Rabu, 27 November 2024 12:00 WIB

Hernia

picture-of-article

Apa Itu Hernia, Tanda Gejala dan Bagaimana Pengobatannya?

Hernia adalah kondisi ketika organ dalam tubuh menonjol melalui dinding otot atau jaringan di sekitarnya. Secara umum penyakit ini tidak berbahaya, tapi bisa berkembang menjadi masalah serius dan mengancam nyawa. Bila terkena hernia, kemungkinan besar Anda membutuhkan operasi untuk menyembuhkannya. Namun tidak semua kasus hernia pasti memerlukan operasi, tergantung kondisi dan gejala hernia itu sendiri dan gejala yang muncul. Hernia adalah penyakit yang sangat umum dijumpai dalam masyarakat.

Hernia terjadi ketika ada bagian dari organ internal yang menekan dan menembus otot atau jaringan ikat organ lain. Ketika otot atau jaringan ikat itu lemah atau robek sehingga ada bagian tertentu dari organ, terutama usus, yang menembusnya dan masuk ke area tubuh lain. Akibatnya, muncul tonjolan dibawah kulit yang disertai rasa sakit dan ketidaknyamanan. Kondisi ini umumnya terjadi di area perut dan selangkangan.

Ada dua jenis utama hernia, yakni eksternal dan internal.

Sebagian besar hernia bersifat eksternal. Artinya, organ itu menyebabkan tonjolan yang terlihat dari luar tubuh. Bila hernia terjadi secara internal, tonjolan berada di dalam tubuh.

Hernia bisa terjadi pada di beberapa lokasi tubuh. Ada setidaknya tujuh jenis hernia berdasarkan lokasinya:

  • Hernia inguinalis: terjadi ketika ada bagian dari usus mendorong ke dalam saluran di dinding bawah perut yang disebut kanal inguinal, sehingga timbul tonjolan di perut bagian bawah kanan atau kiri.
  • Hernia femoralis: terjadi saat ada bagian dari usus atau jaringan lain yang masuk dan menonjol di antara paha bagian atas dan selangkangan. Paling sering didapati pada wanita.
  • Hernia epigastrium: kondisi ketika organ dalam perut menonjol keluar di garis tengah perut, antara pusar dan tulang dada. Hernia epigastrik dapat terjadi pada siapa saja, baik pada orang dewasa maupun bayi baru lahir.
  • Hernia umbilikalis: kondisi di mana bagian usus menonjol keluar dari pusar. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi dan tidak berbahaya
  • Hernia hiatus: kondisi ketika sebagian lambung menonjol ke dalam rongga dada
  • Hernia insisional: kondisi ketika sebagian usus mendorong dinding perut yang terjadi setelah operasi perut, ketika daerah sayatan operasi masih lemah.
  • Hernia spigelian: terjadi saat ada bagian dari usus mendorong jaringan ikat perut (Spigelian fascia) sehingga terjadi benjolan di bagian bawah pusar.

Tingkat keparahan hernia bervariasi, dari ringan hingga berat. Hernia yang awalnya ringan bisa berubah menjadi berat jika tak segera diatasi. Hernia inguinalis, misalnya, bisa makin membesar dan menekan kantung buah zakar atau skrotum sehingga memicu rasa sakit dan bengkak. Adapun hernia hiatus dapat menyebabkan asam lambung masuk ke saluran pencernaan hingga memicu nyeri perut, naiknya asam lambung, dan bahkan perdarahan.

Hernia rentan terjadi pada orang yang terlahir dengan kelainan otot atau jaringan ikat yang lemah karena pada masa kandungan tak berkembang dengan sempurna. Namun kebanyakan orang terkena hernia karena ototnya melemah seiring dengan pertambahan usia. Yang pasti, baik pria maupun wanita bisa mengalaminya. Bayi hingga lansia juga bisa terkena.

Hernia inguinalis lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Sedangkan hernia femoralis sebaliknya, lebih umum dialami wanita. Adapun hernia umbilikalis sama-sama lazim di kalangan pria dan wanita, tapi pada wanita khususnya selama atau setelah masa kehamilan.

Ada sejumlah faktor yang membuat seseorang lebih mungkin mengalami hernia, seperti:

  • Sedang hamil, karena perut jadi tertekan
  • Konstipasi, karena harus mengejan saat buang air besar
  • Mengangkat benda berat sehingga otot menegang
  • Berat badan bertambah drastis
  • Batuk kronis
  • Bersin terlalu kuat
  • Merokok

Tanda dan gejala hernia sering kali tergantung lokasinya. Ada hernia yang menyebabkan rasa sakit, tapi ada juga yang hanya ditandai dengan munculnya tonjolan tanpa rasa sakit. Jika ada bagian dari usus yang menekan otot dan terperangkap, akan muncul rasa sakit yang hebat karena aliran darah di usus terhambat.

Tonjolan hernia bisa lebih dirasakan dengan sentuhan saat berdiri, membungkuk, atau batuk. Bila bayi mengalami hernia, tonjolan biasanya bisa terasa saat bayi menangis. Adapun tanda dan gejala hernia inguinalis alias turun berok adalah tonjolan yang terlihat di sekitar tulang selangkangan.

Banyak kasus hernia terjadi karena kelainan bayi saat lahir berupa lemahnya otot atau jaringan ikat perut. Selain itu, otot dan jaringan bisa lemah karena penuaan, cedera, atau operasi. Ketika otot atau jaringan itu lemah dan ada gerakan yang membuat otot menegang, hernia rentan terjadi.

Penyebab umum kelemahan otot antara lain kelainan bawaan, kerusakan otot akibat cedera atau pembedahan, serta batuk kronis. Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat terkena hernia, kemungkinan anggota keluarga lain mengalami penyakit yang sama lebih besar.

Sebagian besar hernia dapat sembuh total. Pengobatannya tergantung lokasi, ukuran, dan level ketidaknyamanan yang dialami pasien. Dokter juga akan meresepkan obat-obatan untuk meringankan gejala. Operasi adalah cara paling lazim untuk menyembuhkan hernia dan mencegahnya kambuh. Tapi, dalam beberapa kasus, tidak diperlukan operasi jika hernia dinilai bisa didorong kembali dan ditahan di lokasi semula dengan alat bernama truss.

Truss adalah semacam ikat pinggang yang dikenakan layaknya celana dalam untuk menjaga tonjolan tetap di tempatnya dan menghilangkan ketidaknyamanan. Alat lainnya dengan fungsi serupa adalah korset atau binder. Alat ini umumnya direkomendasikan bagi pria, terutama kalangan lansia yang kondisinya rentan bila harus naik meja operasi, Tapi harus digaris bawahi bahwa truss bisa dimanfaatkan hanya bila hernia masih dapat didorong masuk secara manual ke tempatnya semula.

Operasi menjadi pilihan bila hernia menimbulkan rasa sakit yang hebat dan menghambat aliran darah. Terhambatnya aliran darah bisa membuat sel organ mati dan mengancam jiwa pasien.

Ada dua macam pilihan operasi yang bisa dilakukan, yakni bedah terbuka dan laparoskopi. Dengan bedah terbuka, dokter akan membuat sayatan pada area hernia dan mendorong jaringan ke lokasi semula atau mengambilnya. Untuk mengobati hernia yang berukuran besar, dokter akan memasang semacam jaring fleksibel untuk menahannya agar tidak menonjol lagi sebelum menutup sayatan.

Bila memakai laparoskopi, dokter menggunakan alat bernama laparoskop yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dekat lokasi hernia. Laparoskopi adalah semacam tabung tipis fleksibel yang dilengkapi kamera di ujungnya. Dokter menggunakan gambar rekaman kamera untuk mengobati hernia dan memasang jaring pengaman.

Hernia bisa dicegah, tapi ada beberapa jenis hernia yang tak bisa dihindari karena ada faktor kelainan bawaan lahir. Pencegahan bisa dilakukan dengan mengurangi kebiasaan menggunakan otot secara berlebihan dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya tidak mengangkat benda yang terlalu berat dan menghindari mengejan terlalu kuat.

Selain itu, terapkan pola makan gizi seimbang agar berat badan terjaga dan lakukan olahraga secara teratur terutama untuk melatih kekuatan otot. Yang juga penting adalah berhenti merokok. Orang yang merokok lebih sering batuk sehingga perut lebih sering tertekan. Bila sedang sakit batuk, jangan sampai batuk terlalu kencang. Datangi dokter untuk mendapat obat pereda batuk.

Hernia bisa terjadi dalam waktu singkat atau berkembang dalam waktu lama. Bila mendapati tonjolan hernia kian membesar, mengeras, dan menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan, segera datangi rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan dokter. Bisa jadi itu pertanda hernia terperangkap di dinding perut yang merupakan kondisi gawat darurat sehingga membutuhkan pertolongan medis secepatnya untuk mencegah masalah yang lebih serius.

Baca juga : Penanggulangan dan Pengendalian Hipertensi

0 Disukai

19 Kali Dibaca