Peringati Hari Demam Berdarah ASEAN, Mari Kenali Apa Itu Demam Berdarah Dengue
ASEAN menjadi organisasi pelopor atas penetapan Hari Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 15 Juni 2010. Penetapan ini berdasarkan pada Deklarasi Jakarta dalam melawan Demam Berdarah Dengue yang disepakati oleh 11 negara ASEAN dalam mempererat kerjasama dan komitmen regional dalam upaya pengendalian DBD.
Hari Demam Berdarah Dengue se-ASEAN ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya dari penyakit DBD secara berkelanjutan. Penyakit Demam Berdarah Dengue menjadi salah satu penyakit yang cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia, hal ini dikarenakan penyakit DBD dapat menular secara cepat akibat dari gigitan nyamuk yang menyebar sangat luas saat musim penghujan tiba. Sehingga masyarakat patut waspada terhadap penyebaran DBD.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus DBD kumulatif tercatat sebanyak 13.776 kasus DBD hingga 20 Februari 2022. Sementara, jumlah kematian akibat DBD sebanyak 145 kasus. Penyakit demam serius yang ditularkan oleh nyamuk betina Aedes Aegypti ini memiliki beberapa varian virus dengue, yang terbagi menjadi 4 yakni dikenal dengan serotipe DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.
Virus DENV yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti betina memiliki masa inkubasi seminggu, dimana periode waktu tersebutlah seseorang akan merasakan gejala-gejala dari penyakit DBD. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, gejala yang paling umum dari DBD adalah demam sepanjang hari dengan keadaan suhu tubuh yang naik turun disertai dengan perasaan nyeri pada beberapa bagian tubuh.
Namun untuk beberapa gejala DBD lainnya adalah sebagai berikut :
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tulang atau sendi
- Mual dan muntah
- Sakit di belakang mata
- Kelenjar bengkak
- Ruam
Fase demam berdarah biasa terjadi selama 2-7 hari, sementara untuk fase kritis berlangsung selama 24-48 jam setelahnya. Selanjutnya jika sudah melalui masa kritis maka akan dilanjut pada fase sembuh dan pemulihan.
Pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu :
- Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain
- Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan
- Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Selain dengan cara 3M, ada beberapa langkah pencegahan agar nyamuk Aedes Aegypti tidak bersarang di lingkungan kita, yaitu dengan cara :
- Memasang kelambu pada tempat tidur dan jendela, berguna untuk menghalangi nyamuk dari luar rumah masuk ke dalam rumah dan menggigit kita
- Bersihkan bak mandi rumah minimal seminggu sekali, agar nyamuk tidak bersarang di dalam rumah
- Memperbanyak konsumsi vitamin C agar memperkuat daya tahan tubuh, diiringi dengan olahraga dan menjalani gaya hidup sehat
- Memperoleh Vaksin Dengvaxia setelah berkonsultasi dengan dokter.
Melakukan pencegahan dengan menerapkan beberapa langkah diatas adalah salah satu hal yang terpenting dalam meminimalisir kemungkinan terpapar gejala demam berdarah dengue.
Baca juga : 4 Gerakan Untuk Atasi Nyeri Leher
0 Disukai
998 Kali Dibaca
Belum Ada Komentar