• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Kasus Covid-19 Varian Omicron Meningkat, Kenali Gejalanya! Kamis, 03 Februari 2022 13:48 WIB Peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron belakangan terus meningkat di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyampaikan terdapat penambahan 16.021 kasus baru pada 1 Februari 2022 di berbagai daerah di Indonesia, dengan sebagian besar kasus terjadi akibat varian Omicron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan varian Omicron di Indonesia sudah cukup mendominasi. Menilai hal tersebut, Menkes Budi menyampaikan kepada masyarakat untuk terus waspada dan mengetahui apa saja ciri & gejala yang disebabkan oleh varian Omicron sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanganan dini. Berdasarkan data, gejala dari varian Omicron ini secara umum mirip dengan flu yang meliputi batuk, hidung berair, serta tenggorokan sakit, namun perlu diketahui gejala yang ditimbulkan masih lebih ringan daripada varian Delta yang lebih kompleks. Selain itu, masyarakat yang sudah di vaksinasi dan booster masih memungkinkan terkena varian Omicron ini meski dengan gejala yang lebih ringan lagi. Hal ini seperti yang disampaikan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan yang menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menganggap remeh jika sedang mengalami flu. Covid varian Omicron ini juga dapat menyerang anak-anak dengan gejala umum yang ditimbulkan berupa rasa lelah, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek & bersin, demam, serta batuk. Terdapat juga gejala-gejala lain seperti diare dan mual hingga sesak nafas serta kejang. Kementerian Kesehatan sendiri telah menghimbau kepada masyarakat yang memiliki gejala-gejala di atas untuk dapat memeriksakan diri. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Juru Bicara Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi. "Walaupun gejala yang ditunjukkan umumnya ringan, tapi risiko untuk sakit berat bahkan kematian tetap ada,"jelas Nadia Namun Nadia juga menyampaikan bahwa dari Kementerian Kesehatan juga terus menghimbau masyarakat untuk mengetahui lebih dini tentang varian Omicron sehingga dapat melakukan isolasi mandiri dan tidak perlu dilakukan penanganan lanjutan. Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga perlu terus diperketat untuk mencegah penularan dari covid-19 varian Omicron ini.

image-newest
Info Kesehatan

Menerima Hasil Swab PCR yang Berbeda di Waktu yang Berdekatan, Mana yang Harus Dipercaya? Rabu, 02 Februari 2022 17:43 WIB Mungkin Anda pernah mengalami kebingungan dimana Anda mendapat hasil Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) yang berbeda di waktu yang berdekatan, lantas jika hal tersebut terjadi hasil manakah yang harus dipercaya? Menanggapi persoalan tersebut, akun instagram dari @adamprabata menjelaskan secara mendetail perihal adanya perbedaan hasil Swab PCR dalam waktu yang berdekatan. Dalam postingannya, dr. Adam Prabata menjelaskan bahwa PCR sendiri merupakan metode diagnosis Covid-19 yang dilakukan dengan pemeriksaan keberadaan materi genetik (RNA) virus dalam tubuh yang sampelnya diambil melalui nasofaring (belakang hidung) dan orofaring (belakang mulut). Dalam proses pemeriksaan PCR masih memungkinkan terjadinya kesalahan terhadap hasil PCR tersebut, hal ini terbagi dalam 2 kategori yakni False Negative dimana hasil PCR negatif, namun sebenarnya pasien sedang terinfeksi Covid-19 atau False Positive dimana hasil PCR menunjukan positif namun sebenarnya pasien tidak sedang terinfeksi. Kesalahan-kesalahan ini dapat terjadi akibat adanya beberapa faktor, seperti untuk false negatif adanya permasalahan teknis seperti skill, transport, lokasi swab, hingga prosedur laboratorium. Atau bisa juga dikarenakan waktu pengambilan swab terlalu dini atau terlambat hingga terjadinya mutasi virus. Sementara untuk false positive dapat terjadi akibat adanya kontaminasi sampel swab ataupun terjadinya masalah teknis.  dr. Adam juga menjelaskan tingkatan terjadinya false negative memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan false positive, yakni pada 2-29%. Sedangkan untuk terjadinya false positive hanya sekitar kurang lebih 1%. Merujuk pada data tersebut, dr. Adam menegaskan kesimpulan bahwa perbedaan hasil Swab PCR yang diambil dalam waktu berdekatan dapat mengutamakan hasil positif dibandingkan hasil negatif. Hal ini dikarenakan persentase false negatif lebih tinggi dibanding false positive. Namun dr. Adam juga menegaskan untuk penentuan diagnosis Covid-19 memerlukan keputusan dokter, sehingga pasien dapat segera berkonsultasi kepada dokter atau fasilitas kesehatan untuk mendapat kepastian yang lebih tepat atas hasil Swab PCR.

image-newest
Info Kesehatan

Update Terbaru Kasus Omicron, Menkes : Tingkat Kesembuhan Relatif Lebih Tinggi Dibanding Varian Delta Rabu, 02 Februari 2022 10:53 WIB Kementerian Kesehatan telah menyampaikan potensi peningkatan gelombang ketiga dari Covid-19 yang terlihat di Indonesia, hal ini diidentifikasi dengan adanya kenaikan signifikan pada kasus positif covid dalam 10 hari terakhir. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Nadia menyampaikan potensi gelombang baru Covid-19 ini sudah terlihat dengan adanya peningkatan kasus varian Omicron di wilayah Jawa-Bali. Nadia menjelaskan adanya peningkatan dari kasus Covid-19 varian Omicron ini tidak terlepas dari adanya penambahan jumlah tes yang dilakukan di berbagai daerah. Ia menyampaikan hingga 30 Januari 2022 kemarin, jumlah orang yang telah melakukan tes covid adalah 5,75 per 1.000 penduduk per pekan. Angka ini menurutnya sudah jauh diatas angka yang dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 1 per 1.000 penduduk per pekan. "Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu,"jelas Nadia Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Terbatas Evaluasi PPKM pada Senin (31/1) kemarin menyebutkan sebagian besar dari pasien covid varian Omicron hanya mengalami gejala ringan. Selain itu, Menkes Budi menambahkan angka kesembuhan dari pasien varian Omicron ini relatif lebih tinggi daripada pasien varian Delta sebelumnya. "Yang kasusnya berat, sedang kritis, membutuhkan oksigen itu sekitar 8 persen-an,"jelas Menkes Budi.

image-newest
Info Kesehatan

Mengenal Lebih Jauh BA.2, Subvarian Virus Baru yang Dijuluki ‘Son of Omicron’ Rabu, 02 Februari 2022 10:45 WIB Persoalan baru terkait Covid-19 kembali mencuri perhatian masyarakat umum, kali ini sub varian baru yang disebut-sebut sebagai ‘Son of Omicron’ yakni jenis BA.2 telah teridentifikasi di beberapa negara. Lantas apa sebenarnya sub varian BA.2 ini? apakah lebih berbahaya dari beberapa varian covid sebelumnya? Melansir dari data Medical News Today, sub varian virus yang disebut sebagai ‘Son of Omicron’ ini sebagian besar merupakan mutasi yang sama dengan Omicron. Sementara itu, berdasarkan artikel yang dilansir oleh Newscientist.com sub varian BA.2 ini dapat memungkinkan 50 persen lebih mudah menular dibandingkan sub varian BA.1, namun tidak lebih berbahaya daripada BA.1. Baca Berita Lainnya : Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Meskipun tingkat penyebaran sub varian BA.2 ini lebih tinggi, masyarakat diimbau tidak perlu panik, namun cukup hati-hati dan waspada terhadap penyebaran sub varian BA.2 ini. sebagaimana seperti yang disampaikan oleh Wakil Presiden Kesehatan Global di RTI International Dr Richard Reithinger, yang menjelaskan untuk saat ini vaksin Covid-19 masih cukup efektif untuk melindungi orang dari infeksi terhadap varian virus Covid-19. “Selain itu divaksinasi, orang harus mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak fisik, dan cuci tangan, terutama di lingkungan yang ramai atau dengan transmisi tinggi,”jelas Dr Richard.

image-newest
Info Kesehatan

Tips Isoman Bagi Pasien Terkonfirmasi Covid-19 Tanpa Gejala dan Gejala Ringan Minggu, 30 Januari 2022 21:55 WIB Covid-19 varian Omicron dikenal sangat infeksius namun gejala yang ditunjukkan lebih ringan dibanding varian lainnya. Gejala:  batuk, lelah, hidung tersumbat, demam, mual, muntah, sesak napas, dan diare. Jika mengalami salah satu gejala di atas, segera hubungi Call Center: 1500022 atau konsultasi melalui Telemedicine WA Chatboot - 0811 50 5000 22. Bila terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan, segera lakukan isolasi mandiri (baik di rumah ataupun fasilitas publik yang dipersiapkan) dengan memperhatikan tips berikut: Kamar tidur sendiri/terpisah dengan ventilasi cahaya dan udara yang baik. Jaga jarak dengan keluarga dan semua orang, selalu gunakan masker walau di dalam rumah. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sesering mungkin. Buka jendela secara berkala. Gunakan alat makan dan minum terpisah, dan segera cuci. Hindari makan bersama. Tim Satgas Yakes Telkom akan memantau isolasi mandiri di rumah melalui program Telemedicine. Lama isolasi mandiri bila terkonfirmasi tanpa gejala atau gejala ringan adalah 10 hari. Vitamin/Obat apa yang diminum? Tanpa Gejala Vitamin C dan D3.  Bila terdapat penyakit penyerta/komorbid, tetap melakukan pengobatan rutin.  Gejala Ringan [batuk, lelah, nyeri otot, demam, hidung tersumbat, tidak nyaman tenggorokan, mual, muntah, diare, nafas 12-20x/menit, saturasi oksigen diatas > 95%] Vitamin C dan D3 serta antivirus sesuai anjuran dokter dari Satgas (misal Favipiravir atau antivirus lain sesuai advis dokter serta ketersediaan obat di fasyankes masing-masing). Bila demam dapat diberikan Parasetamol.  Gejala Sedang dan Berat [gejala ringan dengan nafas cepat >30x/menit, saturasi oksigen dibawah 93% dikategorikan berat] Dirujuk ke Rumah Sakit Tetap jaga kesehatan dan jangan lupa untuk selalu disiplin terapkan protokol kesehatan ya! #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-newest
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-newest
Info Kesehatan

Jaga Kesehatan Dengan Pola Makan & Exercise yang Tepat! Ikuti Webinar untuk Cegah Dislipidemia. Rabu, 26 Januari 2022 08:45 WIB Dislipidemia merupakan salah satu gangguan metabolisme tubuh yang terjadi akibat kadar lemak (lipid) dalam darah terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Dislipidemia sendiri tidak menimbulkan gejala dan biasanya baru terdeteksi saat dilakukan medical check-up, selain itu Dislipidemia sendiri dibagi menjadi 2 tipe yakni Dislipidemia Primer dan Dislipidemia Sekunder. Untuk Dislipidemia Primer adalah penyakit yang diriwayarkan dari orang tua ke anak, sedangkan untuk Dislipidemia Sekunder disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Dislipidemia ini juga dikenal sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular serta risiko penyakit lain seperti diabetes melitus, obesitas, serta hipertensi. Meskipun begitu, Dislipidemia sendiri masih dapat dicegah dengan melakukan olahraga dan diimbangi dengan pola makan yang tepat. Berhubungan dengan hal tersebut, Yakes-Telkom dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-62 menggelar Webinar Kesehatan dengan tema “Cegah dan Antisipasi Dislipidemia dengan Pola Makan dan Exercise yang Tepat”. Webinar yang akan diselenggarakan pada Kamis, 27 Januari 2022 via Zoom Meeting ini akan menghadirkan Mury Kuswari, SPd,Msi (Praktisi Akademik Bidang Gizi) sebagai narasumber serta Harnindya Redhita, S.Gz (Ahli Gizi Yakes-Telkom) selaku moderator. Untuk Yakes Family yang ingin mengikuti Webinar Kesehatan ini dapat mengunjungi link berikut : bit.ly/WebinarDislipidemia Salam Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 6M: Memakai Masker Mencuci Tangan Menjaga Jarak Menjauhi Kerumunan Mengurangi Mobilitas Menghindari Makan Bersama    

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.