskan self-care, tidak hanya diri merasa menjadi lebih baik, tetapi juga hidup dapat lebih bahagia dan produktif.

  1. Self-care hanya tentang memanjakan diri: Self-care bukan hanya tentang spa atau membeli barang-barang mewah. Self-care mencakup berbagai aktivitas yang mendukung kesehatan fisik, mental, dan emosional.
  2. Self-care hanya untuk orang yang memiliki masalah: Self-care adalah praktik yang penting untuk semua orang, terlepas dari kondisi yang dialami saat ini.
  3. Self-care hanya untuk orang kaya: Ada anggapan bahwa self-care membutuhkan banyak uang dan waktu. Padahal, self-care bisa dilakukan dengan cara yang sederhana dan tanpa biaya yang mahal.
  4. Self-care adalah egois: Banyak orang berpikir bahwa memprioritaskan diri sendiri adalah tindakan egois. Padahal, self-care justru membantu untuk menjadi individu yang lebih baik dan mampu memberikan kontribusi positif bagi orang lain.

Aktivitas self-care sangatlah beragam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing individu. Berikut beberapa contohnya:

  1. Physical Self-Care: Olahraga, mengonsumsi makanan sehat, tidur yang cukup, relaksasi (seperti yoga atau meditasi), perawatan tubuh (mandi, pijat).
  2. Mental Self-Care: Menulis jurnal, psikoterapi, mendengarkan musik, membaca buku, melakukan hobi
  3. Social Self-Care: Membangun hubungan sosial yang sehat, mencari dukungan dari orang terdekat, berbicara dengan teman atau keluarga.
  4. Emotional Self-Care: Mengenali emosi diri, megelola emosi, mengekspresikan emosi secara sehat.
  5. Spritual Self-Care: Berdoa, meditasi, menghabiskan waktu di alam.

Aktivitas self-care yang efektif perlu disesuaikan dengan kehidupan dan kebutuhan diri. Untuk itu, hal ini perlu diciptakan secara mandiri dan untuk diri sendiri. Penting untuk menilik kebutuhan diri, langkah-langkah berikut diharapkan dapat membantu

  1. Identifikasi kebutuhan diri. Buatlah daftar berbagai bagian di kehidupan dan aktivitas utama yang dilakukan setiap hari, seperti pekerjaan, sekolah, relasi sosial, atau keluarga.
  2. Pertimbangkan pemicu stres dan pertimbangkan beberapa cara untuk mengatasi stres.
  3. Susun strategi self care. Pikirkan tentang beberapa aktivitas yang dapat dilakukan yang akan membantu diri merasa lebih baik di setiap area kehidupan tersebut. Misalnya, menghabiskan waktu dengan teman-teman atau memberikan batasan tertentu dalam relasi sosial, dapat menjadi salah satu cara untuk membangun hubungan sosial yang sehat.
  4. Ambil langkah-langkah kecil. Kita tidak harus menangani semua masalah sekaligus. Identifikasi satu langkah kecil yang dapat dilakukan untuk memulai aktivitas self-care yang lebih optimal dan diupayakan secara bertahap.

Baca juga : Bentuk Tubuh (Somatotype) dan Olahraga

0 Disukai

5 Kali Dibaca