Rabu, 14 Juli 2021 11:21 WIB

Konjungtivitis

picture-of-article

Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva akibat patogen infeksius maupun iritan non infeksius. Kondisi ini sering disebut juga dengan mata merah/pink eyes

Akibat dari iritasi atau infeksi, terjadi pelebaran pembuluh darah konjungtiva yang menghasilkan kemerahan yang khas dan edema (pembengkakan) konjungtiva dan sering disertai sekret yang bervariasi tergantung dari penyebabnya.

Konjungtiva adalah selaput lendir transparan (mukosa) yang menutupi permukaan luar bola mata sampai ke kelopak mata (palpebra) bagian dalam. Terdapat 3 bagian konjungtiva yaitu konjungtiva bulbi (yang menutupi bola mata), konjungtiva palpebra (yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata), dan konjungtiva forniks (peralihan antara konjungtiva bulbi dan konjungtiva palpebra).

Pada permukaan konjungtiva terdapat koloni flora normal yang bersifat fakultatif patogen. Infeksi klinis terjadi saat adanya perubahan pada koloni flora normal tersebut akibat kontaminasi eksternal, penyebaran dari organ sekitar, ataupun melalui aliran darah. Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang menjadi salah satu penyebab perubahan flora normal di mata. 
Fungsi  konjungtiva yaitu untuk sekresi (menghasilkan) mukus sebagai pelumas mata dan pertahanan terhadap patogen.

  1. Berdasarkan penyebabnya:
    1. Konjungtivitis non infeksius (tidak menular). Penyebabnya yaitu alergi, iritasi bahan kimia, penggunaan lensa kontak jangka lama.
    2. Konjungtivitis infeksius (menular). Penyebabnya yaitu virus, bakteri, jamur.
  2. Berdasarkan waktu mulai, lama kejadian, serta tingkat keparahan:
    1. Konjungtivitis Hiperakut ≤ 24 jam (pada infeksi bakteri Neisseria Gonorrhoeae).
    2. Konjungtivitis Akut ≤ 3 minggu.
    3. Konjungtivitis Kronis > 3 minggu. 

Berdasarkan jenis konjungtivitis yang sering dijumpai, berikut tanda dan gejalanya:

  • Bakteri: mata kemerahan disertai sensasi benda asing, tanpa gatal, sekret putih-kuning keruh dan kental, jarang ditemukan limfadenopati preauricular (pembesaran kelenjar getah bening di depan telinga).
  • Viral: mata kemerahan, gatal, dan berair, sekret cair, tanpa gangguan penglihatan, terdapat riwayat penyakit saluran napas atas, ditemukan limfadenopati preauricular
  • Alergi: mata kemerahan dengan gejala gatal atau sensasi terbakar, ada riwayat alergi, sekret encer, tidak ditemukan limfadenopati preauricular.

Konjungtivitis infeksius merupakan penyakit menular yang penularannya terjadi karena kontak langsung atau melalui barang dari penderita (handuk, saputangan, sarung bantal, dst) dan lewat udara. Sumber penularan adalah melalui cairan/kotoran dari mata yang sakit dimana terdapat kandungan bakteri/virus. Masa inkubasi diperkirakan 5-12 hari dan menular hingga 10-14 hari. Dalam 12-48 jam setelah infeksi dimulai, mata menjadi merah dan nyeri.

Kenali tanda-tanda bahaya pada konjungtivitis akut dan hiperakut, diantaranya:

  • Nyeri hebat di bola mata. 
  • Gangguan penglihatan.
  • Bengkak dan kemerahan di sekeliling mata.
  • Gejala yang memburuk setelah diobati 1-2 hari atau tidak membaik setelah 5-7 hari. 

JIka muncul tanda-tanda seperti yang disebutkan, maka segera konsultasi ke dokter. Selain itu, dibutuhkan juga edukasi kepada pasien, keluarga, maupun masyarakat mengenai:

  • Pengetahuan tentang hygiene dalam memutus penularan.
  • Konjungtivitis perlu diobati dengan baik dan benar karena bisa menimbulkan komplikasi berat bahkan kebutaan.
  1. Konjungtivitis Virus
    • Umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari.
    • Pemberian kompres dingin, air mata buatan dapat meredakan gejala.
    • Obat anti viral tidak diperlukan kecuali untuk konjungtivitis dari infeksi virus herpes.
    • Bila gejala belum reda dalam 7-10 hari sebaiknya ke dokter mata.
  2. Konjungtivitis Alergi
    • Penghindaran alergen (bahan apapun yang dapat menimbulkan alergi). 
    • Kompres dingin, air mata buatan, atau antihistamin topikal.
    • Obat antihistamin dapat digunakan pada kondisi sedang hingga berat.
  3. Konjungtivitis Bakteri
    • Topikal antibiotika.
    • Oral/sistemik antibiotika.
  1. Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun minimal 30 detik atau gunakan hand sanitizer.
  2. Tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menyentuh mata yang sakit.
  3. Tidak menggunakan handuk, saputangan, bantal secara bersama-sama dengan orang lain.
  4. Menghindari bersentuhan dengan sekret atau air mata penderita.
  5. Menggunakan lensa kontak sesuai petunjuk dokter dan pabrik pembuatnya.
  6. Menghindari mengucek-ngucek mata.
  7. Bagi penderita, segera membuang tissue atau sejenisnya yang digunakan untuk membersihkan kotoran mata dan hindari kontak dengan orang lain.

Baca juga : Mineral Makro

0 Disukai

2013 Kali Dibaca