Tindakan perawatan gigi apapun yang akan dilakukan pada penderita GGK, perlu dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter umum atau dokter spesialis yang merawatnya. Ini penting diketahui penderita GGK, agar sejak awal dapat mengelola waktu pertemuannya dengan dokter gigi sebaik mungkin, karena bisa jadi perawatan gigi dilakukan dalam beberapa kali pertemuan, dan diawali dengan konsultasi ke dokter umum atau dokter spesialis yang merawatnya.
Perawatan gigi yang dilakukan pada penderita GGK tergantung dari tahap penyakit ginjal dan status klinisnya:
- Penderita GGK dengan Perawatan Medis Konservatif
Penderita GGK mengonsumsi obat–obatan rutin untuk penyakit ginjalnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan gigi adalah:- Monitoring tekanan darah. Penderita GGK biasanya memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) sehingga tensi penderita GGK harus selalu diukur saat akan dimulai perawatan gigi dan sesudah perawatan gigi.
- Peresepan obat. Jika penderita GGK memerlukan obat–obatan yang diminum, maka sebisa mungkin obat–obat tersebut dalam dosis yang minimal, untuk mengurangi/menghilangkan efek toksik obat terhadap ginjal penderita yang justru akan memperburuk kondisinya. Obat–obatan yang berbahaya pada ginjal seperti tetrasiklin dan aminoglikosida harus dihindari.
-
Penderita GGK dengan Hemodialisis
Berikut di bawah ini adalah hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan gigi penderita GGK dengan hemodialisis, antara lain:
-
Penderita GGK dengan Transplantasi Ginjal
Hampir sama dengan perawatan gigi pada penderita GGK dengan hemodialisis, namun yang perlu lebih ditekankan pada penderita GGK dengan transplantasi ginjal adalah penggunaan obat–obatan yang menekan kadar imunitas penderita GGK. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk menghilangkan infeksi pada mulut.
Dari beberapa studi literatur, manifestasi atau kelainan yang terjadi di dalam mulut dari penderita GGK disebabkan oleh penyakit GGK sendiri dan disebabkan oleh terapi GGK (efek samping obat). Berkurangnya fungsi ginjal pada penderita GGK menyebabkan tingginya kadar urea di dalam darah dan air liur yang akan berubah menjadi ammonia. Oleh karena itu, pada penderita GGK biasanya memiliki kelainan dalam rongga mulut berikut ini:
- Kebersihan mulut yang buruk akibat banyaknya karang gigi.
- Bau mulut yang khas yaitu bau mirip ureum (ureum fetor halitosis).
- Persepsi rasa tidak nyaman pada lidah seperti adanya rasa logam.
- Meningkatnya sensasi rasa makanan/minuman, terutama untuk rasa manis dan asam.
- Adanya sensasi terbakar pada lidah dan bibir, atau sensasi lidah terasa membesar.
- Berkurang air liur (mulut terasa kering/xerostomia).
- Stomatitis uremia (biasanya terjadi pada penderita GGK tahap akhir atau penderita gagal ginjal yang tidak terkontrol).
- Gigi mudah terkikis, sensitif terhadap tekanan ringan dan pengunyahan
- Peradangan gusi dimana gusi mudah berdarah, pucat, dan bengkak.
Kelainan-kelainan yang disebutkan di atas biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus jika kadar uremia dalam tubuh dapat ditangani. Hal yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan kelainan adalah dengan berkumur dengan larutan 10% hydrogen peroksida sebanyak 4 kali dalam sehari.
Untuk mengurangi keluhan akibat kelainan yang timbul di rongga mulut pada penderita GGK, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Menggosok Gigi
- Menggosok gigi adalah cara yang terbaik untuk menghilangkan plak, suatu lapisan tidak berwarna pada gigi yang mengandung bakteri.
- Dilakukan sehari 2 kali, pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.
- Gunakan kepala sikat gigi yang mengecil agar bisa mencapai rongga mulut bagian belakang dan berbulu lembut.
- Bulu sikat diletakkan dengan sudut 45 derajat terhadap gusi, digetarkan dan ditarik ke arah mahkota, dan dilakukan selama 2 menit sampai semua permukaan gigi tersikat.
- Sikat gigi diganti setiap 3 bulan atau bila bulu sikat sudah rusak karena bulu yang rusak tidak efisien untuk membersihkan plak dan bisa melukai gusi.
- Pasta gigi yang digunakan mengandung fluoride minimal 1350 ppm. Konsentrasi fluoride yang lebih tinggi (2800 atau 5000 ppm) digunakan pada kasus xerostomia (mulut kering) untuk mengurangi terjadinya risiko gigi berlubang atau pada gigi yang sensitif karena terkikis.
- Pasta gigi yang tidak mengandung sodium lauryl sulphate (SLS) dugunakan pada penderita GGK yang mengalami xerostomia untuk mengurangi iritasi.
-
Penggunaan Obat Kumur
- Banyaknya jenis obat kumur yang ada di pasaran perlu diperhatikan kandungannya karena pemakaiannya tergantung dari keadaan yang terjadi di dalam mulut penderita GGK. Berikut ini adalah beberapa kandungan obat kumur dan indikasi pemakaiannya:
- Penderita GGK yang mengalami peradangan gusi dan xerostomia biasanya diberikan obat kumur yang mengandung Chlorhexidine Gluconate 0,2% tanpa alkohol. Obat kumur digunakan minimal 30 menit setelah menggosok gigi, agar kandungan pasta gigi tidak dinetralisir oleh chlorhexidine.
- Pada penderita GGK yang memiliki lesi pada rongga mulut, obat kumur yang digunakan mengandung Benzydamine HCl 0,15%. Obat kumur ini dapat membantu untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan penderita.
- Larutan 10% hydrogen peroksida (1 : 1 dalam air) sebanyak 4 kali dalam sehari. Biasanya digunakan untuk penderita GGK yang megalami stomatitis uremia.
- Penentuan obat kumur mana yang perlu digunakan oleh penderita GGK harus dengan rekomendasi dokter.
-
Mengunyah Permen Karet Bebas Gula
Digunakan untuk merangsang aliran saliva/air liur pada penderita GGK yang mengalami xerostomia karena penderita GGK dibatasi dalam konsumsi cairan. -
Perawatan Gigi Tiruan
- Penderita GGK yang memakai gigi tiruan harus membersihkan gigi tiruannya setiap kali sehabis makan dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi untuk menghilangkan kotoran.
- Pada saat tidur gigi tiruan harus dilepas, serta direndam dalam air bersih. Pada penderita GGK yang mengalami kandidiasis, gigi tiruan dapat direndam dalam Chlorhexidine 0,2% selama 15 menit, sehari 2 kali.
-
Kontrol Rutin ke Dokter Gigi Setiap 6 Bulan Sekali.
Kontrol rutin ke dokter gigi membantu mendeteksi dengan lebih cepat jika terjadi suatu kelainan di dalam rongga mulut yang membutuhkan perawatan. Semakin cepat perawatan gigi dan mulut dilakukan, maka akan semakin kecil pula risiko terjadinya infeksi pada rongga mulut penderita GGK.
Belum Ada Komentar