• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Orang Dewasa Jumat, 21 November 2025 08:14 WIB Kita hidup di zaman di mana layar HP bisa terasa seperti perpanjangan dari diri sendiri. Mulai dari scroll timeline pagi sampai malam, ngecek notifikasi, kirim chat kerja atau nongkrong, sampai upload foto semua hampir bisa lewat media sosial. Meski bermanfaat, penggunaan media sosial juga punya sisi gelap, terutama untuk kesehatan mental orang dewasa. Yuk kita bahas gimana media sosial bisa memengaruhi pikiran, perasaan, dan kesejahteraan. Bagaimana Media Sosial Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental Perbandingan Sosial dan Self-Esteem yang Turun Di media sosial, sering kita lihat postingan berisi pencapaian, gaya hidup mewah, penampilan sempurna. Padahal kadang itu cuma bagian “highlight” saja dari hidup seseorang. Kalau kita dibanding-bandingkan dengan apa yang kita lihat, bisa muncul rasa “kok aku nggak sebaik itu?”, “kok hidupku gini-gini aja?”. Efeknya bisa ke kepercayaan diri yang menurun, rasa cemas atau minder. Kemenkes mengatakan bahwa membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain di media sosial bisa jadi pemicu stres dan kurang percaya diri.   Gangguan Tidur Banyak orang dewasa yang membuka HP bahkan sebelum tidur, browsing media sosial agak lama, atau melihat konten yang merangsang emosi (drama, berita buruk, komentar negatif). Ini bisa membuat tidur terganggu susah tidur, sering bangun, atau tidur yang nggak nyenyak.  Kecemasan, Depresi, & Rasa Kesepian Penggunaan media sosial yang pasif (yang cuma scroll, tapi nggak interaksi banyak) atau terlalu sering bisa bikin orang merasa sendiri, terisolasi, walaupun secara digital “terhubung”. Riset menunjukkan bahwa penggunaan berlebihan media sosial bisa meningkatkan gejala kecemasan, mood negatif, dan depresi.  Overload Informasi & Konten Negatif Media sosial membuat kita dibanjiri informasi terus-menerus berita, opini, komentar, bahkan berita palsu (hoaks). Kadang kita tak bisa mengontrol apa yang muncul di timeline kita. Konten negatif atau stres full bisa memicu reaksi emosional negatif, stres, dan kalau terus-terusan, bisa memperburuk kondisi mental. Kemenkes juga menekankan pentingnya literasi media sosial menyaring info mana yang perlu dipercaya, mana yang harus disikapi dengan hati-hati agar tidak menjadi pemicu stres.  “Ketagihan” dan Distraction dari Kehidupan Nyata Ada kecenderungan bahwa media sosial jadi distraksi yang sulit ditinggalkan. Misalnya, orang mengecek HP berkali-kali walau sedang bersama keluarga atau harusnya fokus kerja. Kebiasaan ini bisa mengurangi kualitas interaksi nyata dan membuat kita merasa kurang puas secara emosional. Jika digunakan secara kompulsif, bisa mengganggu produktivitas, keterlibatan sosial offline, dan keseimbangan hidup. Media sosial nggak semuanya buruk. Ada manfaatnya kalau digunakan dengan bijak: Bisa jadi medium dukungan sosial: berkomunikasi dengan teman/family, berbagi cerita positif, mendapatkan inspirasi. Bisa mempermudah akses informasi kesehatan mental dan edukasi. Dapat menjadi ruang kreativitas atau hobi, yang bisa membantu mood lebih baik dan perasaan bahagia kalau digunakan secara terarah. Tips Agar Penggunaan Media Sosial Lebih Sehat Supaya media sosial lebih jadi teman daripada beban bagi kesehatan mental, ini beberapa strategi praktis: Batasi durasi penggunaan Tentukan batasan harian misalnya 1–2 jam, atau jangan gunakan HP di kamar tidur. Pilih konten dan “teman” online yang positif Unfollow atau mute akun yang sering membuat kita merasa buruk tentang diri sendiri. Ikuti akun yang memberi inspirasi, edukasi, atau motivasi. Interaksi aktif, bukan cuma scroll pasif Misalnya komentar positif, berbagi pengalaman, ikut diskusi yang membangun. Ini biasanya lebih terasa manfaatnya dibanding cuma melihat postingan orang lain. “Detox digital” dari waktu ke waktu Coba istirahat dari media sosial untuk beberapa hari atau beberapa jam setiap hari. Gunakan waktu itu untuk aktivitas offline seperti berjalan, membaca buku, bertemu teman nyata. Latih literasi media Pelajari cara mengenali hoaks, memverifikasi info, paham bahwa tak semua yang terlihat di media sosial itu “sebenarnya”. Kemenkes juga mengimbau untuk hal ini agar kita tidak stres karena membanding-bandingkan berdasarkan info yang nggak akurat.  Tetap jaga keseimbangan hidup Pastikan aktivitas offline seperti olahraga, tidur cukup, hobi, interaksi sosial nyata tetap ada. Cari bantuan kalau perlu Bila sudah merasa terus-menerus cemas, sedih, atau mulai terganggu aktivitas harian karena media sosial berbicara ke teman, keluarga, atau tenaga kesehatan mental bisa membantu. Media sosial adalah alat yang kuat: bisa menyambung, menginspirasi, tapi juga bisa memicu kecemasan, stres, dan penurunan kesehatan mental kalau kita tidak mengelolanya. Positif atau negatif, dampaknya tergantung bagaimana kita menggunakannya sebagai pelengkap kehidupan atau sebagai pelarian tanpa batas. Dengan langkah sederhana seperti membatasi penggunaan, menyaring konten, dan menjaga koneksi nyata di dunia fisik, kita bisa mengambil manfaat media sosial tanpa membiarkannya merusak kesehatan mental. Ingat Yakes Fams! menjaga pikiran itu sama pentingnya dengan menjaga tubuh.

image-newest
Info Kesehatan

Apa yang Terjadi di Tubuh Saat Kamu Jarang Bergerak Rabu, 19 November 2025 09:03 WIB Pernah merasa “capek” meski nggak banyak bergerak? Atau tubuh terasa minder setelah lama duduk? Hal ini bukan cuma efek pikiran  tubuh kita benar-benar merespons kalau aktivitas bergerak terlalu sedikit. Ada “kerusakan halus” yang mulai berjalan tanpa kita sadari. Aktivitas Fisik: Teman Sehat yang Sering Diabaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa kurang aktivitas fisik adalah salah satu faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular (noncommunicable diseases). Orang dewasa yang kurang aktif memiliki risiko kematian 20–30 % lebih tinggi dibanding yang rutin bergerak. WHO juga memperingatkan bahwa perilaku duduk terlalu lama berdampak negatif pada jantung, metabolisme, dan bahkan potensi kanker.  Di Indonesia, Kemenkes juga menyoroti bahwa kurang aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Jadi, kurang gerak bukan cuma soal “malas” melainkan risiko nyata bagi tubuh. Perubahan Fisik yang Terjadi Perlahan Berikut hal-hal yang mulai “terganggu” ketika kita terlalu lama diam: Kekuatan Otot & Massa Otot Menurun Otot butuh rangsangan. Tanpa digunakan secara teratur, otot kita mulai “malas”: kekuatan berkurang, stamina menurun. Tulang Melemah & Risiko Osteoporosis Gerakan dan beban ringan (misalnya berdiri, berjalan) memberi rangsangan bagi tulang. Kalau jarang digerakkan, tulang jadi kurang padat dan rentan patah. Metabolisme Melambat & Risiko Kegemukan / Diabetes Saat kita kurang bergerak, pembakaran kalori menurun, sensitivitas insulin bisa menurun juga ini langkah awal menuju resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Gangguan Sistem Kardiovaskular & Pembuluh Darah Peredaran darah jadi kurang lancar, tekanan darah dan profil kolesterol bisa memburuk. Risiko penyakit jantung dan stroke meningkat. Peradangan Rendah (Low-grade Inflammation) Duduk terlalu lama bisa memicu rangkaian biologis peradangan halus dalam tubuh yang, kalau dibiarkan kronis, bisa memicu penyakit kronis. Gangguan Psikologis & Kesehatan Mental Tubuh yang tidak aktif juga dapat memengaruhi mood meningkatkan kemungkinan stres, kecemasan, dan depresi. Aktivitas fisik punya peran protektif terhadap kesehatan mental. Peningkatan Risiko Kematian Dini Studi‐studi besar menunjukkan: orang yang sangat jarang bergerak punya risiko kematian lebih tinggi dibanding yang aktif. Cerita “Harian” dari Tubuh yang Kurang Bergerak Bayangkan kamu bekerja di kantor, duduk sepanjang hari, lalu langsung pulang, nonton, dan tidur. Tubuhmu menjalani fase: Di pagi, energi lambat keluar, kaku terasa. Siang: pencernaan lebih lambat, kadang muncul rasa lesu setelah makan. Sore: pinggang pegal, otot punggung mulai protes. Malam: tidur nggak nyenyak, bisa sering terbangun. Berkepanjangan: berat badan naik, kolesterol & gula darah naik, tekanan darah memburuk. Perubahan ini berjalan perlahan sering kali kita nggak sadar sampai gejalanya sudah terasa. Apa yang Boleh Kita Lakukan? Tidak perlu langsung ekstrem. Gerakan kecil pun bisa berdampak: Mulai dari jalan kaki 10 menit beberapa kali sehari. Bangun setiap 30–60 menit dari posisi duduk, lakukan peregangan ringan. Pilih aktivitas ringan seperti berkebun, mengepel, atau bantu aktivitas rumah. Kalau bisa, rutin olahraga 2.5 jam per minggu (moderate intensity) sesuai rekomendasi WHO.  Jarang bergerak itu seperti utang kesehatan, kita mungkin nggak merasakannya segera, tapi bunga dari utang itu bisa sangat mahal seperti penyakit kronis, daya tahan mulai goyah, dan usia sehat makin pendek. Jadi, yuk mulai ubah sedikit demi sedikit rutinitasmu. Coba berdiri setiap 30 menit, tambahkan langkah kaki harian, dan buat gerakan menjadi bagian dari gaya hidup, bukan beban.

image-newest
Info Kesehatan

Bahaya Makan Terlalu Cepat, Bisa Ganggu Metabolisme Senin, 17 November 2025 09:45 WIB Kamu termasuk yang suka makan terburu-buru karena dikejar waktu? Hati-hati, kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada kesehatan, terutama pada sistem pencernaan dan metabolisme tubuh. Menurut World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), cara kita makan termasuk kecepatan saat mengunyah dan menelan berpengaruh besar terhadap bagaimana tubuh mencerna makanan dan mengatur berat badan. Yuk, kenali apa saja bahaya makan terlalu cepat dan bagaimana cara memperbaikinya! 1. Tubuh Belum Sempat Merasa Kenyang Saat kita makan, tubuh butuh waktu sekitar 15–20 menit untuk mengirim sinyal kenyang dari lambung ke otak. Kalau kamu makan terlalu cepat, otak belum sempat menerima sinyal itu, padahal perut sudah penuh. Akibatnya, kamu jadi makan lebih banyak dari yang dibutuhkan. Menurut Kemenkes RI, makan terburu-buru meningkatkan risiko kelebihan kalori dan kenaikan berat badan karena tubuh belum sadar sudah cukup makan. 2. Gangguan Pencernaan Makan cepat berarti makanan tidak dikunyah dengan baik. Padahal, proses mengunyah adalah langkah penting agar enzim pencernaan bisa bekerja optimal. Makanan yang belum halus bisa membuat lambung bekerja lebih keras, menimbulkan rasa kembung, begah, atau nyeri ulu hati. WHO menekankan pentingnya mindful eating makan dengan tenang dan memperhatikan prosesnya untuk menjaga sistem pencernaan tetap sehat. 3. Bisa Mengganggu Metabolisme Tubuh Makan cepat juga bisa mengacaukan sistem metabolisme tubuh. Ketika kamu makan berlebihan secara terus-menerus, tubuh terbiasa menimbun kelebihan energi sebagai lemak. Lama-kelamaan, hal ini bisa meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik lainnya. 4. Risiko Penyakit Jantung Meningkat Kelebihan berat badan akibat makan cepat tidak hanya berdampak pada penampilan, tapi juga kesehatan jantung. Penelitian yang dikutip Kemenkes RI menyebutkan bahwa makan terlalu cepat bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), yang berujung pada penumpukan plak di pembuluh darah. 5. Kurang Menikmati Makanan Selain dampak fisik, makan cepat juga membuat kamu kehilangan momen menikmati makanan. Padahal, saat kita makan perlahan dan tenang, tubuh melepaskan hormon bahagia seperti dopamin dan serotonin yang membantu mengurangi stres. Dengan kata lain, makan perlahan bukan cuma baik buat tubuh, tapi juga buat pikiran. Tips agar Tidak Makan Terlalu Cepat Kunyah makanan sekitar 20–30 kali setiap suapan Letakkan sendok atau garpu sejenak di antara gigitan Hindari makan sambil bekerja, menonton TV, atau menggunakan gadget Fokus pada rasa, aroma, dan tekstur makanan Jadikan waktu makan sebagai me time   Makan cepat mungkin terasa efisien, tapi tubuh kita butuh waktu untuk memproses makanan dengan baik. Dengan makan perlahan, kamu membantu tubuh mencerna makanan lebih optimal, menyeimbangkan metabolisme, dan menjaga berat badan tetap stabil. Mulai sekarang, yuk coba nikmati setiap suapan dengan tenang. Tubuhmu akan berterima kasih.

image-newest
Info Kesehatan

Makanan yang Membantu Menurunkan Tekanan Darah Jumat, 14 November 2025 07:00 WIB Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena sering tidak menimbulkan gejala, tapi bisa berujung pada penyakit jantung dan stroke jika dibiarkan. Kabar baiknya, kamu bisa membantu mengontrol tekanan darah tidak hanya lewat obat, tapi juga dengan memilih makanan yang tepat setiap hari. Menurut World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), pola makan berperan besar dalam menjaga tekanan darah tetap stabil. Mengonsumsi makanan kaya serat, rendah garam, dan tinggi kalium bisa membantu menurunkan tekanan darah secara alami. Yuk, kenali beberapa jenis makanan yang baik untuk jantung dan bisa bantu menstabilkan tekanan darahmu! 1. Sayuran Hijau Sayuran seperti bayam, kangkung, brokoli, dan seledri kaya akan kalium, mineral yang membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Kalium bekerja dengan cara membantu ginjal membuang kelebihan garam melalui urine, sehingga tekanan darah bisa turun secara alami. Menurut WHO, konsumsi cukup sayur setiap hari bisa menurunkan risiko hipertensi hingga 20–30%. Jadi, jangan lupa isi setengah piringmu dengan sayur, ya! 2. Buah-buahan Segar Buah seperti pisang, jeruk, alpukat, dan melon juga mengandung banyak kalium dan serat. Serat membantu menjaga kadar kolesterol tetap stabil, sedangkan kalium mendukung kerja pembuluh darah agar tidak tegang. Kemenkes RI merekomendasikan konsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari sebagai bagian dari pola makan sehat untuk jantung dan tekanan darah. 3. Ikan Berlemak Ikan seperti salmon, tuna, dan sarden mengandung asam lemak omega-3 yang bisa membantu menurunkan tekanan darah dan kadar trigliserida. Omega-3 juga membantu menjaga elastisitas pembuluh darah agar tidak mudah tersumbat. Kalau tidak suka ikan laut, kamu bisa menggantinya dengan sumber omega-3 lain seperti biji chia, kenari, atau minyak biji rami. 4. Bawang Putih Bumbu dapur satu ini bukan cuma bikin masakan lebih lezat, tapi juga membantu menurunkan tekanan darah. Bawang putih mengandung allicin, senyawa aktif yang bisa melebarkan pembuluh darah dan melancarkan sirkulasi. Menurut penelitian yang dikutip WHO, konsumsi bawang putih secara rutin dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik hingga beberapa poin, terutama bila dikombinasikan dengan pola makan sehat. 5. Susu Rendah Lemak dan Yogurt Susu rendah lemak dan yogurt kaya akan kalsium dan protein, dua nutrisi penting untuk menjaga tekanan darah tetap seimbang. Kalsium membantu kontraksi otot dan menjaga dinding pembuluh darah tetap lentur. Pastikan memilih produk rendah lemak dan tanpa tambahan gula agar manfaatnya maksimal. 6. Kurangi Garam, Perbanyak Rempah Selain menambah makanan sehat, langkah penting lainnya adalah mengurangi asupan garam. WHO merekomendasikan konsumsi garam tidak lebih dari 5 gram per hari (sekitar satu sendok teh). Sebagai gantinya, gunakan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, lada, atau daun salam untuk menambah cita rasa tanpa membuat tekan Menurunkan tekanan darah bisa dimulai dari piring makanmu. Dengan memperbanyak konsumsi sayur, buah, ikan, dan makanan alami rendah garam, tubuh akan bekerja lebih seimbang dan tekanan darah jadi lebih stabil. Ingat, perubahan kecil tapi konsisten dalam pola makan bisa memberikan hasil besar untuk kesehatan jantung dan kehidupan yang lebih panjang.

image-newest
Info Korporasi

Lebih dari Sekadar Layanan: Komitmen Yakes Telkom Wujudkan Pelayanan Prima bagi Peserta Rabu, 05 November 2025 08:41 WIB Berangkat dari komitmen untuk memberikan layanan terbaik dalam pengelolaan kesehatan Peserta, Yakes Telkom senantiasa melakukan peningkatan mutu layanan melalui perbaikan sarana dan prasarana serta pemanfaatan teknologi digital terkini. Upaya ini dilakukan agar seluruh peserta dapat merasakan pelayanan kesehatan yang memberikan rasa aman, nyaman, dan terpercaya. Sebagai wujud nyata semangat “Lebih Dekat, Lebih Peduli”, Yakes Telkom terus menghadirkan integrasi layanan kesehatan yang mudah diakses. Mulai dari program pembinaan dan edukasi kesehatan (promotif–preventif) hingga program penyembuhan dan pemulihan (kuratif–rehabilitatif).        Pendekatan holistik ini memungkinkan peserta mendapatkan beragam pilihan layanan sesuai kebutuhan demi mencapai derajat kesehatan yang optimal. Edukasi Kesehatan melalui Program Promotif dan Preventif Yakes Telkom secara konsisten berupaya memperluas wawasan peserta agar dapat menjaga dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri.    Berbagai kegiatan pembinaan kesehatan rutin dilaksanakan, baik secara tatap muka maupun daring, di antaranya: Olahraga bersama (offline dan virtual melalui Zoom) Kegiatan Klub Kesehatan Edukasi Kesehatan melalui media sosial resmi Yakes (Instagram, Facebook, dan YouTube) Diskusi kesehatan tematik Konseling gizi dan psikologi, baik online maupun offline dan masih banyak lagi Melalui berbagai aktivitas ini, peserta didorong untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatannya, tidak hanya ketika sakit, tetapi juga dalam keseharian.   Standarisasi Layanan dan Peningkatan Kenyamanan di Klinik Yakes Untuk mewujudkan Operational Excellence, seluruh Klinik Yakes Telkom telah memperoleh akreditasi Paripurna dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.            Saat ini, Yakes mengelola 16 Klinik Yakes yang tersebar di seluruh regional Indonesia mulai dari Sumatera hingga Kawasan Timur Indonesia. Selain klinik yang dikelola langsung, Yakes juga menjalin kerja sama dengan klinik mitra seperti Telkomedika dan jaringan Klinik Kimia Farma yang menjangkau berbagai wilayah, termasuk daerah pelosok nusantara.       Pembenahan layanan juga terus dilakukan untuk meningkatkan pengalaman positif peserta, seperti: Perbaikan tata ruang dan kenyamanan klinik            Penyediaan sistem pendaftaran mandiri melalui mesin antrian (KIOSK)     Pengelolaan tenaga medis yang handal        Penyederhanaan proses restitusi agar lebih mudah dan efisien   Perluasan Jejaring Mitra Klinik dan Rumah Sakit Dalam layanan kesehatan tingkat lanjut (rawat jalan dan rawat inap), Yakes Telkom terus memperluas jejaring mitra Rumah Sakit dan Klinik agar peserta lebih mudah mendapatkan akses layanan. Hingga saat ini, Yakes telah bekerja sama dengan 536 Klinik Mitra dan 423 Rumah Sakit Mitra di seluruh Indonesia, termasuk di antaranya Primaya Hospital Group, Hermina Group, Jakarta Eye Center Group, dan Jakarta Heart Center/Jantung Jakarta, dan masih banyak lagi. Penambahan jejaring Mitra Rumah Sakit juga diimbangi dengan adanya penambahan Yakes Account Manager (Yakes AM) yang selalu siaga dalam menjamin kelancaran pelayanan kesehatan yang diterima oleh peserta dalam perawatan di Rumah Sakit Mitra. Peran Yakes AM inipun menjadi bentuk kepedulian Yakes Telkom untuk membantu peserta dalam mendapat akses layanan kesehatan yang handal.   Telemedicine melalui LOVIT – Lebih Mudah, Lebih Aman Salah satu inovasi penting Yakes Telkom adalah layanan Telemedicine yang memungkinkan peserta berkonsultasi dengan dokter tanpa harus datang langsung ke klinik. Melalui aplikasi LOVIT, peserta dapat melakukan konsultasi kesehatan dari mana saja, termasuk pengajuan obat rutin sesuai ketentuan (maksimal tiga kali pengajuan dalam periode resep 25 hari terakhir). Layanan ini sangat membantu peserta yang tidak memungkinkan hadir langsung ke klinik, sekaligus mendukung penerapan layanan kesehatan yang efisien dan berkelanjutan.   LOVIT – Layanan Kesehatan dalam Genggaman Beragam pembaruan yang dilakukan pada lini pelayanan pun diiringi dengan adanya proses digitalisasi melalui Aplikasi LOVIT yang tersedia di PlayStore maupun AppStore. LOVIT semakin menyakikan fitur menarik untuk bisa digunakan peserta dalam mendapatkan layanan kesehatan secara cepat, mudah, dan lengkap.         LOVIT dilengkapi belasan fitur yang memudahkan Peserta dalam mengakses kebutuhan kesehatannya seperti: Booking/pendaftaran layanan Klinik maupun layanan konsultasi Psikologi & Gizi Pengajuan Restitusi Online Pengajuan Obat Rutin Akses Program Promotif & Preventif (Pembinaan) Kesehatan Informasi terkait Layanan Yakes Informasi Kepesertaan faskes Yakes Update Data Peserta Riwayat Kesehatan Health Corner (untuk mengukur mandiri Indeks Massa Tubuh) Video Sehat Skrining Sehat Info Peta Layanan (untuk mencari lokasi Klinik atau apotik terdekat) Update info kesehatan terkini dan masih banyak lagi fitur-fitur lain yang masih dikembangkan untuk semakin melengkapi kebutuhan Peserta.  Inovasi pengembangan LOVIT terus dilakukan untuk mewujudkan One Stop Healthcare Solution yang lebih personal, terpantau, dan sesuai kebutuhan peserta.   Akses Cepat Melalui Contact Center dan WA Chat Peningkatan layanan juga kami terapkan pada layanan Contact Center (15000 22) dan WA Chat (0811 50 5000 22) yang terus membantu Peserta dalam mengakses layanan kesehatan Yakes Telkom secara cepat. Peserta yang memiliki pertanyaan, keluhan, atau membutuhkan bantuan terkait layanan Yakes (misal informasi layanan klinik, pengajuan restitusi online, layanan kepesertaan Yakes, dll) dapat menghubungi petugas Contact Center melalui telepon ataupun melalui chat WA sesuai dengan kenyamanan Peserta. Untuk memastikan Peserta terbantu setiap saat, petugas Contact Center selalu siaga merespon pertanyaan Peserta setiap hari (termasuk weekend) mulai pukul 6.00 s.d. 21.00 WIB.  Layanan Contact Center melalui WA Chat Kesya mencakup: Layanan Informasi Layanan Agent Selain melalui telepon maupun WA Chat, Peserta juga dapat mengajukan pertanyaan ke petugas Contact Center melalui akun resmi Yakes Telkom (@yakestelkom) di media sosial seperti Instagram, Facebook, serta email melalui website (yakestelkom.or.id) Homecare – Dekatkan layanan ke Peserta Tirah Baring Sebagai bentuk kepedulian terhadap peserta dengan keterbatasan mobilitas, Yakes menghadirkan layanan Homecare. Layanan ini memberikan perawatan lanjutan pasca rawat inap atau kunjungan rumah (Home Visit) bagi peserta tirah baring agar tetap terpantau kesehatannya dan memperoleh dukungan pemulihan yang optimal.

image-newest
Info Kesehatan

5 Kebiasaan Sederhana untuk Menjaga Kesehatan Mulut Senin, 03 November 2025 13:08 WIB Kesehatan mulut sering kali dianggap sepele, padahal perannya besar banget untuk tubuh secara keseluruhan. Mulut yang sehat bukan cuma soal gigi yang putih dan napas segar, tapi juga jadi tanda bahwa tubuh kita terjaga kesehatannya. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mulut yang buruk bisa berhubungan dengan berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, hingga infeksi. Jadi, yuk mulai perhatikan hal kecil yang bisa bantu menjaga kesehatan gigi dan mulut setiap hari! 1. Sikat Gigi Dua Kali Sehari dengan Cara yang Benar Kebiasaan ini memang sederhana, tapi masih banyak orang yang belum melakukannya dengan benar. Sikatlah gigi setidaknya dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Gunakan sikat berbulu lembut dan pasta gigi berfluoride untuk membersihkan plak serta mencegah gigi berlubang. 2. Bersihkan Sela Gigi Setiap Hari Sisa makanan sering kali menempel di antara gigi dan tidak terjangkau oleh sikat biasa. Gunakan benang gigi (floss) atau interdental brush untuk membersihkan sela-sela gigi setiap hari. Langkah ini membantu mencegah plak menumpuk, yang bisa menyebabkan radang gusi (gingivitis) dan bau mulut. Kalau belum terbiasa, bisa mulai perlahan misalnya satu kali sehari sebelum tidur malam. 3. Kumur Setelah Makan dan Minum Manis Kebiasaan kecil tapi ampuh! Setelah makan atau minum minuman manis, biasakan berkumur dengan air putih untuk membantu membersihkan sisa gula dan asam dari mulut. Langkah sederhana ini membantu mencegah gigi berlubang dan menjaga keseimbangan pH mulut. 4. Hindari Kebiasaan yang Bisa Merusak Gigi Beberapa kebiasaan sehari-hari ternyata bisa merusak gigi tanpa kita sadari seperti menggigit benda keras (es batu, pulpen), merokok, atau sering mengunyah makanan terlalu keras. Merokok, misalnya, bukan cuma bikin gigi menguning, tapi juga bisa meningkatkan risiko penyakit gusi dan kanker mulut. Kalau kamu pengguna gigi palsu, pastikan juga untuk membersihkannya setiap hari agar tidak menimbulkan iritasi atau infeksi di gusi. 5. Rutin Periksa ke Dokter Gigi Meski tidak terasa sakit, bukan berarti gigi dan mulut bebas masalah. Kemenkes RI menyarankan untuk periksa ke dokter gigi minimal dua kali dalam setahun agar masalah kecil bisa terdeteksi sebelum menjadi serius. Pemeriksaan rutin ini juga penting untuk memastikan gigi palsu atau tambalan tetap berfungsi dengan baik. Mulut Sehat, Hidup Jadi Lebih Nyaman Menjaga kesehatan mulut tidak harus ribet. Dengan kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi rutin, membersihkan sela, dan periksa ke dokter secara berkala, kamu sudah berinvestasi untuk kesehatan jangka panjang. Mulut yang sehat bukan hanya membuat kamu percaya diri saat tersenyum, tapi juga membantu menjaga kesehatan seluruh tubuh. Yuk, mulai rawat mulutmu hari ini karena senyum sehat adalah awal dari hidup yang lebih bahagia!

image-newest
Info Kesehatan

Tips Mencegah Osteoporosis pada Usia Lanjut Selasa, 28 Oktober 2025 09:14 WIB Semakin bertambah usia, tubuh kita mengalami banyak perubahan salah satunya adalah berkurangnya kepadatan tulang. Kondisi ini disebut osteoporosis, yaitu ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah, bahkan hanya karena jatuh ringan atau gerakan kecil. Meski sering dianggap bagian alami dari penuaan, sebenarnya osteoporosis bisa dicegah dengan gaya hidup sehat sejak dini. Apa Itu Osteoporosis dan Siapa yang Berisiko? Menurut World Health Organization (WHO), osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan kerusakan struktur jaringan tulang, yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan mudah retak. Sementara Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita setelah menopause karena menurunnya kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang. Tapi jangan khawatir, dengan kebiasaan yang tepat, kita bisa memperlambat proses pengeroposan tulang dan menjaga tulang tetap kuat hingga usia lanjut. 1. Cukupi Asupan Kalsium dan Vitamin D Kalsium adalah “bahan bakar utama” bagi tulang. Sedangkan Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dengan lebih baik. Keduanya bisa diperoleh dari sumber alami seperti: Susu dan produk olahannya (yogurt, keju) Ikan berlemak seperti salmon dan sarden Tahu, tempe, serta sayuran hijau seperti bayam atau brokoli Sinar matahari pagi, cukup berjemur 10–15 menit setiap hari Menurut rekomendasi Kemenkes RI, orang dewasa dan lansia membutuhkan sekitar 1000–1200 mg kalsium per hari untuk menjaga tulang tetap kuat. 2. Rutin Bergerak dan Berolahraga Aktivitas fisik yang teratur membantu memperkuat otot sekaligus menstimulasi pertumbuhan tulang baru. Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau senam lansia sangat dianjurkan. WHO merekomendasikan lansia untuk melakukan aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit per minggu, termasuk latihan keseimbangan agar mengurangi risiko jatuh. Jadi, meski sudah tidak muda lagi, gerak tubuh tetap penting! 3. Hindari Rokok dan Batasi Konsumsi Alkohol Merokok bisa mengganggu penyerapan kalsium dan menurunkan kadar estrogen pada wanita. Sementara konsumsi alkohol berlebihan dapat mempercepat hilangnya massa tulang. Menjauhi dua hal ini bukan hanya baik untuk tulang, tapi juga untuk jantung dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. 4. Jaga Pola Makan Seimbang Selain kalsium dan vitamin D, tubuh juga membutuhkan nutrisi lain seperti magnesium, protein, dan fosfor. Pastikan piring makan selalu berisi makanan bervariasi: karbohidrat, lauk berprotein, sayur, buah, dan sumber lemak sehat seperti kacang atau alpukat.  5. Waspadai Risiko Jatuh Bagi lansia, jatuh bisa menyebabkan cedera serius bahkan patah tulang panggul. Beberapa langkah sederhana untuk mencegahnya antara lain: Pastikan pencahayaan di rumah cukup terang Gunakan alas kaki yang tidak licin Hindari karpet atau benda berserakan di lantai Pegangan tangan di kamar mandi bisa sangat membantu

image-newest
Info Kesehatan

Duduk Terlalu Lama Bisa Sebabkan Penyakit? Ini Faktanya! Senin, 27 Oktober 2025 08:26 WIB Pernah nggak merasa pegal, lelah, atau kaku setelah duduk terlalu lama di depan laptop atau TV? Nah, ternyata bukan cuma rasa pegal yang jadi masalah. Menurut berbagai penelitian, terlalu lama duduk bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, lho! Kebiasaan duduk berjam-jam tanpa banyak bergerak disebut juga “sedentary lifestyle”, atau gaya hidup minim aktivitas fisik. Meskipun terlihat sepele, dampaknya bisa besar bagi kesehatan tubuh, terutama bagi karyawan kantor dan lansia yang lebih banyak beraktivitas sambil duduk. Apa yang Terjadi Saat Kita Terlalu Lama Duduk? Menurut World Health Organization (WHO), kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya risiko penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes tipe 2, dan obesitas. Bahkan, WHO menyebut gaya hidup pasif menyebabkan sekitar 2 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI juga mengingatkan bahwa duduk terlalu lama bisa memperlambat metabolisme tubuh, menurunkan sirkulasi darah, serta menyebabkan otot melemah karena jarang digunakan. Tubuh manusia pada dasarnya didesain untuk bergerak. Saat duduk terlalu lama, otot kaki berhenti bekerja, pembakaran kalori melambat, dan tekanan pada tulang belakang meningkat. Akibatnya, bisa muncul berbagai masalah kesehatan, mulai dari nyeri punggung hingga penyakit jantung. Dampak Buruk dari Duduk Terlalu Lama Risiko Penyakit Jantung Meningkat, Duduk dalam waktu lama membuat aliran darah menjadi lambat. Ini bisa menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta stroke. Gangguan Gula Darah dan Obesitas, Saat tubuh pasif, proses pembakaran kalori melambat. Akibatnya, kadar gula darah bisa meningkat dan berat badan naik secara perlahan. Nyeri Punggung dan Leher, Posisi duduk yang tidak ideal misalnya membungkuk di depan layar, bisa memberi tekanan berlebih pada tulang belakang dan otot leher. Masalah Mental dan Suasana Hati, Kurang bergerak juga bisa berdampak pada kesehatan jiwa. Beberapa studi menunjukkan bahwa duduk terlalu lama berhubungan dengan meningkatnya risiko stres dan depresi. Bagaimana Cara Mengatasinya? Tenang, kamu nggak harus langsung jadi atlet untuk memperbaiki kebiasaan ini. Kuncinya ada pada bergerak secara rutin di sela waktu duduk. Beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba: Bangun dan peregangan setiap 30–60 menit, Cukup berdiri, jalan sebentar, atau regangkan tangan dan kaki. Gunakan tangga daripada lift, Gerakan kecil seperti ini membantu melancarkan sirkulasi darah. Lakukan peregangan ringan di meja kerja, Misalnya memutar bahu, menunduk perlahan, atau berdiri sambil menarik napas dalam. Jalan kaki setelah makan siang, Selain membantu pencernaan, ini juga menstabilkan kadar gula darah. Batasi waktu duduk di luar jam kerja, Saat di rumah, coba ganti waktu menonton TV dengan berjalan santai atau berkebun. Bergeraklah, Sekecil Apa Pun Itu Tidak ada salahnya bekerja atau bersantai sambil duduk, tapi tubuh tetap perlu diajak aktif bergerak. Dengan menambah sedikit aktivitas setiap hari seperti berjalan ke dapur, naik tangga, atau sekadar berdiri sejenak kamu sudah membantu tubuhmu tetap sehat. Yuk mulai kebiasaan baru gerak setiap jam! Karena menjaga kesehatan tidak selalu tentang olahraga berat cukup dengan “lebih sering berdiri dan lebih sering bergerak.”

Info Terpopuler

image-popular
Info Korporasi

Digitalisasi Klinik Percetakan Negara, Terobosan Baru dalam Pelayanan Rabu, 16 Desember 2020 03:29 WIB Jakarta – Sebagai implementasi dari pemanfaatan teknologi dalam program POT CINTA, Yakes Telkom meresmikan Yakes Fitness Center yang telah direnovasi serta Digitalisasi Klinik Percetakan Negara di Jalan Percetakan Negara, Jakarta pada Kamis sore lalu(12/11). Upaya digitalisasi setiap program dan layanan Yakes ini ditujukan untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan layanan sesuai dengan visi TelkomGroup, menjadi digital telco untuk memajukan masyarakat. Kegiatan launching dimulai dengan pemotongan pita secara simbolik oleh Afriwandi, selaku Direktur Human Capital Management TelkomGroup sebagai tanda peresmian dibukanya Yakes Fitness Center dan Digitalisasi Klinik Percetakan Negara. Dalam sambutannya, Afriwandi mengapresiasi kinerja Yakes Telkom dalam meningkatkan customer experience, khususnya memasukkan unsur digital dalam pelayanannya. “Yakes kini sudah berubah menjadi lebih baik, saya yakin kedepannya pasti bisa meningkatkan sistemnya lagi. Apalagi saya dengar citra Yakes Telkom di pelanggan itu positif, itu sangat bagus. Dengan begitu, citra Telkom pun akan ikut menjadi baik”, jelas Afriwandi. Pada kesempatan ini T.Zilmahram selaku Direktur Utama Yakes Telkom memaparkan sekilas tentang jejak langkah Yakes Telkom dalam mewujudukan visi menjadi institusi terbaik di Indonesia dalam mengelola layanan kesehatan berbasis managed care dan teknologi digital terkini. “Saat ini Yakes memiliki program-program POT CINTA untuk menjadi layanan yang lebih proaktif dalam melayani pelanggan. Seperti Sabaya, Yakin, Taman Sehati, Seharum, Kopi Cinta, Digikes, Café Poci, Kozi, Courtesy serta adanya dashboard secara realtime mengenai informasi covid di Telkom Group dan dashboard mengenai informasi investasi” jelas Zil. Kepala Area II Yakes Telkom, Anastasia Muriani juga turut menjelaskan mengenai pelayanan di Klinik Percetakan Negara yang kini semuanya sudah berbasis digital, mulai dari screening hingga konsultasi dengan dokter. “Klinik PN ini akan tetap menjalankan protokol COVID, pengukuran suhu tubuhnya sudah menggunakan thermoscan, tidak lagi memakai thermometer yang ‘ditembakkan’ ke dahi. Kemudian sebelum masuk ke poliknlik, pelanggan akan melakukan triase covid terlebih dahulu melalui website yang telah kami siapkan” jelas Anas. Bagi pelanggan yang ingin mengunjungi Poliklinik Percetakan Negara, lanjut Anas, bisa menggunakan Yakes Mobile untuk menentukan jadwal konsultasi, supaya tidak harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan dari dokter. Anas juga menambahkan ragam layanan yang tersedia di Poliklinik Percetakan Negara. “Disini itu nanti ada layanan restitusi secara online, ada Café Poci yaitu café yang menyediakan makanan dan minuman bergizi untuk para pelanggan kita, serta taman sehati” pungkasnya. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan penandatangan prasasti secara simbolik oleh DirHCM. Semoga Yakes Telkom bisa semakin lebih baik lagi ke depannya.***dv    

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/