Dampak psikologis yang muncul dapat mempengaruhi keberhasilan terapi sehingga penting untuk mengenali gejala tersebut dan memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasinya.
-
Depresi
Depresi menjadi salah satu masalah psikologis yang paling umum terjadi pada penderita GGK. Beberapa penelitian menyebutkan adanya korelasi antara depresi dengan proses pengobatan, diantaranya kepatuhan pengobatan yang buruk serta tingkat kematian yang tinggi (Drayer et al., 2006; Kimmel et al., 1993). Seperti yang diketahui, GGK merupakan penyakit seumur hidup dengan proses pengobatan yang berkepanjangan. Adanya perasaan bahwa kondisi tersebut di luar kendali penderita dan persepsi bahwa penyakit ini merupakan penyakit mematikan adalah respon-respon yang tidak dapat dihindari oleh penderita. Selain itu, kurangnya dukungan sosial selama menjalani masa pengobatan juga dapat menjadi pencetus tambahan penderita mengalami depresi. -
Kecemasan
Ketidakpastian akan proses pengobatan yang akan dijalani dapat menimbulkan rasa cemas bagi penderita yang pada akhirnya berdampak pada kestabilan emosi. Kecemasan menjadi masalah psikologis yang umumnya muncul di awal proses hemodialisis. Tingkat kecemasan ini berkolerasi secara signifikan dengan usia dan adanya penyakit penyerta (komorbid), serta kecemasan umumnya ditemukan pada penderita yang memiliki nafsu makan buruk (Bossola et al., 2011). -
Kelelahan
Kelelahan merupakan gejala subjektif yang ditandai dengan kelemahan dan kurangnya energi. Kelelahan juga menjadi salah satu gejala umum yang dilaporkan oleh pasien yang melakukan hemodialisis dan berkisar 60% hingga 97% pasien mengalami keluhan ini (Jhamb et al., 2008). Penderita GGK, dilaporkan mengalami tingkat kelelahan yang tinggi dan seringkali tidak dapat melakukan aktivitas normal sehari-hari. Kondisi kelelahan ini lebih sering dilaporkan pada penderita yang telah menerima pengobatan lebih dari 2 tahun, dibandingkan dengan yang dirawat kurang dari 2 tahun (Letchmi et al., 2011). -
Penurunan Kualitas Hidup
Kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan merupakan pengukuran penting untuk melihat sejauh mana suatu penyakit mempengaruhi kehidupan penderita. Diantara berbagai dampak psikologis yang muncul, ketidakpastian tentang masa depan dan menurunnya energi menjadi kontribusi terbesar menurunnya kualitas hidup pada penderita. Oleh karena itu, deteksi dini terhadap GGK serta identifikasi awal terhadap gejala psikologis yang ditimbulkan menjadi isu penting untuk membentuk kualitas hidup yang baik. Peningkatan kualitas hidup dikatakan berkorelasi terhadap tingginya self-esteem (rasa keberhargaan diri) serta berkurangnya gangguan mood ketika melewati masa perawatan (Wolcott et al., 1988).
Cognitive Behavior Therapy (CBT)
Salah satu psikoterapi yang populer untuk mengelola dampak psikologis pada penderita GGK adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT). CBT didasarkan pada asumsi bahwa "pikiran otomatis" yang disfungsional dalam menanggapi suatu situasi dapat menghasilkan perasaan serta perilaku negatif yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan psikologis yang berat pada seseorang.
Pendampingan pengobatan oleh Psikolog akan membantu penderita dalam menangani dampak psikologis yang ditimbulkan dari pengobatan medis. Fokus utama psikoterapi ini yaitu mengubah disfungsi pada pikiran otomatis yang nantinya dapat berpengaruh pada peningkatan kondisi klinis penderita. Duarte et al. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penderita yang menerima CBT selama kurang lebih 3 bulan efektif dalam mengurangi depresi serta meningkatkan kualitas hidup. Terkelolanya kondisi psikologis ini tentunya memberikan pengaruh baik terhadap proses pengobatan medis yang dilakukan.
Dukungan Sosial
Dukungan sosial menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh penderita dalam proses pengobatannya. Adanya dukungan sosial dapat mengurangi gangguan emosi yang sering muncul pada penderita sehingga penderita tidak merasa sendiri dalam melewati proses pengobatannya.
Belum Ada Komentar