Gangguan otot, tulang dan sendi atau Musculoskeletal disorder (MSD) merupakan beragam kondisi kelainan atau penyakit yang melibatkan otot, tulang, sendi, ligamen, tendon dan jaringan pengikat tubuh. MSD erat kaitannya dengan kebiasaan bergerak seseorang, cedera, keturunan, maupun akibat dampak dari penyakit lain. Gangguan ini umum terjadi dan peluang resikonya akan meningkat seiring bertambahnya usia. Penderita MSD kemungkinan akan mengalami keterbatasan gerak, penurunan produktifitas dalam bekerja dan aktivitas sehari-hari, hingga kecacatan/disabilitas.
Peningkatan resiko untuk menderita MSD dipengaruhi oleh usia, jenis pekerjaan, tingkat aktivitas, gaya hidup dan riwayat keluarga. Seseorang bisa menderita MSD karena berbagai penyebab, seperti:
- Infeksi dan peradangan yang menyebabkan destruksi otot, sendi dan tulang
- Proses degeneratif (penurunan fungsi)
- Cedera/trauma dan perburukannya
- Neoplasia atau keganasan
- Masalah vascular (pembuluh darah)
- Penyakit metabolik lainnya
Beberapa kondisi khusus pada keseharian yang dapat meningkatkan resiko MSD seperti:
- Duduk dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama setiap hari
- Melakukan gerakan-gerakan berulang/repetisi
- Mendorong, menarik dan mengangkat beban berat
- Postur tubuh yang tidak baik saat bekerja hingga beraktifitas
- Kelelahan berlebihan saat bekerja
- Poor working environment, yaitu suhu dan pencahayaan yang kurang baik pada lingkungan tempat bekerja
Poor working organization, yaitu tata kelola budaya kerja yang kurang baik seperti tingkat stres yang tinggi dan kurangnya jam istirahat yang memadai
The Social Security Administration mengemukakan ada tiga kategori MSD diantaranya kelainan pada punggung, osteoarthritis (OA), dan arthropathies lainnya. Kelainan punggung dan OA diakui merupakan kategori paling beresiko untuk menimbulkan kecacatan sistem muskuloskeletal. Sedangkan arthropathies lainnya seperti Rheumatoid Arthritis (RA) dan Psoriatic Arthritis (PsA) merupakan masalah sistem imun yang akan memberi kerusakan dan deformitas pada sendi jika keluhan terjadi dalam waktu lama.
Seseorang yang menderita MSD memiliki beragam keluhan dengan tingkat keparahan bervariasi. Gejala secara umum dapat berupa nyeri menetap atau berulang, kaku sendi, pembengkakan, dan berdenyut. Bagian tubuh yang sering mengalami MSD antara lain leher, bahu, pergelangan tangan, punggung, paha, kaki, lutut, dan pergelangan kaki (engkel).
Contoh beberapa kondisi MSD diantaranya seperti:
- Carpal tunnel syndrome
- Cedera pergelangan kaki (ankle sprain)
- Nyeri siku (elbow pain)
- Nyeri lutut (knee pain)
- Nyeri telapak kaki (metatarsalgia pain)
- Nyeri leher (neck pain)
- Nyeri menjalar dari pinggang ke kaki (sciatica pain)
- Nyeri bahu (shoulder pain) seperti frozen shoulder)
- Syaraf terjepit (hernia nucleus pulposus)
- Fraktur atau patah tulang
- Kram otot
- Osteoarthritis pada sendi-sendi besar
- Rheumatoid arthritis pada sendi-sendi kecil
Scoliosis, kifosis, lordosis pada tulang punggung
MSD dapat ditangani secara mandiri maupun dengan bantuan tenaga kesehatan profesional. MSD diobati secara kuratif dan rehabilitasi tergantung penyebab yang mendasarinya. Jika MSD disebabkan oleh kondisi peradangan, maka imobilisasi (pembatasan gerak) pada kondisi akut dan obat pereda nyeri menjadi salah satu solusi paling umum. Penggunaan obat pereda nyeri dari kategori paling ringan hingga paling tinggi dapat dikonsultasikan dengan dokter.
Jika MSD terjadi akibat infeksi maka penanganan infeksi utama akan memperbaiki kondisi keluhan MSD sebelum terjadi kerusakan parah atau permanen pada sistem otot rangka yang terlibat. Jika MSD terjadi akibat cedera dan trauma maka imobilisasi bagian cedera hingga koreksi anatomi dapat dilakukan.
Kelainan sistem otot dan rangka juga dapat diatasi dengan memperkuat sistem otot dan rangka itu sendiri dengan olahraga rehabilitasi. Penguatan sistem otot dan rangka bertujuan untuk peremajaan kerangka tersebut hingga menaikkan ambang batas sensasi nyeri yang dapat dirasakan, sehingga kualitas hidup pasien MSD dapat terjaga dengan baik tanpa mengeluh gangguan saat beraktivitas sehari-hari.
Terapi pengobatan lain yang juga menjadi pilihan pada umumnya seperti:
- Olahraga rehabilitasi
- Akupuntur
- Chiropractic
- Terapi okupasi
- Splints atau bidai
- Injeksi steroid sebagai anti peradangan
- Pijat terapetik
- Terapi terapetik seperti ultrasound, laser, interferential maupun electrical nerve stimulation
- Terapi penghangatan dan pendinginan
- Terapi infra merah
Ada juga beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi keluhan ringan seperti:
- Terapi hangat dan dingin menggunakan bahan yang ada seperti air, kompres, dan buli-buli
- Konsumsi obat pereda nyeri yang aman dan dapat dibeli bebas di apotek
- Latihan peregangan otot
- Latihan beban dan penguatan otot
- Teknik-teknik mengurangi stres seperti yoga dan meditasi
Terapi-terapi diatas tersebut secara umum bertujuan untuk mengurangi peradangan yang terjadi, meningkatkan kemampuan sistem otot dan rangka yang terdampak hingga mencegah perburukan anatomi yang berujung kerusakan permanen.
Kita dapat mencegah MSD dengan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan aktivitas/kerja dan kebiasaan gerak. Melatih otot dan tulang semakin kuat merupakan hal yang paling direkomendasikan. Dalam kata lain, latihan kebugaran secara rutin sangat berpengaruh besar pada pencegahan MSD.
Penguatan otot dapat dilakukan dengan latihan beban atau resistance training secara terarah, teratur dan terukur agar tidak terjadi overtraining atau letih berlebihan dan cedera. Lebih lanjut, latihan penguatan untuk otot dan tulang dapat dikonsultasikan dengan instruktur kebugaran. Asupan protein seimbang juga mendukung penguatan tulang dan otot. Asupan protein normal harian yaitu 0,75 gram tiap kilogram berat badan. Penguatan tulang dengan menjaga asupan gizi seimbang, khususnya konsumsi kalsium dan vitamin D. Asupan kalsium normal harian yaitu 1000-1200 miligram per hari, sedangkan vitamin D yaitu 600 IU per hari untuk dewasa.
Pada lingkungan aktivitas/kerja, kita dapat memastikan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diterapkan dengan baik. Seperti memastikan kualitas pencahayaan, udara, maupun suhu. Gerakan yang kita lakukan akan berdampak pada jangka panjang, sehingga memperhatikan gerakan yang sehat dan aman akan membantu mencegah MSD di masa mendatang. Contoh gerakan yang dimaksud seperti memastikan lama duduk dan berdiri tidak berlebihan, meminimalkan gerakan berulang/repetisi yang tidak diperlukan, menjaga postur tubuh saat bekerja, hingga memperhatikan teknik aman ketika mendorong, menarik, dan mengangkat beban berat. Disiplin memakai alat pelindung diri (APD) pada zona yang diharuskan akan menurunkan resiko cedera/trauma.
Jika sedang mengalami gejala infeksi, sebaiknya tetap minta pendapat dokter untuk mengetahui kemungkinan penyakit. Sehingga akan meminimalisir terjadinya MSD jika penyakit tersebut berhubungan dengan sistem otot dan rangka (muskuloskeletal).
Cara-cara di atas merupakan langkah awal untuk menghindari kejadian musculoskeletal disorder (MSD) yang bisa berdampak kerusakan dan deformitas (perubahan bentuk) pada sistem otot dan rangka kita. Maka pertahankanlah gaya hidup sehat untuk menjaga tubuh tetap prima terutama dengan rutin berolahraga.
2 Komentar
Urutkan berdasarkan yang terbaik
BagikanAlhamdulillah banyak ilmu yang kami dapatkan setelah membaca dan mempelajari gangguan sendi dan tulang, sehingga saya bisa antisipasi kesehatan untuk preventif
Saya sakit tulang belakang ( Angkylosing spondilities)