Sindrom iritasi usus atau dalam medis dikenal sebagai Irritable bowel syndrome (IBS) adalah penyakit berupa gangguan pencernaan khususnya usus besar yang terjadi secara menahun. Penyakit ini dapat kambuh berulang kali sesuai penyebab yang memicunya.
Karena tergolong sebagai penyakit kronis, maka sindrom iritasi usus besar membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang. Dengan begitu, gejala yang terjadi dapat diminimalisir serta frekuensi kekambuhan gejala yang muncul pun akan berkurang.
Gejala utama yang terjadi pada penderita IBS yakni berupa kram perut, kembung dan begah, sakit atau nyeri perut, diare, dan konstipasi. Pengidap sindrom ini umumnya hanya menampilkan gejala yang ringan dan terkadang dapat sembuh dengan sendirinya.
Meskipun tergolong kronis, namun penyakit ini kecil kemungkinani menimbulkan keganasan pada usus maupun mengakibatkan perubahan terhadap struktur jaringan usus itu sendiri. Walau demikian, perawatan yang tepat dari dokter tetap harus diutamakan untuk meminimalisir keparahan gejalanya.
Mengacu pada situs Cleveland Clinic, IBS umumnya terjadi pada seseorang yang berusia remaja akhir hingga awal 40 an tahun. Selain itu, terdapat beberapa kondisi lain yang menambah risiko terkena penyakit ini seperti halnya:
- Jenis kelamin perempuan
- Intoleran terhadap makanan tertentu
- Diagnosis gangguan jiwa & PTSD
- Riwayat kekerasan
- Riwayat keluarga penderita IBS
Irritable Bowel Syndrome pada dasarnya terjadi karena adanya kontraksi berlebih pada usus besar. Berbeda dengan radang usus yang mana terdapat inflamasi di dalamnya. Walau demikian, hingga saat ini masih belum bisa dipastikan apakah penyebab utamanya. Dugaan sementara pada IBS terjadi akibat:
- Rasa cemas berlebih
- Stres dan depresi
- Gangguan sistem saraf
- Infeksi berat
- Ketidakseimbangan flora usus
Setiap penderita biasanya memiliki gejala yang bervariasi. Tingkat keparahannya pun berbeda-beda dan terjadi secara berulang-ulang. Secara umum, berikut ini gejala yang seringkali tampak pada seseorang yang mengalami IBS :
- Diare
- Konstipasi
- Nyeri/Sakit perut
- Kram perut
- Kembung/Begah
- Terdapat lendir di tinja
- Sering sendawa
- Sering kentut
Sejatinya tidak ada diagnosis khusus untuk sindrom iritasi usus besar. Selain karena pemicunya belum pasti, juga karena penyakit ini tidak terlalu membahayakan walaupun tergolong sebagai penyakit kronis. Walau demikian, dokter biasanya tetap melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengetahui kondisi lain yang mungkin terjadi. Hal ini karena beberapa penyakit pada saluran pencernaan mirip dengan sindrom iritasi usus besar. Contohnya yaitu kolitis (radang usus), malabsorpsi, hingga maag/gerd. Beberapa pemeriksaan yang kerap dilakukan yakni berupa endoskopi serta pemeriksaan darah. Dengan memastikan bahwa gejala yang ada bukan termasuk penyakit lainnya, maka dokter akan dengan mudah memberikan perawatan yang tepat.
Terdapat beberapa macam pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari IBS. Di antaranya yaitu:
- Hindari cemas: penting sekali untuk menghindari cemas maupun stres karena keduanya berpotensi mengakibatkan IBS.
- Olahraga teratur: dengan berolahraga secara teratur 4-5 kali per minggu, maka Anda akan merasa lebih bahagia. Ini karena tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin yang membuat kita merasa tenang dan bahagia.
- Jalani hobi: dengan menjalani hobi, Anda tidak sempat merasa cemas atau depresi. Bahkan mampu membuat tubuh berkembang. Contohnya yaitu dengan mendengarkan musik, main game, berkebun, atau lainnya.
- Meditasi: dengan mengatur pernafasan dan menenangkan diri, maka kecemasan pun akan menghilang sehingga gejala IBS tidak akan muncul lagi.
- Batasi makanan pemicu: setiap orang punya makanan pemicu IBS yang berbeda-beda. Contohnya ada yang berupa laktosa, gluten, jeruk, kubis, kacang-kacangan, ataupun minuman berkafein seperti kopi dan soda.
Bila pengobatan sudah dilakukan namun masih terjangkit IBS, maka Anda harus mendapatkan perawatan oleh dokter. Caranya yakni dengan memberikan obat-obatan berikut ini sesuai dengan gejala pasien:
- Antibiotik
- Antidepresan
- Probiotik
- Antispasmodik
- Pereda nyeri
Beberapa risiko terjadinya komplikasi pada IBS meliputi:
- Dehidrasi
- Penurunan kualitas hidup
- Gangguan suasana hati
Apabila terdapat satu atau beberapa gejala sindrom iritasi usus besar, maka segera periksakan ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi. Dengan berkonsultasi ke dokter, maka anda akan mendapatkan penanganan terbaik sedini mungkin agar terhindar dari komplikasi yang membahayakan
Belum Ada Komentar