Kamis, 21 Desember 2023 08:44 WIB

Rayakan Hari Ibu, Yakes Berkolaborasi Dengan Srikandi Telkom & FORSIKATEL Gelar Webinar Peduli Kanker Payudara

Ditinjau oleh : Yakes Berkolaborasi Dengan Srikandi Telkom & FORSIKATEL Gelar Webinar Peduli Kanker Payudara

picture-of-article

Jakarta - Webinar “Care About Preventing & Dealing With Breast Cancer” hadir dalam rangka perayaan Hari Ibu Indonesia pada Kamis, 21 Desember 2023. Acara webinar yang terselenggara atas kolaborasi bersama antara Yakes Telkom, Srikandi TelkomGroup dan Forum Silaturahmi Istri Karyawan Telkom Group (Forsikatel) ini mengajak narasumber Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASM, FACP selaku ketua yayasan kanker indonesia, Aulia Iskandarsyah, MSc Phd selaku praktisi psikolog klinik dan dr. Rena selaku OSM Promotive & Preventive. Webinar ini, mengangkat dua sudut pandang yakni sisi medis maupun sisi psikologis tentang kanker payudara.

Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo menyampaikan edukasi terkait mengenali kanker payudara, gejala & tanda nya, dan pengobatan nya melalui sudut pandang medis.

“Faktor risiko kanker itu bukan dari keturunan, dari gen itu hanya 5-10%,  90-95& itu dari lingkungan yaitu dari apa yang kita hirup, apa yang kita makan, dan kurangnya olahraga juga dan kemungkinan besar ini merupakan faktor yang bisa kita kurangi” kata Prof. DR. dr. Aru Wisaksono. Terlebih dari itu Prof. DR. dr. Aru Wisaksono juga menyampaikan faktor-faktor yang tidak bisa diubah seperti usia lebih dari 50 tahun, usia menstruasi, riwayat kanker, terapi hormon, usia menopause, riwayat keluarga, mutasi gen (BRCA 1/2).

Untuk mengurangi risiko kanker payudara Prof. DR. dr. Aru Wisaksono memaparkan untuk memakan makanan sehat, jangan merokok, kurangi minum alkohol, olahraga secara teratur, menyusui, jaga berat badan yang ideal, batasi terapi hormon, hindari polusi.

“Kanker payudara itu memerlukan waktu selama 6-10 tahun dari sel normal sampai sel kanker sehingga ada waktu banyak sebenarnya untuk mendeteksi dini dan bisa diobati sampai sembuh” Menurut Prof. DR. dr. Aru Wisaksono, walaupun banyak alat-alat pemeriksaan yang ada di sekitar kita tetapi yang terpenting adalah memeriksa payudara kita sendiri, dengan menulis SADARI di web akan keluar bagaimana cara memeriksa payudara sendiri. Dan juga ada SADANIS yang merupakan pemeriksa payudara oleh tenaga kesehatan. Tujuan deteksi dini angka harapan hidup nya 93% tetapi jika sudah terlambat akan menjadi 6%.

Prof. DR. dr. Aru Wisaksono dari sisi medis mengatakan jika peran dari dampak psikologi cukup penting, dengan itu sesi berikutnya dilanjut dengan sudut pandang psikologi dengan narasumber Aulia Iskandarsyah, MSc Phd.

Menurut Aulia Iskandarsyah, MSc Phd, perspektif daripada kesehatan dan  penyakit di modern era ini adalah perspektif Bio-psycho-social bahwa ada kombinasi atau teori epigenetics perpaduan antara genetical factor dan environmental factor, jadi orang sakit itu tidak cuma faktor biologis yang diturunkan saja justru mayoritas adalah faktor psycho sosial dimana dia hidup, makan, berpikir dan perilaku dan lain-lain sehingga kerentanan psycho social orang yang stress nya tinggi ada dalam kondisi yang tidak menentu memiliki kemungkinan untuk mengalami sakit lebih dengan orang yang sejahtera, bahagia, dan senang.

Dijelaskan bahwa kanker payudara tidak hanya mengancam jiwa tetapi juga mengancam eksistensi dan hakikat kemanusiaannya, bagi perempuan mengancam itu adalah mengancam sense of womanhood nya dan juga sense of motherhood nya, maka jika seorang perempuan didiagnosis kanker payudara maka ada dua hal secara psikologis yang terganggu yaitu adalah perasaan keperempuanan nya dan keibuannya, jadi mengapa ini sangat penting dan menjadi perhatian karena dampaknya sangat besar bagi perempuan.

Aulia Iskandarsyah juga memaparkan 5 tahapan yang lazim berdasar pada teori kübler-Ross pada saat seseorang mendapat diagnosis atau dianggap memiliki symptom payudara yang memiliki keganasan, yaitu :

  1. Fase denial, denial atau respon mengingkari
  2. Fase anger, setelah terdiagnosis kanker payudara dalam stadium tertentu saat seseorang sudah lelah melakukan denial yaitu marah terhadap diri sendiri dan bisa marah kepada tuhan.
  3. Fase bergaining, jika fase bergaining tidak berubah maka akan muncul fase yang baru.
  4. Fase depresi, pada fase ini sangat dibutuhkan emotional support dari keluarga, teman-teman terdekat, health care professional.
  5. Fase acceptance adalah seseorang ini sudah menerima.

Selain itu dijelaskan tentang hasil disertasi Aulia Iskandarsyah yang ditindaklanjuti menjadi intrafensi yaitu alasan menunda untuk mencari pertolongan medis dan ketidakpatuhan, yang pertama kurangnya kesadaran dan pengetahuan, kepercayaan mengenai kanker yang salah, kepercayaan mengenai pengobatan yang salah, masalah keuangan, beban emosional, efek samping pengobatan, dan kebutuhan informasi yang tidak terpenuhi.

“Adanya kepercayaan kepada pengobat-pengobat tradisional sering kali mengganggu proses treatment yang ada di rumah sakit diketahui juga bahwa adanya illness perception yang negative jika kita merasa bahwa ini negatif tidak bisa disembuhkan ditambah lagi kepercayaan kepada traditional healer yang besar maka kemungkinan dia tidak datang di sesi berikutnya itu sangat besar”. jelas Aulia Iskandarsyah.

Simak kembali Webinar Kesehatan “Care About Preventing & Dealing With Breast Cancer” pada Youtube Yakes Telkom berikut : https://www.youtube.com/watch?v=1JuA3edHQ4E

Baca juga : 4 Gerakan Untuk Atasi Nyeri Leher

0 Disukai

1768 Kali Dibaca