Rabu, 16 Juli 2025 12:00 WIB

Ultra Processed Food

picture-of-article

Secara garis besar, makanan dapat dikategorikan menjadi 2 yakni, minimally processed food dan ultra-processed food. Minimally processed food atau real food adalah makanan yang melalui proses pengolahan ringan, biasanya pengolahan secara mekanik tanpa mengubah struktur alaminya, seperti susu pasteurisasi, daging giling atau kacang panggang (tanpa tambahan garam dan sebagainya). Sementara itu, ultra-processed food adalah produk yang telah mengalami proses pengolahan industri yang kompleks dan mengandung banyak bahan tambahan, seperti pengawet, pewarna, pemanis buatan, perasa, serta lemak dan gula. Contoh ultra-processed food termasuk makanan ringan seperti keripik, minuman bersoda, permen, sosis, nugget, sereal, mie instan dan makanan kalengan.

Berdasarkan banyak penelitian disebutkan bahwa pola makan tinggi ultra processed food pada dasarnya tidak seimbang secara asupan gizi hariannya dan berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan pola makan yang kaya akan real food dan padat akan zat gizi, akan memiliki kualitas hidup lebih baik dan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis daripada orang yang mengonsumsi ultra-processed food dalam jumlah tinggi.

  1. Banyak mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, pemanis buatan atau penambah rasa yang tidak biasa ditemukan di dapur rumah tangga
  2. Tinggi gula, garam, dan lemak jenuh, biasanya karena untuk meningkatkan rasa dan memperpanjang umur simpan makanan
  3. Minim kandungan gizi alami, karena panjangnya masa pengolahan mengakibatkan kandungan gizi berkurang
  4. Mudah dikonsumsi dan siap saji, biasanya berbentuk makanan instan, cepat saji, dan cemilan ringan
  1. Minuman kemasan : minuman bersoda, minuman berenergi, teh kemasan (umumnya dengan tambahan gula dan pemanis buatan, dan jus buah (dengan tambahan gula atau bahan lainnya)
  2. Makanan ringan : keripik kentang, kerupuk, dan popcorn kemasan yang sudah diberi perasa
  3. Makanan beku siap saji : frozen food, pizza beku, nugget, sosis, dan makanan olahan beku lainnya, mie instan dan pasta siap saji.
  4. Sereal sarapan : sereal yang sudah ditambahkan gula, perasa, dan pewarna buatan.
  5. Roti dan kue-kue komersial : roti kemasan yang mengandung pengawet,, pewarna, dan bahan tambahan lainnya. Donat, muffin, kue kering, dan biskuit.
  6. Produk daging olahan : daging olahan, ham, bacon, dan sosis
  7. Makanan manis kemasan : permen, cokelat batangan, dan kue kering yang banyak mengandung bahan tambahan dan gula tinggi.
  8. Makanan instan : sup instan, saus kemasan, dan makanan siap saji.
  1. Periksa Label Makanan : Selalu baca label makanan untuk mengetahui kandungan gula, garam, dan lemak
  2. Pilih makanan utuh atau segar (Real Food) : Konsumsi lebih banyak makanan utuh dan segar seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan protein tanpa lemak.
  3. Batasi jajanan kekinian : Konsumsi jajanan kekinian sesekali saja, tidak setiap hari.
  4. Alternatif Sehat : Buat versi homemade dari camilan kesukaan, seperti membuat teh boba dengan kandungan rendah gula atau memanggang camilan daripada menggoreng.
  5. Minum air putih : ganti minuman manis seperti soda atau boba dengan air putih

Baca juga : Nutrifikasi Pangan

0 Disukai

28 Kali Dibaca