Sembelit: Gangguan Pencernaan yang Sering Diabaikan

Sembelit atau konstipasi merupakan salah satu gangguan pencernaan yang sering dialami banyak orang, namun sering kali dianggap remeh. Padahal, jika dibiarkan terlalu lama, sembelit bisa menimbulkan komplikasi serius dan mengganggu kualitas hidup.
Apa Itu Sembelit?
Sembelit adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan buang air besar (BAB), baik karena frekuensinya yang jarang (kurang dari 3 kali seminggu), atau karena tinja yang keras dan sulit dikeluarkan. Penderita sembelit biasanya juga merasa tidak tuntas saat BAB dan sering mengalami kembung atau nyeri perut.
Siapa yang Bisa Mengalaminya?
Sembelit bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Namun, risiko lebih tinggi pada:
- Orang dengan pola makan rendah serat
- Pekerja kantoran yang kurang gerak
- Ibu hamil
- Lansia
- Orang yang sering menahan buang air besar
- Pengguna obat tertentu (seperti obat nyeri, antasida, suplemen zat besi)
Kapan Sembelit Bisa Terjadi?
Sembelit bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama saat:
- Perubahan pola makan (misalnya saat bepergian)
- Stres atau cemas berlebihan
- Setelah menjalani operasi atau penggunaan obat tertentu
- Kurangnya aktivitas fisik atau saat sedang sakit
Di Mana Sembelit Terasa?
Sembelit biasanya terasa di area perut bagian bawah. Penderitanya sering mengeluhkan rasa penuh, kembung, nyeri saat mengejan, bahkan rasa tidak nyaman di sekitar anus akibat tekanan atau luka karena mengejan terlalu kuat.
Mengapa Sembelit Terjadi?
Sembelit terjadi karena gerakan usus yang lambat, sehingga tinja tertahan terlalu lama di usus besar dan menjadi keras serta kering. Penyebab umumnya meliputi:
- Kekurangan asupan serat (sayur, buah, biji-bijian)
- Kurang minum air putih
- Jarang berolahraga
- Menahan BAB secara berulang
- Gangguan kesehatan seperti hipotiroid, diabetes, atau gangguan saraf
- Efek samping obat-obatan
Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegah Sembelit?
Untuk mencegah dan mengatasi sembelit, beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Konsumsi makanan tinggi serat setiap hari
- Minum air putih minimal 8 gelas per hari
- Aktif bergerak dan rutin berolahraga ringan
- Jangan menunda atau menahan keinginan BAB
- Mengonsumsi probiotik (yogurt, kefir)
- Jika perlu, konsultasikan ke dokter untuk penggunaan pencahar atau pemeriksaan lanjutan
0 Disukai
19 Kali Dibaca
Belum Ada Komentar