• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

5 Kebiasaan Sederhana untuk Menjaga Kesehatan Mulut Senin, 03 November 2025 13:08 WIB Kesehatan mulut sering kali dianggap sepele, padahal perannya besar banget untuk tubuh secara keseluruhan. Mulut yang sehat bukan cuma soal gigi yang putih dan napas segar, tapi juga jadi tanda bahwa tubuh kita terjaga kesehatannya. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mulut yang buruk bisa berhubungan dengan berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, hingga infeksi. Jadi, yuk mulai perhatikan hal kecil yang bisa bantu menjaga kesehatan gigi dan mulut setiap hari! 1. Sikat Gigi Dua Kali Sehari dengan Cara yang Benar Kebiasaan ini memang sederhana, tapi masih banyak orang yang belum melakukannya dengan benar. Sikatlah gigi setidaknya dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Gunakan sikat berbulu lembut dan pasta gigi berfluoride untuk membersihkan plak serta mencegah gigi berlubang. 2. Bersihkan Sela Gigi Setiap Hari Sisa makanan sering kali menempel di antara gigi dan tidak terjangkau oleh sikat biasa. Gunakan benang gigi (floss) atau interdental brush untuk membersihkan sela-sela gigi setiap hari. Langkah ini membantu mencegah plak menumpuk, yang bisa menyebabkan radang gusi (gingivitis) dan bau mulut. Kalau belum terbiasa, bisa mulai perlahan misalnya satu kali sehari sebelum tidur malam. 3. Kumur Setelah Makan dan Minum Manis Kebiasaan kecil tapi ampuh! Setelah makan atau minum minuman manis, biasakan berkumur dengan air putih untuk membantu membersihkan sisa gula dan asam dari mulut. Langkah sederhana ini membantu mencegah gigi berlubang dan menjaga keseimbangan pH mulut. 4. Hindari Kebiasaan yang Bisa Merusak Gigi Beberapa kebiasaan sehari-hari ternyata bisa merusak gigi tanpa kita sadari seperti menggigit benda keras (es batu, pulpen), merokok, atau sering mengunyah makanan terlalu keras. Merokok, misalnya, bukan cuma bikin gigi menguning, tapi juga bisa meningkatkan risiko penyakit gusi dan kanker mulut. Kalau kamu pengguna gigi palsu, pastikan juga untuk membersihkannya setiap hari agar tidak menimbulkan iritasi atau infeksi di gusi. 5. Rutin Periksa ke Dokter Gigi Meski tidak terasa sakit, bukan berarti gigi dan mulut bebas masalah. Kemenkes RI menyarankan untuk periksa ke dokter gigi minimal dua kali dalam setahun agar masalah kecil bisa terdeteksi sebelum menjadi serius. Pemeriksaan rutin ini juga penting untuk memastikan gigi palsu atau tambalan tetap berfungsi dengan baik. Mulut Sehat, Hidup Jadi Lebih Nyaman Menjaga kesehatan mulut tidak harus ribet. Dengan kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi rutin, membersihkan sela, dan periksa ke dokter secara berkala, kamu sudah berinvestasi untuk kesehatan jangka panjang. Mulut yang sehat bukan hanya membuat kamu percaya diri saat tersenyum, tapi juga membantu menjaga kesehatan seluruh tubuh. Yuk, mulai rawat mulutmu hari ini karena senyum sehat adalah awal dari hidup yang lebih bahagia!

image-newest
Info Kesehatan

Tips Mencegah Osteoporosis pada Usia Lanjut Selasa, 28 Oktober 2025 09:14 WIB Semakin bertambah usia, tubuh kita mengalami banyak perubahan salah satunya adalah berkurangnya kepadatan tulang. Kondisi ini disebut osteoporosis, yaitu ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah, bahkan hanya karena jatuh ringan atau gerakan kecil. Meski sering dianggap bagian alami dari penuaan, sebenarnya osteoporosis bisa dicegah dengan gaya hidup sehat sejak dini. Apa Itu Osteoporosis dan Siapa yang Berisiko? Menurut World Health Organization (WHO), osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan kerusakan struktur jaringan tulang, yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan mudah retak. Sementara Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita setelah menopause karena menurunnya kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang. Tapi jangan khawatir, dengan kebiasaan yang tepat, kita bisa memperlambat proses pengeroposan tulang dan menjaga tulang tetap kuat hingga usia lanjut. 1. Cukupi Asupan Kalsium dan Vitamin D Kalsium adalah “bahan bakar utama” bagi tulang. Sedangkan Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dengan lebih baik. Keduanya bisa diperoleh dari sumber alami seperti: Susu dan produk olahannya (yogurt, keju) Ikan berlemak seperti salmon dan sarden Tahu, tempe, serta sayuran hijau seperti bayam atau brokoli Sinar matahari pagi, cukup berjemur 10–15 menit setiap hari Menurut rekomendasi Kemenkes RI, orang dewasa dan lansia membutuhkan sekitar 1000–1200 mg kalsium per hari untuk menjaga tulang tetap kuat. 2. Rutin Bergerak dan Berolahraga Aktivitas fisik yang teratur membantu memperkuat otot sekaligus menstimulasi pertumbuhan tulang baru. Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau senam lansia sangat dianjurkan. WHO merekomendasikan lansia untuk melakukan aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit per minggu, termasuk latihan keseimbangan agar mengurangi risiko jatuh. Jadi, meski sudah tidak muda lagi, gerak tubuh tetap penting! 3. Hindari Rokok dan Batasi Konsumsi Alkohol Merokok bisa mengganggu penyerapan kalsium dan menurunkan kadar estrogen pada wanita. Sementara konsumsi alkohol berlebihan dapat mempercepat hilangnya massa tulang. Menjauhi dua hal ini bukan hanya baik untuk tulang, tapi juga untuk jantung dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. 4. Jaga Pola Makan Seimbang Selain kalsium dan vitamin D, tubuh juga membutuhkan nutrisi lain seperti magnesium, protein, dan fosfor. Pastikan piring makan selalu berisi makanan bervariasi: karbohidrat, lauk berprotein, sayur, buah, dan sumber lemak sehat seperti kacang atau alpukat.  5. Waspadai Risiko Jatuh Bagi lansia, jatuh bisa menyebabkan cedera serius bahkan patah tulang panggul. Beberapa langkah sederhana untuk mencegahnya antara lain: Pastikan pencahayaan di rumah cukup terang Gunakan alas kaki yang tidak licin Hindari karpet atau benda berserakan di lantai Pegangan tangan di kamar mandi bisa sangat membantu

image-newest
Info Kesehatan

Duduk Terlalu Lama Bisa Sebabkan Penyakit? Ini Faktanya! Senin, 27 Oktober 2025 08:26 WIB Pernah nggak merasa pegal, lelah, atau kaku setelah duduk terlalu lama di depan laptop atau TV? Nah, ternyata bukan cuma rasa pegal yang jadi masalah. Menurut berbagai penelitian, terlalu lama duduk bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, lho! Kebiasaan duduk berjam-jam tanpa banyak bergerak disebut juga “sedentary lifestyle”, atau gaya hidup minim aktivitas fisik. Meskipun terlihat sepele, dampaknya bisa besar bagi kesehatan tubuh, terutama bagi karyawan kantor dan lansia yang lebih banyak beraktivitas sambil duduk. Apa yang Terjadi Saat Kita Terlalu Lama Duduk? Menurut World Health Organization (WHO), kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya risiko penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes tipe 2, dan obesitas. Bahkan, WHO menyebut gaya hidup pasif menyebabkan sekitar 2 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI juga mengingatkan bahwa duduk terlalu lama bisa memperlambat metabolisme tubuh, menurunkan sirkulasi darah, serta menyebabkan otot melemah karena jarang digunakan. Tubuh manusia pada dasarnya didesain untuk bergerak. Saat duduk terlalu lama, otot kaki berhenti bekerja, pembakaran kalori melambat, dan tekanan pada tulang belakang meningkat. Akibatnya, bisa muncul berbagai masalah kesehatan, mulai dari nyeri punggung hingga penyakit jantung. Dampak Buruk dari Duduk Terlalu Lama Risiko Penyakit Jantung Meningkat, Duduk dalam waktu lama membuat aliran darah menjadi lambat. Ini bisa menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta stroke. Gangguan Gula Darah dan Obesitas, Saat tubuh pasif, proses pembakaran kalori melambat. Akibatnya, kadar gula darah bisa meningkat dan berat badan naik secara perlahan. Nyeri Punggung dan Leher, Posisi duduk yang tidak ideal misalnya membungkuk di depan layar, bisa memberi tekanan berlebih pada tulang belakang dan otot leher. Masalah Mental dan Suasana Hati, Kurang bergerak juga bisa berdampak pada kesehatan jiwa. Beberapa studi menunjukkan bahwa duduk terlalu lama berhubungan dengan meningkatnya risiko stres dan depresi. Bagaimana Cara Mengatasinya? Tenang, kamu nggak harus langsung jadi atlet untuk memperbaiki kebiasaan ini. Kuncinya ada pada bergerak secara rutin di sela waktu duduk. Beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba: Bangun dan peregangan setiap 30–60 menit, Cukup berdiri, jalan sebentar, atau regangkan tangan dan kaki. Gunakan tangga daripada lift, Gerakan kecil seperti ini membantu melancarkan sirkulasi darah. Lakukan peregangan ringan di meja kerja, Misalnya memutar bahu, menunduk perlahan, atau berdiri sambil menarik napas dalam. Jalan kaki setelah makan siang, Selain membantu pencernaan, ini juga menstabilkan kadar gula darah. Batasi waktu duduk di luar jam kerja, Saat di rumah, coba ganti waktu menonton TV dengan berjalan santai atau berkebun. Bergeraklah, Sekecil Apa Pun Itu Tidak ada salahnya bekerja atau bersantai sambil duduk, tapi tubuh tetap perlu diajak aktif bergerak. Dengan menambah sedikit aktivitas setiap hari seperti berjalan ke dapur, naik tangga, atau sekadar berdiri sejenak kamu sudah membantu tubuhmu tetap sehat. Yuk mulai kebiasaan baru gerak setiap jam! Karena menjaga kesehatan tidak selalu tentang olahraga berat cukup dengan “lebih sering berdiri dan lebih sering bergerak.”

image-newest
Info Kesehatan

Olahraga Ringan yang Aman untuk Pensiunan Jumat, 24 Oktober 2025 08:54 WIB Masa pensiun bukan berarti berhenti bergerak. Justru di usia ini, aktivitas fisik jadi kunci utama untuk menjaga tubuh tetap sehat, bugar, dan bahagia. Namun, olahraga untuk usia lanjut tentu berbeda dengan saat muda dulu harus disesuaikan dengan kondisi tubuh dan dilakukan dengan aman. Menurut WHO, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas disarankan melakukan aktivitas fisik intensitas sedang selama minimal 150 menit per minggu. Itu bisa dibagi menjadi 30 menit per hari, lima kali seminggu. Sementara Kementerian Kesehatan RI juga menegaskan bahwa olahraga rutin dapat membantu mencegah penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan hipertensi, sekaligus menjaga kesehatan tulang serta fungsi otot. Kenapa Lansia Perlu Tetap Aktif Bergerak? Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh melambat dan massa otot berkurang. Kalau tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, risiko munculnya penyakit meningkat, begitu juga rasa pegal dan nyeri sendi. Olahraga ringan membantu: Melancarkan sirkulasi darah dan menjaga tekanan darah tetap stabil Memperkuat otot dan sendi, sehingga lebih mudah beraktivitas sehari-hari Meningkatkan suasana hati, karena tubuh melepaskan hormon endorfin saat bergerak Meningkatkan kualitas tidur dan daya ingat Jadi, olahraga bukan hanya untuk menjaga tubuh tetap fit, tapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup di masa pensiun. Rekomendasi Olahraga Ringan yang Aman untuk Pensiunan Berikut beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan dengan mudah tanpa harus ke gym: Jalan Kaki Santai, Ini olahraga paling sederhana tapi manfaatnya luar biasa. Jalan kaki 20–30 menit setiap hari bisa menyehatkan jantung, menurunkan tekanan darah, dan memperkuat otot kaki. Pilih waktu pagi atau sore hari agar udara lebih segar. Senam Lansia, Senam ini dirancang khusus untuk usia lanjut dengan gerakan lembut yang aman bagi persendian. Selain melatih tubuh, senam juga bisa jadi ajang bersosialisasi yang bikin hati senang. Yoga atau Peregangan Ringan,Yoga membantu melatih keseimbangan, pernapasan, dan fleksibilitas tubuh. Gerakannya bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Banyak komunitas atau video panduan yoga lansia yang bisa diikuti dari rumah. Bersepeda Santai atau Static Bike, Cocok untuk menjaga kekuatan otot kaki tanpa menekan sendi berlebihan. Pastikan memakai helm dan bersepeda di area aman, atau gunakan sepeda statis di rumah. Berenang atau Senam Air, Olahraga air bisa jadi pilihan menyenangkan bagi lansia yang mengalami nyeri sendi atau lutut. Air membantu menopang berat tubuh, sehingga gerakan jadi lebih ringan. Tai Chi, Olahraga asal Tiongkok ini menggabungkan gerakan lembut dan fokus pernapasan. Banyak penelitian menunjukkan Tai Chi dapat meningkatkan keseimbangan, mencegah jatuh, dan mengurangi stres. Tips Aman Saat Berolahraga untuk Lansia Mulai perlahan dan dengarkan tubuh, Jangan memaksakan diri jika terasa pusing, nyeri, atau sesak napas. Pemanasan dan pendinginan itu wajib!, Lakukan 5–10 menit sebelum dan sesudah olahraga. Cukupi cairan tubuh, terutama saat cuaca panas. Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, Bila memiliki kondisi kesehatan tertentu (misalnya hipertensi, jantung, atau diabetes), konsultasikan dulu dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga baru.

image-newest
Info Kesehatan

Waspada Varian Baru Influenza, Jangan Anggap Sepele! Kamis, 16 Oktober 2025 17:01 WIB Akhir-akhir ini cuaca nggak menentu kadang panas, kadang hujan dan ini jadi waktu yang pas buat virus flu beraksi. Kemenkes dan WHO juga udah kasih peringatan nih buat lebih waspada, karena varian influenza yang beredar sekarang punya tingkat penularan yang lebih tinggi dibanding flu musiman biasa. Jadi, jangan anggap enteng ya kalau mulai ngerasa tubuh nggak fit. Yuk kenali tanda-tandanya dan cara mencegahnya biar kita tetap sehat bareng orang-orang tersayang  Flu yang Lagi Marak, Apa Bedanya? Flu kali ini bukan cuma menyerang hidung atau tenggorokan aja, tapi juga bisa bikin gangguan pernapasan yang cukup berat kayak sesak napas. Itu sebabnya, penting banget buat jaga daya tahan tubuh dan segera istirahat kalau udah mulai bergejala. Ngomong-ngomong, tahu nggak? Demam itu sebenarnya bukan musuh, lho! Berdasarkan Kemenkes dan Medical News Today, demam adalah tanda kalau sistem imun kita lagi kerja keras ngelawan virus. Jadi tubuh yang hangat itu artinya lagi berusaha melindungi kita.  Kenali Sinyal dari Tubuh Kalau kamu ngerasain beberapa gejala ini, bisa jadi itu sinyal dari tubuh buat istirahat: Demam dan menggigil Batuk (biasanya kering) Sakit kepala atau nyeri otot Kelelahan ekstrem Hidung tersumbat atau meler Sakit tenggorokan Hati-hati juga pada varian baru flu, sesak napas bisa muncul sebagai gejala yang cukup dominan. Siapa yang Paling Rentan? Flu bisa menyerang siapa aja, tapi kelompok ini perlu ekstra hati-hati: Anak-anak di bawah 5 tahun Ibu hamil Lansia (di atas 65 tahun) Penderita penyakit kronis (seperti asma, PPOK, jantung, atau diabetes) Penularannya bisa lewat percikan air liur waktu orang sakit batuk, bersin, atau ngomong. Jadi jangan lupa tetap jaga jarak dan etika saat bersin ya! 5 Langkah Aman dari Influenza Biar tubuh tetap fit dan nggak gampang ketularan, coba biasakan hal-hal ini: Jaga imun tubuh seperti makan bergizi, cukup tidur, dan kelola stres. Pakai masker, apalagi kalau lagi sakit atau di tempat ramai. Hindari sentuh wajah  terutama mata, hidung, dan mulut. Cuci tangan rutin, sabun itu senjata ampuh lawan virus. Etika batuk & bersin,  tutup pakai siku, bukan telapak tangan. Kapan Harus ke Dokter? Kalau kamu atau keluarga mulai ngerasa: Sulit bernapas atau sesak napas Nyeri dada atau perut terasa menekan Pusing mendadak Demam tinggi yang nggak kunjung turun Jangan tunggu parah, langsung periksa ke tenaga medis terdekat. Semakin cepat ditangani, semakin cepat pulihnya. Yuk, saling jaga dan peduli. Flu mungkin terdengar sepele, tapi bisa jadi serius kalau disepelekan. Mulai dari hal kecil seperti cuci tangan, pakai masker, dan cukup istirahat itu udah langkah besar buat lindungi diri dan orang tersayang.  

image-newest
Info Kesehatan

Tetap Bugar & Panjang Umur: Rahasia Gizi Seimbang di Usia 50+ Rabu, 15 Oktober 2025 09:46 WIB Memasuki usia 50 tahun, tubuh kita tidak seperti dulu lagi. Fungsi pencernaan mulai berubah, metabolisme agak melambat, dan kebutuhan nutrisi pun mengalami penyesuaian. Tapi bukan berarti harus makan sangat terbatas yang penting adalah kualitas gizi dan ketepatan pola makan. Berikut panduan praktis agar tubuh tetap bugar, tulang kuat, dan pikiran tajam di usia lanjut. Perubahan Tubuh dan Tantangan Gizi di Usia Lanjut Seiring bertambah usia: Rasa dan indra penciuman bisa menurun, sehingga makanan terasa hambar. Fungsi pencernaan melambat, membuat penyerapan nutrisi tidak seefisien dulu. Massa otot cenderung menurun (sarkopenia), sehingga kebutuhan protein menjadi lebih penting. Risiko kekurangan vitamin dan mineral meningkat, seperti vitamin D, kalsium, vitamin B12, zat besi. Oleh karena itu, kita perlu menyesuaikan pola makan agar tetap memenuhi kebutuhan tubuh. Prinsip Gizi Seimbang untuk Usia 50 Tahun ke Atas Berikut prinsip dasar yang bisa dijadikan acuan: Konsumsi Makronutrien yang Seimbang Perhatikan Mikronutrien Penting Batasi Konsumsi Gula, Garam, & Lemak Jenuh Frekuensi & Porsi yang Disesuaikan Cukupi Asupan Air & Serat Tips Praktis Agar Nutrisi Tetap Terpenuhi Mulai pagi dengan sarapan bergizi: misalnya bubur gandum dengan potongan buah dan susu rendah lemak. Tambahkan sayur & buah setidaknya pada setiap kali makan. Konsumsi ikan minimal 2–3 kali per minggu untuk asam lemak omega-3 & protein baik. Gunakan rempah & bumbu alami agar cita rasa tetap menarik tanpa harus menambah garam. Jika selera makan menurun, pilihlah makanan yang lebih padat nutrisi (misalnya tambahkan kacang, susu, biji-bijian). Berjemur sebentar di pagi hari untuk membantu produksi vitamin D alami (jika tidak ada kontraindikasi). Lakukan aktifitas fisik ringan secara teratur (jalan kaki, peregangan) bersama pola makan sehat untuk menjaga metabolisme & kekuatan otot. Hal yang perlu diperhatikan Setiap orang lansia bisa memiliki kondisi kesehatan khusus (misalnya penyakit ginjal, diabetes, gangguan pencernaan) sehingga kebutuhan gizi bisa berbeda. Jangan sembarangan mengonsumsi suplemen tanpa rekomendasi dokter, terutama vitamin A, D, atau mineral tertentu. Pantau status gizi secara rutin melalui pemeriksaan di puskesmas atau fasilitas kesehatan  Memasuki usia 50 tahun bukan berarti nutrisi jadi “kurang bebas”. Justru, dengan pola makan yang tepat, kita bisa menjaga kesehatan tubuh, tulang, jantung, dan daya pikir lebih lama. Untuk keluarga, teman, atau anggota Yakes Telkom Family di usia 50+, yuk mulai dari hal kecil: ganti nasi putih sebagian dengan yang utuh, tambahkan sayur & buah setiap hari, serta konsumsi protein berkualitas. Setiap langkah kecil yang konsisten akan membawa dampak besar.

image-newest
Info Kesehatan

Makanan yang Baik untuk Menurunkan Kolesterol Selasa, 14 Oktober 2025 09:21 WIB Kolesterol tinggi itu bisa menjadi “bom waktu” yang diam-diam mengancam kesehatan jantung dan pembuluh darah. Tapi kabar baiknya: melalui pola makan cerdas dan pilihan makanan yang tepat, kita bisa membantu menurunkan kolesterol “jahat” (LDL) dan meningkatkan kolesterol “baik” (HDL). Yuk, kita kenali menu-menu ramah kolesterol ala Yakes Family. Kenali Lebih Dulu: Apa Itu Kolesterol & Batas Normalnya Kolesterol adalah zat lemak yang diproduksi oleh hati dan juga diperoleh dari makanan hewani. Di Indonesia, berdasarkan Kementerian Kesehatan / Direktorat Kesehatan Lanjutan (Keslan), konsumsi kolesterol harian dianjurkan < 300 mg dalam diet rendah kolesterol. Nilai normal kolesterol total dikatakan < 200 mg/dL; antara 200-239 mg/dL masuk kategori “ambang batas”; ≥ 240 mg/dL dianggap tinggi. Makanan & Nutrisi yang Membantu Menurunkan Kolesterol Berikut jenis makanan dan pola makan yang direkomendasikan untuk mendukung penurunan kolesterol: 1. Serat Larut (Soluble Fiber) Serat larut bisa membantu “menangkap” kolesterol di usus agar tidak terserap ke aliran darah.   Contoh makanan kaya serat larut: Oat / gandum utuh Kacang-kacangan (kacang merah, lentil, buncis) Buah seperti apel, jeruk Sayuran seperti terong, okra 2. Asam Lemak Tak Jenuh (Unsaturated Fats & Omega-3) Ganti lemak jenuh / lemak trans dengan lemak sehat seperti omega-3 dan minyak nabati. Makanan sumber lemak sehat: Ikan berlemak (salmon, sarden, tuna) Kemenkes RI menyebut konsumsi ikan laut sebagai bagian dari diet sehat kolesterol tinggi. Minyak zaitun, minyak canola, minyak biji bunga matahari, dan minyak nabati cair lainnya (ganti margarin padat atau mentega).  Kacang-kacangan dan biji-bijian (almond, kenari, biji rami, chia) 3. Tumbuhan & Buah-Buahan Antioksidan & Fitosterol Beberapa senyawa dari tumbuhan membantu menghambat penyerapan kolesterol. Beberapa contoh: Buah tomat, riset menunjukkan tomat matang bisa punya efek hampir setara obat penurun kolesterol. Buah alpukat, buah beri, apel, jeruk  Sayuran hijau, sayuran lainnya tinggi serat & antioksidan 4. Produk Nabati & Alternatif Susu Rendah Lemak Gunakan sumber protein nabati dan produk susu rendah lemak agar beban kolesterol dari makanan hewani tidak terlalu besar.   Contoh: Kedelai & olahannya (tahu, tempe, susu kedelai) Susu skim, yogurt rendah lemak, keju rendah lemak 5. Hindari atau Batasi Makanan yang Menyumbang Kolesterol Jahat / Lemak Buruk Beberapa jenis makanan ini sebaiknya dikurangi atau dihindari: Daging merah berlemak, produk daging olahan (sosis, daging asap) Lemak jenuh / padat seperti mentega, lemak babi, kelapa, minyak kelapa / sawit (jika tinggi lemak jenuh) Tips Praktis Agar Pola Makan “Ramah Kolesterol” Terlaksana Gantilah nasi putih sebagian dengan gandum utuh / beras merah Masak dengan minyak nabati cair, bukan mentega padat Tambahkan kacang atau biji di salad atau sereal Buat sup kacang atau sup sayur sebagai menu rutin Pilih ikan minimal 2x seminggu dibanding daging merah Gunakan yogurt rendah lemak sebagai camilan Memilih makanan yang baik untuk menurunkan kolesterol bukan berarti harus “kelaparan” atau makan makanan hambar. Cukup dengan menyesuaikan pilihan bahan makanan, mengurangi lemak jenuh / makanan olahan, dan memperbanyak sayur, buah, biji-bijian dan ikan, kita sudah bisa membantu menjaga kesehatan jantung. Yakes Fams, ayo mulai langkah kecil dengan pilih camilan buah atau kacang daripada gorengan, ganti minyak masak dengan minyak nabati cair, tambahkan sayur dan buah di tiap porsi makan, pilih ikan 2-3 kali seminggu, baca label makanan kemasan, hindari kandungan lemak buruk.

image-newest
Info Kesehatan

Anti Mager di Hari Senin! Ini Rahasia Tubuh Sehat dan Semangat Sepanjang Hari Senin, 13 Oktober 2025 09:11 WIB Setelah akhir pekan, Senin sering terasa berat, badan terasa letih, pikiran melayang, dan motivasi kerja tampak menurun. Tapi tahukah Anda? Dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik ringan, Anda bisa memulai hari kerja dengan energi maksimal dan menjaga semangat produktif. World Health Organization (WHO) dan Kemenkes RI sama-sama menekankan bahwa kombinasi nutrisi seimbang dan aktivitas fisik teratur memberikan fondasi tubuh & pikiran sehat yang kuat. 1. Mengapa Pola Makan Sehat Penting? WHO menegaskan bahwa diet sehat membantu melindungi dari malnutrisi dan penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Beberapa prinsip penting dari WHO antara lain: Makan banyak buah, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian Membatasi konsumsi lemak jenuh, gula, dan garam berlebih Menjaga keseimbangan energi (kalori masuk ≈ kalori keluar) Dalam konteks Indonesia, Kemenkes memperkenalkan konsep “Isi Piringku” sebagai panduan gizi seimbang sehari-hari: ½ piring buah & sayur, ¼ piring karbohidrat sehat, dan ¼ piring protein serta lauk pauk. Dengan menyesuaikan menu kerja Senin Anda ke porsi piring gizi seimbang, tubuh mendapatkan asupan energi cukup dan stabil, sehingga kesegaran dan fokus tetap terjaga. Beberapa manfaat makan sehat (dikutip dari sumber internasional) antara lain: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Mendukung metabolisme dan energi otot Membantu menjaga berat badan dan mengurangi risiko penyakit kronis Meningkatkan suasana hati dan fungsi kognitif melalui asupan nutrisi yang tepat seperti vitamin, mineral, dan antioksidan.  2. Aktivitas Fisik Ringan agar Senin Lebih Segar Hanya karena sedang bekerja di kantor bukan berarti kita harus diam sepanjang hari. Kemenkes RI menyebutkan bahwa aktivitas fisik memiliki banyak manfaat positif, misalnya: Mengendalikan berat badan Menurunkan tekanan darah Memperbaiki postur tubuh dan kelenturan otot & sendi Mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental  Aktivitas fisik tidak harus yang berat — hal sederhana seperti berjalan kaki, naik tangga, peregangan ringan, atau jalan cepat sekitar 10–15 menit di lingkungan kantor sudah sangat bermanfaat. Dalam penelitian, aktivitas fisik teratur juga terbukti membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi. 3. Strategi Praktis agar Senin Anda Lebih Energik Berikut beberapa tips konkret yang bisa dipraktekkan: Sarapan seimbang, Mulai hari Anda dengan karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum), protein (telur, tahu, kacang), dan buah. Hindari sarapan tinggi gula atau makanan olahan. Pecah waktu di depan layar, Setiap 60 menit duduk, bangkit dan lakukan peregangan ringan selama 2–3 menit. Tambahkan jalan kaki singkat menuju pantry atau area kantor lain. Snack sehat, Pilih buah, kacang-kacangan, yogurt rendah lemak sebagai camilan alih-alih makanan manis atau gorengan. Minum air cukup, Dehidrasi ringan saja bisa membuat otak terasa lesu. Pastikan konsumsi air putih minimal 1,5–2 liter per hari. Rencanakan aktivitas ringan setelah kerja Jalan kaki 20 menit, peregangan, atau yoga ringan membantu melepaskan ketegangan fisik & mental.

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.