Pengobatan GGK dibagi menjadi terapi farmakologis dan terapi nonfarmakologis.
Terapi Farmakologis
- Pemakaian Obat-Obatan
Obat-obatan diberikan dengan tujuan:- Mengontrol tekanan darah (pemberian obat anti hipertensi).
- Mengontrol gula darah untuk penderita GGK yang disertai dengan penyakit Diabetes Mellitus.
- Mengontrol target hemoglobin 10-12 gr/dl untuk mencegah anemia.
- Mengontrol hiperfosfatemia: kalsium karbonat atau kalsium asetat.
- Mengontrol osteodistrol renal: kalsitriol.
- Mengoreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/l.
- Mengoreksi hiperkalemia.
- Mengontrol dislipidemia dengan target LDL (Low Density Lipoprotein) <100 mg/dl (dengan golongan statin).
- Terapi pengganti ginjal diberikan pada GGK stadium 5 yaitu: Hemodialisis (74%), CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) (20%), dan transplantasi ginjal (3%).
-
Hemodialisis
Hemodialisis adalah suatu proses pembersihan darah pasien dari tubuh melalui dialiser secara difusi, osmosis dan ultrafiltrasi kemudian darah kembali ke tubuh pasien. Hemodialisis merupakan suatu terapi pengganti ginjal yang menggunakan selaput membran semi permeabel (dialiser) yang berfungsi seperti nefron untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dan memperbaiki gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit.
Tujuan Hemodialisis:
- Tujuan utama adalah untuk memperbaiki keseimbangan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang terganggu akibat fungsi ginjal yang rusak.
- Mengendalikan gejala-gejala seperti uremia (peningkatan kadar ureum darah), kelebihan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit.
- Efektif untuk mengeluarkan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme.
- Memperbaiki gangguan keseimbangan asam dan basa.
- Dapat memperpanjang umur penderita GGK.
Indikasi Hemodialisis:
- Kadar ureum lebih dari 200 mg/dl.
- Kadar kreatinin lebih dari 65 mEq/L.
- eGFR kurang dari 15 ml/menit.
- Hiperkalemia.
- Anuria (tidak bisa berkemih)
Prinsip Kerja Hemodialisis:
Terdapat 3 prinsip kerja hemodialisis yaitu difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi.
- Difusi adalah perpindahan zat-zat terlarut (toksik) yang memiliki konsentrasi tinggi ke cairan dialisat dengan konsentrasi rendah.
- Osmosis adalah pergerakan cairan melalui membran semipermeabel dari tempat berkonsentrasi rendah ke tempat berkonsentrasi tinggi.
- Ultrafiltrasi adalah pergerakan cairan melalui membran semipermeabel akibat tekanan gradien buatan. Tekanan dapat berupa positif (didorong) atau negatif (ditarik).
- CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis)
CAPD adalah suatu proses dialisis dengan menggunakan peritoneum (rongga perut) sebagai membran semipermeabel. Selain untuk GGK stadium 5, CAPD juga menjadi pilihan utama untuk pengobatan pengganti ginjal pada anak dan pada kondisi Gagal Ginjal Akut yang membutuhkan tindakan dialisis. CAPD merupakan salah satu bentuk dialisis yang berbasis rawat jalan, memerlukan kemandirian dan keterampilan penderita sehingga dapat menjamin keberhasilan dan meminimalisasi komplikasi yang akan terjadi.
Indikasi CAPD penderita GGK stadium 5 apabila:
- Malnutrisi (kekurangan gizi)
- Ada tanda-tanda gangguan cairan dan elektrolit tubuh
Kontra indikasi CAPD:
- Absolut (Tidak bisa dilakukan tindakan CAPD)
- Kesulitan teknik operasi.
- Luka yang luas di dinding perut.
- Perlekatan yang luas dalam rongga perut akibat operasi daerah perut dan riwayat inflamasi (peradangan) sebelumnya.
- Tumor atau infeksi di dalam rongga perut.
- Riwayat penyakit saluran pencernaan seperti hernia.
- Tidak dapat melakukan CAPD secara mandiri dan tidak ada yang membantu.
- Relatif (Bisa dilakukan sesuai kondisi)
- Obesitas (kegemukan)
- Gangguan jiwa
- Gangguan penglihatan
- Hernia
- Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
- Inflamasi kronik saluran cerna
Prinsip kerja CAPD:
Dilakukan pemasangan kateter ke dalam rongga peritoneum (perut) untuk mengisi cairan dialisat (cairan khusus yang terdiri dari elektrolit dan dekstrose). Cairan dialisat ini diganti secara periodik/berkala ketika konsentrasi dari produk bahan buangan meningkat. Produk buangan ini berdifusi dari darah pasien melewati membran peritoneum dan masuk ke rongga perut. Dektrose (gula) pada cairan dialisat akan menarik air melalui proses osmosis dari tubuh menuju ke rongga peritoneum. Dikarenakan sejumlah dekstrose diserap melalui proses difusi dan konsentrasi dekstrose di dalam rongga peritoneum menurun akibat penambahan air, maka pergerakan cairan juga menurun dan pada saat inilah diperlukan penggantian cairan dialisat. Proses penggantian cairan dialisat ini dilakukan 3-4 kali sehari.
-
Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal sebagai salah satu pilihan terapi pengganti ginjal telah ada sejak tahun 1977 di Jakarta. Namun sampai saat ini hanya beberapa rumah sakit saja yang bisa melakukan transplantasi ginjal dan hanya terbatas pada donor hidup yang sebagian besar berasal dari keluarga pasien (family related).
Masih banyak kendala yang dihadapi dalam memberikan pelayanan transplantasi ginjal. Namun akhir-akhir ini semakin banyak donor hidup yang emotionally related karena donor dari keluarga sangat sulit didapatkan. Donasi dari donor jenazah masih merupakan suatu masalah terkait faktor budaya bangsa indonesia yang multietnis. Indonesia belum memiliki suatu peraturan pemerintah yang mengatur tentang pelayanan transplantasi ginjal. Selain itu, jumlah pusat yang melakukan transplantasi beserta tenaga ahlinya masih terbatas.
Indikasi penerima transplantasi ginjal: Semua penderita GGK stadium 5
Kontraindikasi penerima transplantasi ginjal:
- Penyakit jantung yang berat (kelainan katup, gangguan irama jantung).
- Penyakit keganasan (kanker).
- Diabetes Mellitus dengan komplikasi.
- Psikosis (gangguan mental).
- Ketidakpatuhan berobat.
- Ketergantungan obat.
- Hepatitis kronik aktif dan sirosis hati.
- Menderita penyakit dengan harapan hidup kurang dari 5 tahun atau kualitas hidup yang rendah.
- Penyakit ginjal tertentu seperti batu, infeksi, atau peradangan lainnya
Indikasi donor transplantasi ginjal: Semua orang berumur di atas 18 tahun atau yang sudah menikah dapat menjadi donor ginjal kecuali terdapat kontraindikasi.
Kontraindikasi donor transplantasi ginjal:
- eGFR < 75 ml/menit/1,73 m2.
- Proteinuria > 300 mg/24 jam (adanya protein dalam urin).
- Hematuria (adanya darah dalam urin).
- Batu ginjal multipel atau berulang.
- Kista ginjal multipel.
- Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
- Hipertensi tidak terkontrol atau disertai komplikasi.
- Diabetes Mellitus.
- Penyakit jantung.
- Kelainan pada paru-paru.
- Penyalahgunaan alkohol serta narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA).
- HIV positif.
- HbsAg positif.
- Hepatitis C positif.
- Penyakit keganasan (kanker).
- Psikosis (gangguan mental).
- Retardasi mental.
- Hamil.
- Kelainan neurologis berat.
Terapi Non Farmokologis
Terapi ini diberikan dengan tujuan menghambat perkembangan GGK, menstabilkan keadaan pasien dan mengobati faktor-faktor reversible, yaitu:
- Pengaturan asupan protein.
- Pengaturan asupan kalori.
- Pengaturan asupan lemak.
- Pengaturan asupan karbohidrat.
- Pengaturan asupan garam dan mineral.
- Pengaturan asam folat pasien hemodialisis.
- Air dengan jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible water loss).
Syarat serta prinsip diet berbeda bagi pasien GGK pre-dialisis (belum melakukan hemodialisis) dengan yang telah melakukan hemodialisis.
Tata Laksana Diet GGK Pre-Dialisis
Tujuan diet yaitu:
- Mengendalikan gejala uremia.
- Mempertahankan status gizi optimal.
- Memperlambat progresivitas penurunan eGFR menuju gagal ginjal stadium akhir.
- Mengatur keseimbangan air dan elektrolit.
- Mengendalikan kondisi terkait penyakit ginjal kronik (misalnya anemia, hipertensi, penyakit tulang, dislipidemia, dan penyakit jantung-pembuluh darah)
Syarat dan Prinsip Diet
- Kebutuhan energi: 35 kkal/kg BB Ideal (usia di bawah 60 tahun) dan 30 kkal/kg BB Ideal (usia 60 tahun ke atas).
- Protein: 0,6 - 0,8 g/kg BB Ideal. Sebesar 50% kebutuhan protein harus bernilai biologis tinggi (mudah diserap oleh tubuh).
- Lemak diberikan 25-30% dari total energi. Pembatasan lemak jenuh sebesar <10%. Jika terdapat dislipidemia, anjuran kolesterol dalam makanan sebesar <300 mg/hari.
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari perhitungan protein dan lemak.
- Natrium <2000 mg/hari (maksimal 1 sdt garam).
- Kalium 39 mg/kg BB/hari, disesuaikan dengan nilai laboratorium.
- Kalsium 1200 mg/hari.
- Fosfor 800-1000 mg/hari.
- Cairan dibatasi, yaitu sejumlah urin selama 24 jam ditambah 500 ml/hari.
Tata Laksana Diet GGK dengan Dialisis
Tujuan Diet, yaitu:
- Mencegah defisiensi zat gizi dengan cara memenuhi kebutuhan zat gizi.
- Mempertahankan dan memperbaiki status gizi agar pasien dapat melakukan aktivitas normal sehingga mempunyai kualitas hidup baik.
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan.
Syarat dan Prinsip Diet
- Kebutuhan energi: 35 kkal/kg BB Ideal (usia di bawah 60 tahun) dan 30-35 kkal/kg BB Ideal (usia 60 tahun ke atas).
- Protein tinggi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang hilang selama proses hemodialisis. Protein 1,2 g/kg BB Ideal. Protein hendaknya 50% bernilai biologis tinggi berasal dari protein hewani.
- Lemak diberikan 15-30% dari total energi.
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari perhitungan protein dan lemak, berkisar 55-70%.
- Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar dalam 24 jam, yaitu 1 gram untuk tiap 500 ml urin. Apabila tidak ada urin yang keluar, natrium maksimal adalah 2 gram.
- Kalium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar dalam 24 jam, yaitu 2 gram ditambah penyesuaian menurut jumlah urin sehari yaitu 1 gram untuk tiap 1 liter urin. Kebutuhan kalium juga dapat pula diperhitungkan 40 mg/kgBB.
- Kalsium tinggi yaitu 1000 - 2000 mg/hari. Jika perlu diberikan suplementasi (penambahan) kalsium.
- Fosfor dibatasi yaitu <17 mg/kg BB ideal/hari. Berkisar 800-1000 mg.
- Cairan dibatasi, yaitu sejumlah urin selama 24 jam ditambah 500 ml/hari.
- Jika nafsu makan berkurang sehingga asupan per oral tidak mencukupi anjuran, berikan suplemen enteral yang mengandung energi dan protein tinggi.
Tips Pola Makan untuk Pasien GGK
- Mengonsumsi makanan yang kering dan tidak berkuah, supaya kebutuhan cairan dapat konsumsi secara diminum lebih banyak
- Mengonsumsi air dalam keadaan dingin, supaya rasa segar terasa lebih lama.
- Memproses sayur dengan cara khusus sebelum dikonsumsi:
- Kupas sayuran dan letakkan di air dingin supaya warnanya tidak menjadi gelap.
- Iris sayuran tipis-tipis.
- Cuci sayuran pada air hangat selama beberapa detik.
- Rendam irisan sayur di air hangat paling tidak dua jam. Gunakan 10 kali lebih banyak air dibandingkan dengan sayurannya. Jika Anda merendam sayur lebih lama, pastikan mengganti airnya setiap empat jam.
- Masak dengan lima kali lebih banyak air dibandingkan dengan sayurannya.
Penyakit GGK merupakan sebuah keadaan yang menyebabkan fungsi ginjal penderita mengalami penurunan drastis secara bertahap. Seiring dengan keadaan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan fisik penderita.
Berolahraga atau latihan fisik sangat dianjurkan bagi penderita GGK, guna menjaga bahkan meningkatkan kemampuan fisik, seperti kekuatan otot, flekisibilitas otot, dan kardiovaskular. Memperhatikan dosis olahraga perlu diperhatikan oleh penderita GGK agar tujuan olahraga untuk mencapai kesehatan yang optimal dapat tercapai.
Manfaat yang bisa didapatkan oleh penderita GGK ketika rutin melakukan olahraga yaitu membantu meningkatkan kapasitas aerobik, fungsi otot, dan kualitas hidup.
Tips Olahraga Bagi Penderita GGK yang Melakukan Hemodialisis
- Olahraga sebaiknya dilakukan dihari saat tidak melakukan hemodialisis.
- Olahraga harus dilakukan secara bertahap yang bisa dimulai dengan waktu minimal 10-15 menit. Kemudian durasi latihan dapat ditingkatkan 3-5 menit setiap minggunya sampai mampu melakukan latihan selama 30 menit secara terus menerus.
- Bagi penderita GGK yang baru memulai olahraga, maka diperbolehkan melakukan latihan dengan diselingi waktu istirahat. Seperti 5 menit berjalan lalu 3 menit istirahat . Lakukan sampai waktu mencapai minimal 15 menit.
- Hindari memberikan beban latihan yang berlebihan pada bagian lengan yang digunakan untuk proses hemodialisis.
Belum Ada Komentar