• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Waspadai Gejala Awal Penyakit Jantung Sebelum Terlambat Senin, 22 Desember 2025 08:23 WIB Penyakit jantung sering dijuluki “silent killer” karena gejalanya di tahap awal bisa sangat samar, sehingga mudah diabaikan. Padahal, mengenali tanda-tanda awal penting agar tindakan pencegahan atau pengobatan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif. Berikut adalah gejala-gejala yang sering luput dari perhatian namun patut dicurigai sebagai indikasi masalah jantung: Gejala-gejala yang Sering Diabaikan Rasa Tidak Nyaman atau Tekanan di Dada Rasa seperti ditekan, diremas, atau seperti ada beban di dada bisa menjadi sinyal awal masalah jantung. Gejala ini kadang diartikan sebagai gangguan pencernaan atau masuk angin oleh banyak orang.   Nyeri Menjalar ke Bagian Tubuh Lain Nyeri bisa menyebar ke lengan, bahu, punggung, leher, atau rahang. Ini sering terjadi terutama saat penyakit jantung koroner progresif.   Sesak Napas Bila jantung tidak mampu memompa darah secara efisien, cairan bisa menumpuk di paru-paru, memicu kesulitan bernapas, bahkan dalam aktivitas ringan atau saat berbaring.   Kelelahan Berlebihan Tanpa Sebab Jelas Tubuh sering terasa sangat lelah meski tidak melakukan aktivitas berat. Kondisi ini muncul karena organ tubuh tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi yang optimal akibat kerja jantung yang terganggu.   Pembengkakan di Kaki, Pergelangan Kaki, atau Perut Cairan yang tidak dapat dibuang secara efektif bisa mengendap di jaringan dan menyebabkan edema, yang sering muncul di tungkai atau perut.   Pusing atau Pingsan Mendadak Gangguan aliran darah ke otak bisa memicu kondisi seperti kepala ringan, pusing, atau bahkan kehilangan kesadaran.   Detak Jantung Tidak Teratur (Palpitasi / Aritmia) Sensasi jantung “berdebar”, melompat, terlalu cepat atau lambat bisa menjadi pertanda bahwa sistem listrik jantung mengalami gangguan.   Keringat Dingin Keringat dingin yang muncul tiba-tiba, terutama ketika disertai dengan nyeri dada dan sesak napas, bisa mengindikasikan terjadinya serangan jantung.   Batuk yang Tak Kunjung Sembuh / Berlebihan Batuk kronis, terutama yang disertai dahak berbusa atau kemerahan, mungkin terkait dengan gagal jantung di mana cairan dari jantung bocor ke paru-paru.   Mendengkur Keras (Sleep Apnea Tersembunyi) Mendengkur parah dan sleep apnea bisa menjadi faktor risiko jantung yang tersembunyi. Kondisi ini memicu stres pada sistem pernapasan dan jantung. Mengapa Penting untuk Tanggap Dini? Mengabaikan gejala ringan bisa menyebabkan kondisi memburuk secara perlahan, hingga muncul komplikasi serius seperti serangan jantung mendadak atau gagal jantung. Dengan deteksi dini: Penanganan bisa dilakukan dengan intervensi minimal Risiko komplikasi dapat ditekan Kualitas hidup penderita bisa dijaga lebih baik Siapa yang Lebih Berisiko? Beberapa faktor yang meningkatkan kecenderungan mengalami penyakit jantung antara lain: Usia (pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun) Riwayat keluarga penyakit jantung Gaya hidup kurang sehat: merokok, pola makan tinggi lemak/gula/garam, kurang aktivitas fisik, stres kronis Penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi Langkah Pencegahan dan Tindakan yang Dapat Dilakukan Gaya hidup sehat Konsumsi makanan seimbang (sayur, buah, biji-bijian, protein rendah lemak), kurangi garam/lemak jenuh/gula, hentikan merokok, batasi alkohol, dan kelola stres.   Aktivitas fisik rutin Lakukan olahraga ringan hingga moderat minimal 30 menit per hari (misalnya jalan cepat, bersepeda, senam) secara konsisten.   Manajemen penyakit penyerta Kontrol tekanan darah, gula darah, dan kolesterol sesuai anjuran medis. Terapis sesuai kebutuhan.   Cek kesehatan secara rutin Pemeriksaan seperti EKG, ekokardiografi, tes darah kolesterol/gula, tekanan darah, dan konsultasi ke dokter spesialis jantung bila ada keluhan.   Segera konsultasi dokter bila gejala muncul Jangan meremehkan gejala-gejala di atas. Bila Anda mengalami satu atau lebih dengan frekuensi atau intensitas yang meningkat, segera periksakan diri ke dokter jantung. Menjaga kesehatan jantung bukan hanya soal menghindari penyakit, tapi juga tentang mencintai diri sendiri dengan menjalani gaya hidup yang seimbang. Jangan tunggu sampai gejala muncul baru bertindak. Mulai sekarang, perhatikan sinyal tubuhmu dan lakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan jantung tetap sehat dan kuat.

image-newest
Info Kesehatan

Manfaat Omega-3 untuk Tubuh: Menjaga Jantung, Mata, dan Banyak Fungsi Lainnya Kamis, 11 Desember 2025 13:19 WIB Asam lemak omega-3 adalah jenis lemak sehat yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga perlu diperoleh dari luar melalui makanan. Omega-3 memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan terutama untuk jantung, mata, dan sistem saraf.  Berikut ringkasan manfaat utama dan cara optimal mengonsumsinya: Manfaat Utama Omega-3 Menjaga kesehatan jantung Omega-3 membantu menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar trigliserida, memperlambat pembentukan plak pada arteri, dan meningkatkan fungsi pembuluh darah. Semua ini dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Menunjang ketajaman mata & kesehatan retina Omega-3 terutama DHA (docosahexaenoic acid) berperan besar dalam menjaga kesehatan retina mata. Konsumsi cukup omega-3 dapat membantu mencegah degenerasi makula terkait usia dan menjaga penglihatan tetap baik. Memperkuat tulang dan sendi Dengan membantu mengurangi peradangan (inflamasi) dalam tubuh, omega-3 juga berdampak positif pada kesehatan sendi. Ini bisa membantu meredakan nyeri sendi dan menjaga kepadatan tulang. Mendukung fungsi otak & sistem saraf Otak sangat bergantung pada asam lemak omega-3 untuk pertumbuhan dan regenerasi sel-sel saraf. Asupan yang baik bisa menunjang daya ingat, konsentrasi, hingga mood yang seimbang. Menjaga kulit tetap sehat Omega-3 dapat mendukung kelembapan kulit, mengurangi kekeringan dan iritasi, serta membantu memperbaiki kulit yang terpapar stres atau polusi. Menunjang fungsi sistem kekebalan tubuh Karena sifat anti-inflamasinya, omega-3 mendukung respons imun tubuh terhadap infeksi dan menjaga keseimbangan sistem imun. Mendukung kesehatan mental & suasana hati Kajian menunjukkan bahwa omega-3 bisa membantu mengurangi depresi dan kecemasan ringan dengan memengaruhi transmisi saraf dan peradangan di otak.  Cara Mendapatkan Omega-3 dari Makanan Untuk memaksimalkan manfaatnya, berikut beberapa tips konsumsi omega-3: Konsumsi ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, tuna, dan ikan laut dalam lainnya setidaknya 2–3 kali per minggu. Sumber nabati: biji chia, biji rami (flaxseed), kenari, dan minyak kanola bisa menjadi alternatif omega-3 dari tumbuhan. Suplementasi: bila sulit mendapatkan omega-3 dari makanan, suplemen minyak ikan atau minyak alga bisa dipertimbangkan tapi sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter atau ahli gizi. Pastikan keseimbangan ω-3 terhadap ω-6: konsumsi lemak omega-6 (misalnya dari minyak nabati) tidak berlebihan agar efek anti-inflamasi omega-3 tetap optimal. Tips Aman dan Efektif Mengonsumsi Omega-3 Asupan omega-3 tinggi bukan pengganti pengobatan medis, khususnya bagi penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau kondisi kronis lainnya. Sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli gizi sebelum mulai konsumsi suplemen, terutama bila Anda sedang menggunakan obat pengencer darah atau memiliki kondisi medis tertentu. Efek omega-3 akan lebih optimal bila didukung pola hidup sehat: aktivitas fisik teratur, tidak merokok, tidur cukup, dan pengelolaan stres. Omega-3 bukan sekadar “lemak baik”, melainkan kunci penting dalam menjaga kesehatan jantung, mata, otak, dan sistem tubuh lainnya. Dengan mengonsumsinya secara cukup melalui diet seimbang, Anda memberi tubuh banyak “proteksi alami” terhadap penyakit. Sehat itu dimulai dari dalam, mari lengkapi hidup Anda dengan “lemak baik” yang bekerja untuk Anda.

image-newest
Info Kesehatan

Waspada Blue Light: Bahaya Layar Gadget buat Mata Kamu Rabu, 10 Desember 2025 09:00 WIB Di zaman sekarang, gadget kayak HP, tablet, laptop jadi sahabat sejati. Tapi, tahukah kamu kalau layar-layar itu memancarkan blue light (cahaya biru) yang bisa berdampak buruk ke mata? Yuk, kita bahas dampak-dampaknya dan gimana cara melindungi mata supaya tetap sehat. Apa Itu Blue Light? Blue light adalah jenis cahaya dengan panjang gelombang pendek (~415–455 nm) yang menyimpan energi cukup tinggi. Karena gelombangnya pendek, cahaya ini cenderung ‘menyebar’ dalam mata dan sulit untuk difokuskan. Sumbernya gak cuma gadget, loh. Matahari adalah sumber blue light terbesar. Gadget, lampu LED, dan layar digital juga ikut menyumbang paparan blue light yang kita hadapi setiap hari. Dampak Blue Light ke Kesehatan Mata Paparan blue light yang terlalu lama bisa memunculkan beberapa gangguan pada mata dan kesehatan tubuh secara umum. Berikut beberapa efek yang patut kamu waspadai: 1. Mata Cepat Lelah & Kering Layar yang memancarkan blue light menyebar dan membuat mata sulit mempertahankan fokus. Otot mata harus bekerja ekstra keras supaya tetap “nyaman” melihat layar. Selain itu, saat kita konsentrasi menatap layar, kita cenderung lebih jarang berkedip, sehingga permukaan mata bisa jadi kering.  Gejala yang muncul bisa berupa mata kering, pandangan kabur, mata terasa panas, bahkan kedutan pada kelopak mata. 2. Ganggu Pola Tidur (Ritme Sirkadian) Saat malam hari kamu terus menatap layar gadget, blue light bisa menekan produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh mengenali kapan waktu tidur. Akibatnya, jam biologis (ritme sirkadian) jadi “kacau” dan kamu bisa susah tidur atau pola tidur jadi tidak teratur 3. Risiko Kerusakan Retina & Degenerasi Makula Paparan blue light dalam jangka panjang diduga bisa merusak jaringan retina. Ini bisa berujung pada degenerasi makula, yaitu kerusakan area tengah retina yang sangat penting untuk penglihatan tajam. Penelitian juga menunjukkan adanya korelasi antara paparan cahaya biru dan risiko AMD (age-related macular degeneration).  4. Risiko Katarak & Masalah Lensa Lensa mata berfungsi menyaring cahaya sebelum mencapai retina. Tapi, paparan cahaya biru yang terus-menerus bisa membuat lensa jadi keruh atau berubah sifatnya, yang dalam jangka panjang meningkatkan risiko katarak.  5. Dampak Lainnya: Kelelahan Tubuh, Sakit Kepala Efek dari blue light gak cuma di mata. Banyak orang melaporkan sakit kepala, pusing, atau rasa pegal di leher dan pundak karena sering menatap layar terlalu lama.  Gimana Cara Melindungi Mata dari Efek Buruk Blue Light? Tenang, kamu gak harus berhenti pakai gadget. Tapi ada beberapa strategi sederhana yang bisa kamu terapkan supaya mata tetap sehat: Gunakan aturan 20-20-20: setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan ke objek sejauh ±6 meter selama ±20 detik. Aktifkan mode malam (night mode) atau blue light filter di perangkatmu agar emisi cahaya biru dikurangi di malam hari. Gunakan kacamata dengan lensa anti-blue light (jika diperlukan) supaya sebagian blue light disaring sebelum mencapai mata. Batasi penggunaan gadget, terutama menjelang waktu tidur. Matikan atau jauhkan perangkat digital minimal 1–2 jam sebelum tidur. Pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang tepat (tidak terlalu gelap atau terlalu terang) agar mata tidak “dipaksa” bekerja keras. Rutin istirahatkan mata dan berkedip lebih sering agar permukaan mata tetap lembab. Bila merasa mata sangat terganggu, periksa ke dokter mata untuk evaluasi lebih lanjut dan rekomendasi penanganan. Mata kita bagian dari aset utama untuk beraktivitas. Blue light memang tidak bisa dihindari sepenuhnya di era digital, tapi dengan kebiasaan bijak dan proteksi sederhana, kita bisa meminimalkan dampaknya.

image-newest
Info Kesehatan

Waspadai Gejala Awal Penyakit Jantung Sebelum Terlambat Senin, 08 Desember 2025 08:35 WIB Penyakit jantung sering dijuluki “silent killer” karena gejalanya di tahap awal bisa sangat samar, sehingga mudah diabaikan. Padahal, mengenali tanda-tanda awal penting agar tindakan pencegahan atau pengobatan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif. Berikut adalah gejala-gejala yang sering luput dari perhatian namun patut dicurigai sebagai indikasi masalah jantung: Gejala-gejala yang Sering Diabaikan Rasa Tidak Nyaman atau Tekanan di Dada Rasa seperti ditekan, diremas, atau seperti ada beban di dada bisa menjadi sinyal awal masalah jantung. Gejala ini kadang diartikan sebagai gangguan pencernaan atau masuk angin oleh banyak orang. Nyeri Menjalar ke Bagian Tubuh Lain Nyeri bisa menyebar ke lengan, bahu, punggung, leher, atau rahang. Ini sering terjadi terutama saat penyakit jantung koroner progresif. Sesak Napas Bila jantung tidak mampu memompa darah secara efisien, cairan bisa menumpuk di paru-paru, memicu kesulitan bernapas, bahkan dalam aktivitas ringan atau saat berbaring. Kelelahan Berlebihan Tanpa Sebab Jelas Tubuh sering terasa sangat lelah meski tidak melakukan aktivitas berat. Kondisi ini muncul karena organ tubuh tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi yang optimal akibat kerja jantung yang terganggu. Pembengkakan di Kaki, Pergelangan Kaki, atau Perut Cairan yang tidak dapat dibuang secara efektif bisa mengendap di jaringan dan menyebabkan edema, yang sering muncul di tungkai atau perut. Pusing atau Pingsan Mendadak Gangguan aliran darah ke otak bisa memicu kondisi seperti kepala ringan, pusing, atau bahkan kehilangan kesadaran. Detak Jantung Tidak Teratur (Palpitasi / Aritmia) Sensasi jantung “berdebar”, melompat, terlalu cepat atau lambat bisa menjadi pertanda bahwa sistem listrik jantung mengalami gangguan. Keringat Dingin Keringat dingin yang muncul tiba-tiba, terutama ketika disertai dengan nyeri dada dan sesak napas, bisa mengindikasikan terjadinya serangan jantung. Batuk yang Tak Kunjung Sembuh / Berlebihan Batuk kronis, terutama yang disertai dahak berbusa atau kemerahan, mungkin terkait dengan gagal jantung di mana cairan dari jantung bocor ke paru-paru. Mendengkur Keras (Sleep Apnea Tersembunyi) Mendengkur parah dan sleep apnea bisa menjadi faktor risiko jantung yang tersembunyi. Kondisi ini memicu stres pada sistem pernapasan dan jantung. Mengapa Penting untuk Tanggap Dini? Mengabaikan gejala ringan bisa menyebabkan kondisi memburuk secara perlahan, hingga muncul komplikasi serius seperti serangan jantung mendadak atau gagal jantung. Dengan deteksi dini: Penanganan bisa dilakukan dengan intervensi minimal Risiko komplikasi dapat ditekan Kualitas hidup penderita bisa dijaga lebih baik Siapa yang Lebih Berisiko? Beberapa faktor yang meningkatkan kecenderungan mengalami penyakit jantung antara lain: Usia (pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun) Riwayat keluarga penyakit jantung Gaya hidup kurang sehat: merokok, pola makan tinggi lemak/gula/garam, kurang aktivitas fisik, stres kronis Penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi Langkah Pencegahan dan Tindakan yang Dapat Dilakukan Gaya hidup sehat Konsumsi makanan seimbang (sayur, buah, biji-bijian, protein rendah lemak), kurangi garam/lemak jenuh/gula, hentikan merokok, batasi alkohol, dan kelola stres. Aktivitas fisik rutin Lakukan olahraga ringan hingga moderat minimal 30 menit per hari (misalnya jalan cepat, bersepeda, senam) secara konsisten. Manajemen penyakit penyerta Kontrol tekanan darah, gula darah, dan kolesterol sesuai anjuran medis. Terapis sesuai kebutuhan. Cek kesehatan secara rutin Pemeriksaan seperti EKG, ekokardiografi, tes darah kolesterol/gula, tekanan darah, dan konsultasi ke dokter spesialis jantung bila ada keluhan. Segera konsultasi dokter bila gejala muncul Jangan meremehkan gejala-gejala di atas. Bila Anda mengalami satu atau lebih dengan frekuensi atau intensitas yang meningkat, segera periksakan diri ke dokter jantung. Menjaga kesehatan jantung bukan hanya soal menghindari penyakit, tapi juga tentang mencintai diri sendiri dengan menjalani gaya hidup yang seimbang. Jangan tunggu sampai gejala muncul baru bertindak. Mulai sekarang, perhatikan sinyal tubuhmu dan lakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan jantung tetap sehat dan kuat.

image-newest
Info Kesehatan

Kenali Lemak Baik dan Lemak Jahat dalam Makanan Harian Selasa, 02 Desember 2025 08:32 WIB Selama ini, lemak sering dianggap musuh utama kesehatan. Padahal, tidak semua lemak itu jahat, lho! Tubuh kita justru membutuhkan lemak dalam jumlah yang cukup untuk menjaga energi, mendukung kerja otak, dan menyerap vitamin seperti A, D, E, dan K. Namun, kuncinya ada pada jenis lemak yang dikonsumsi. Menurut World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), ada dua kelompok besar lemak yang perlu kita kenali: lemak baik dan lemak jahat. Yuk, kita bahas satu per satu supaya nggak salah pilih makanan! Lemak Baik: Sahabat Jantung dan Otak Lemak baik atau lemak tak jenuh berperan penting dalam menjaga kadar kolesterol normal dan menurunkan risiko penyakit jantung. Jenis lemak ini bisa ditemukan pada bahan makanan alami, terutama dari tumbuhan dan ikan. Beberapa contoh sumber lemak baik: Alpukat, kacang almond, dan kacang kenari Minyak zaitun, minyak kanola, dan minyak biji bunga matahari Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden (kaya akan omega-3) Menurut WHO, konsumsi lemak tak jenuh dalam porsi seimbang dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan membantu melindungi pembuluh darah dari penyumbatan. Lemak Jahat: Si Terselubung yang Perlu Diwaspadai Lemak jahat adalah lemak jenuh dan lemak trans yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan memicu penyakit jantung, stroke, serta obesitas. Jenis lemak ini banyak ditemukan dalam makanan olahan, gorengan, dan makanan cepat saji. Contoh sumber lemak jahat yang sebaiknya dibatasi: Makanan cepat saji seperti burger dan ayam goreng Kue, biskuit, dan makanan kemasan tinggi mentega atau margarin Daging olahan seperti sosis dan daging asap WHO menyarankan agar asupan lemak jenuh tidak melebihi 10% dari total energi harian, dan lemak trans kurang dari 1%. Sementara itu, Kemenkes RI mengingatkan bahwa konsumsi lemak jahat berlebihan bisa mempercepat proses penyempitan pembuluh darah. Keseimbangan adalah Kunci Kuncinya bukan menghilangkan lemak sama sekali, tapi memilih jenis lemak yang tepat dan menjaga porsinya. Gunakan minyak zaitun atau minyak jagung untuk memasak, hindari menggoreng berulang kali, dan biasakan makan ikan dua kali seminggu. Coba juga pola makan seperti “isi piringku” dari Kemenkes RI, yang menekankan keseimbangan antara karbohidrat, protein, sayur, buah, dan lemak sehat dalam satu porsi makan. Lemak bukan musuh, asal kamu tahu cara memilihnya. Dengan membatasi lemak jahat dan memperbanyak lemak baik, tubuh akan tetap bertenaga, jantung lebih sehat, dan kolesterol tetap terkendali. Mulailah dari hal kecil  ganti gorengan dengan kacang panggang, pilih minyak sehat, dan jaga pola makan seimbang. Karena menjaga kesehatan itu bukan soal pantangan, tapi soal bijak dalam memilih.

image-newest
Info Kesehatan

Gula Tersembunyi di Makanan Sehari-hari Senin, 01 Desember 2025 08:57 WIB Kamu mungkin merasa tidak terlalu sering makan manis. Jarang minum teh manis, tidak suka permen, bahkan sudah mengurangi kue. Tapi, pernahkah kamu sadar kalau gula tetap bisa “menyelinap” ke dalam makananmu bahkan di menu yang tidak terasa manis? Menurut World Health Organization (WHO), konsumsi gula tambahan sebaiknya tidak lebih dari 10% total energi harian, atau sekitar 50 gram per hari untuk orang dewasa. Tapi kenyataannya, banyak orang tanpa sadar mengonsumsi lebih dari itu karena adanya gula tersembunyi di berbagai makanan olahan. 1. Roti dan Sereal Sarapan Meski tidak terasa manis, roti dan sereal kemasan sering kali mengandung tambahan gula agar rasanya lebih enak. Bahkan, produk yang diberi label “whole grain” atau “sehat” pun bisa mengandung gula tambahan di dalamnya. WHO mengingatkan, membaca label gizi sangat penting untuk mengenali kandungan gula dalam makanan sehari-hari. 2. Minuman Kemasan Jus buah kemasan, kopi instan, atau minuman berenergi bisa jadi “jebakan manis”. Meski terlihat segar dan praktis, satu botol jus bisa mengandung hingga 6–8 sendok teh gula, melebihi batas harian yang disarankan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, konsumsi gula berlebihan dari minuman manis dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. 3. Saus dan Bumbu Masak Saus tomat, saus sambal, bahkan kecap manis ternyata termasuk sumber gula tambahan yang sering terlupakan. Satu sendok makan saus bisa mengandung lebih dari 4 gram gula. Karena itu, penting untuk memperhatikan porsi penggunaan bumbu olahan dan sesekali menggantinya dengan bahan alami seperti rempah, cabai segar, atau perasan lemon untuk menambah rasa. 4. Camilan “Sehat” Banyak produk yang diklaim “low fat” atau “high fiber” justru punya kadar gula tinggi untuk menggantikan rasa dari lemak yang dikurangi. Misalnya granola bar, yogurt rasa buah, atau biskuit gandum. Kemenkes RI menyarankan untuk selalu memeriksa label “karbohidrat total” dan “gula” sebelum membeli produk kemasan agar tidak tertipu klaim kesehatan di bungkusnya. 5. Buah Kaleng dan Produk Olahan Buah Buah memang sehat, tapi buah kaleng sering direndam dalam sirup kental yang tinggi gula. Jika ingin konsumsi buah, sebaiknya pilih buah segar atau buah beku tanpa tambahan gula. Selain lebih sehat, kandungan serat alaminya juga membantu mengontrol kadar gula darah. Gula tidak selalu datang dari makanan manis. Ia bisa tersembunyi di makanan yang terlihat “biasa saja” seperti roti, saus, atau camilan. Kuncinya ada di membaca label kemasan dan membatasi makanan olahan. Mulailah dari langkah kecil: ganti minuman manis dengan air putih, kurangi saus olahan, dan pilih buah segar daripada makanan kemasan. Tubuhmu akan terasa lebih ringan, energi lebih stabil, dan risiko penyakit pun bisa ditekan.

image-newest
Info Kesehatan

Rahasia Tubuh Bugar Meski Banyak Duduk di Kantor Senin, 24 November 2025 09:16 WIB Bekerja di depan laptop selama berjam-jam sudah jadi rutinitas banyak orang, tapi tanpa disadari, kebiasaan duduk terlalu lama bisa memicu banyak masalah kesehatan mulai dari pegal, obesitas, hingga gangguan jantung. Menurut World Health Organization (WHO), kurang gerak atau sedentary lifestyle kini menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya penyakit tidak menular, seperti diabetes dan hipertensi. Namun, tubuh tetap bisa bugar meski pekerjaan menuntut duduk lama. Kuncinya ada pada aktivitas kecil yang konsisten di sela-sela jam kerja.  1. Bangun dan Bergerak Setiap 30 Menit Tubuh manusia tidak dirancang untuk duduk terlalu lama. WHO menyarankan agar setiap 30 menit, tubuh diberi kesempatan untuk bergerak entah itu berdiri, berjalan ke pantry, atau sekadar meregangkan otot. Gerakan kecil seperti ini membantu melancarkan sirkulasi darah, mencegah kekakuan sendi, dan menjaga otot tetap aktif. Menurut Kementerian Kesehatan RI, duduk lebih dari 6 jam per hari tanpa aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko gangguan metabolik dan nyeri punggung bawah. Jadi, jangan tunggu sampai pegal baru berdiri  jadikan bergerak singkat sebagai kebiasaan. 2. Cukup Minum Air, Jangan Tunggu Haus Kebugaran tidak hanya soal olahraga, tapi juga soal hidrasi. Ketika duduk terlalu lama, tubuh tetap kehilangan cairan melalui pernapasan dan keringat. Minum air secara rutin membantu menjaga konsentrasi, melancarkan metabolisme, dan mencegah rasa lelah berlebih. Kemenkes RI merekomendasikan untuk minum sekitar 2 liter air per hari, tergantung kebutuhan dan aktivitas. Tips sederhana,siapkan botol air di meja kerja agar kamu tidak lupa minum selama bekerja. 3. Lakukan Peregangan Ringan di Meja Kerja Tidak perlu ke gym untuk menjaga tubuh tetap aktif. Beberapa peregangan sederhana seperti memutar bahu, menundukkan kepala perlahan, atau merentangkan tangan ke atas bisa membantu mengendurkan otot yang tegang akibat posisi duduk statis. Menurut panduan WHO mengenai Physical Activity and Sedentary Behaviour, gerakan ringan selama beberapa menit saja sudah cukup membantu menjaga fleksibilitas dan mengurangi risiko nyeri leher dan punggung. 4. Pilih Camilan Sehat Salah satu kebiasaan yang sering muncul saat bekerja lama di depan layar adalah ngemil tanpa sadar. Padahal, camilan tinggi gula atau garam bisa menambah risiko berat badan naik dan menurunkan energi. Gantilah camilan dengan buah segar, kacang tanpa garam, atau yogurt rendah lemak agar energi tetap stabil tanpa “sugar crash”. 5. Jaga Postur Tubuh Postur duduk yang salah bisa membuat otot punggung dan leher cepat tegang. Usahakan duduk tegak, bahu rileks, dan pandangan sejajar dengan layar komputer. Gunakan kursi dengan sandaran yang nyaman dan hindari posisi membungkuk terlalu lama. Kemenkes RI juga menyarankan agar layar monitor sejajar dengan mata dan kaki menapak rata di lantai agar tulang belakang tidak terbebani. Tubuh bugar tidak hanya milik mereka yang rajin ke gym. Kamu yang bekerja di balik meja pun bisa tetap sehat asal tahu cara menjaga keseimbangan antara duduk dan bergerak. Mulailah dari hal sederhana: berdiri setiap 30 menit, banyak minum air, dan jaga postur tubuh. Tubuhmu akan berterima kasih nanti karena kesehatan bukan tentang banyak waktu, tapi tentang kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari.

Info Terpopuler

image-popular
Info Korporasi

Digitalisasi Klinik Percetakan Negara, Terobosan Baru dalam Pelayanan Rabu, 16 Desember 2020 03:29 WIB Jakarta – Sebagai implementasi dari pemanfaatan teknologi dalam program POT CINTA, Yakes Telkom meresmikan Yakes Fitness Center yang telah direnovasi serta Digitalisasi Klinik Percetakan Negara di Jalan Percetakan Negara, Jakarta pada Kamis sore lalu(12/11). Upaya digitalisasi setiap program dan layanan Yakes ini ditujukan untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan layanan sesuai dengan visi TelkomGroup, menjadi digital telco untuk memajukan masyarakat. Kegiatan launching dimulai dengan pemotongan pita secara simbolik oleh Afriwandi, selaku Direktur Human Capital Management TelkomGroup sebagai tanda peresmian dibukanya Yakes Fitness Center dan Digitalisasi Klinik Percetakan Negara. Dalam sambutannya, Afriwandi mengapresiasi kinerja Yakes Telkom dalam meningkatkan customer experience, khususnya memasukkan unsur digital dalam pelayanannya. “Yakes kini sudah berubah menjadi lebih baik, saya yakin kedepannya pasti bisa meningkatkan sistemnya lagi. Apalagi saya dengar citra Yakes Telkom di pelanggan itu positif, itu sangat bagus. Dengan begitu, citra Telkom pun akan ikut menjadi baik”, jelas Afriwandi. Pada kesempatan ini T.Zilmahram selaku Direktur Utama Yakes Telkom memaparkan sekilas tentang jejak langkah Yakes Telkom dalam mewujudukan visi menjadi institusi terbaik di Indonesia dalam mengelola layanan kesehatan berbasis managed care dan teknologi digital terkini. “Saat ini Yakes memiliki program-program POT CINTA untuk menjadi layanan yang lebih proaktif dalam melayani pelanggan. Seperti Sabaya, Yakin, Taman Sehati, Seharum, Kopi Cinta, Digikes, Café Poci, Kozi, Courtesy serta adanya dashboard secara realtime mengenai informasi covid di Telkom Group dan dashboard mengenai informasi investasi” jelas Zil. Kepala Area II Yakes Telkom, Anastasia Muriani juga turut menjelaskan mengenai pelayanan di Klinik Percetakan Negara yang kini semuanya sudah berbasis digital, mulai dari screening hingga konsultasi dengan dokter. “Klinik PN ini akan tetap menjalankan protokol COVID, pengukuran suhu tubuhnya sudah menggunakan thermoscan, tidak lagi memakai thermometer yang ‘ditembakkan’ ke dahi. Kemudian sebelum masuk ke poliknlik, pelanggan akan melakukan triase covid terlebih dahulu melalui website yang telah kami siapkan” jelas Anas. Bagi pelanggan yang ingin mengunjungi Poliklinik Percetakan Negara, lanjut Anas, bisa menggunakan Yakes Mobile untuk menentukan jadwal konsultasi, supaya tidak harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan dari dokter. Anas juga menambahkan ragam layanan yang tersedia di Poliklinik Percetakan Negara. “Disini itu nanti ada layanan restitusi secara online, ada Café Poci yaitu café yang menyediakan makanan dan minuman bergizi untuk para pelanggan kita, serta taman sehati” pungkasnya. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan penandatangan prasasti secara simbolik oleh DirHCM. Semoga Yakes Telkom bisa semakin lebih baik lagi ke depannya.***dv    

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/