Hepatitis adalah penyakit inflamasi atau peradangan hati yang mayoritas disebabkan oleh infeksi virus. Sementara kanker hati disebut juga sebagai kanker liver (liver cancer) atau hepatoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel hati (hepatosit).
Mengingat keduanya sama-sama menyerang organ hati, maka tidak heran kalau gejala keduanya memang mirip.
Adapun tanda dan gejala kanker hati dan hepatitis cenderung mirip, yaitu:
- Sering merasa kelelahan
- Rasa sakit di bagian kanan atas perut atau punggung dan bahu
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan dan nafsu makan
- Tubuh lemah
- Demam
- Jaundice atau perubahan warna kulit dan bagian putih bola mata menjadi menguning.
- Urine berwarna gelap
Walaupun gejalanya mirip, tetapi hepatitis dan kanker hati memiliki beberapa perbedaan yang dapat dikenali.
Memahami perbedaan keduanya dapat membantu, terutama yang memiliki riwayat hepatitis, agar lebih mewaspadai dan tidak menyepelekan kondisinya.
Infeksi virus adalah penyebab utama hepatitis. Terkait penyebabnya, kanker hati memiliki 5 variasi jenis yang berbeda, yaitu Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E.
Infeksi virus penyebab hepatitis ini ditularkan melalui berbagai cara, seperti kontak fisik, melalui cairan yang masuk ke dalam tubuh, dan makanan yang terkontaminasi.
Sementara penyebab kanker hati adalah mutasi atau kelainan pada DNA yang ada pada sel-sel tubuh. Mutasi ini akan menyebabkan sel-sel di dalam tubuh berlipat ganda secara tidak terkendali. Sel abnormal yang berlipat ganda ini kemudian akan membentuk tumor.
Bagaimana mutasi DNA sel dapat terjadi tidaklah diketahui. Tetapi, sejumlah faktor risiko diketahui dapat menjadi pemicunya, salah satunya yaitu menderita hepatitis kronis.
Di antara kelima jenis virus hepatitis yang dapat menyebabkan kanker hati, maka ada dua diantaranya seringkali berujung menjadi kanker.
Jenis tersebut adalah hepatitis B dan hepatitis C. Umumnya, kedua jenis ini dapat memicu infeksi kronis selama lebih dari 6 bulan.
Sebenarnya tidak semua peradangan hati dapat berujung pada kanker. Hanya peradangan tertentu yang sifatnya kronis saja yang dapat memicu terjadinya kanker hati.
Adapun jenis hepatitis yang menjadi faktor risiko kanker hati adalah hepatitis B dan C. Sementara jenis lainnya tidak berisiko.
Namun, hepatitis C kronis hanya beresiko menjadi kanker hati jika sebelumnya dia menderita sirosis hati. Berbeda dengan hepatitis B yang tetap berisiko sekalipun tidak memiliki riwayat sirosis hati.
Sirosis hati sendiri merupakan kondisi yang terjadi saat jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis). Jika terjadi sirosis hati, maka sel-sel hati akan rusak dan perlahan akan kehilangan fungsinya.
Untuk menurunkan risiko kanker hati, pasien hepatitis C kronis harus menjalani terapi antiviral (antivirus).
Artinya, jika menderita jenis hepatitis A dan B, tetapi tidak segera diatasi dan ditangani, maka dapat berisiko menjadi kanker hati.
Hepatitis lama-kelamaan akan merusak organ hati pengidapnya. Tak hanya dapat menularkannya kepada orang lain melalui kontak langsung, hepatitis juga dapat memicu kanker hati.
Ada beberapa faktor risiko yang memicu hepatitis B dan C dapat berubah menjadi kanker hati, yaitu:
- Memiliki sirosis hati.
- Adanya peningkatan kadar alpha-fetoprotein yang merupakan penanda tumor di dalam darah.
- Usia lebih dari 65 tahun.
- Pria lebih sering mengalaminya dibandingkan wanita
- Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.
- Menderita HIV.
Perbedaan hepatitis dan kanker hati lainnya juga terletak pada pengobatan. Sehingga mempengaruhi jenis pengobatan yang berbeda, yang tergantung pada tingkat keparahannya. Pada pasien kanker hati, biasanya juga akan disesuaikan dengan stadiumnya.
Jenis pengobatan untuk kanker hati adalah obat kemoterapi, radioterapi, hingga transplantasi hati. Sementara pasien hepatitis akan menjalani pengobatan dengan resep antivirus dan juga obat injeksi interferon sesuai rekomendasi dokter.
Vaksinasi adalah upaya untuk mencegah risiko terjadinya kanker hati yang dipicu oleh hepatitis. Untuk mencegah hepatitis, dapat melakukan vaksinasi terutama pada orang dengan lingkungan maupun pekerjaan yang beresiko tinggi terkena hepatitis.
Namun, saat ini hepatitis hanya tersedia untuk hepatitis A dan B, sementara hepatitis C belum ada.
Selain itu, menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang tidak membebani fungsi hati merupakan hal penting yang harus dilakukan.
Belum Ada Komentar