Rabu, 06 September 2023 16:29 WIB

Gagal Jantung

picture-of-article

Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih mencatat penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) sebagai ancaman global. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Gagal jantung, misalnya, bisa terjadi pada segala kelompok usia dan tergolong kerap menyerang kalangan usia produktif. Gaya hidup yang kurang sehat turut berkontribusi terhadap pertambahan kasus penyakit ini dari tahun ke tahun.

Mengenal Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi medis ketika jantung tak bisa bekerja secara efisien sebagaimana mestinya. Artinya, darah yang dipompa jantung tak bisa membawa oksigen dan nutrisi yang cukup untuk memastikan tubuh berfungsi dengan normal. Meski disebut “gagal jantung”, bukan berarti jantung berhenti bekerja sama sekali. Jantung hanya kesulitan memenuhi kebutuhan tubuh, terutama selama beraktivitas.

Lantaran jantung tak dapat memompa darah dengan sempurna, tubuh akan memberikan respons yang justru bisa membahayakan. Misalnya:

  • Garam dan air tertampung lama oleh tubuh, termasuk dalam aliran darah.
  • Jantung berdetak lebih kencang.
  • Ukuran jantung membesar.

Respons tubuh itu mengesankan seolah-olah jantung masih bisa bekerja normal dalam memompa darah. Namun, di titik tertentu, jantung dan tubuh tak dapat lagi mengatasi masalah itu. Walhasil, cairan menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan sederet gejala, seperti sesak napas dan merasa lemas. Gejala ini akan memburuk seiring dengan waktu. Dengan perawatan yang tepat, penyakit gagal jantung dapat ditangani dan memperbesar peluang hidup pasien.

dan seberapa parah kerusakan itu. Gejala bermula ketika jantung tak dapat memompa darah yang cukup untuk seluruh tubuh. Pada tahap awal, gejala itu termasuk:

  • Merasa mudah lelah
  • Sulit bernapas atau sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik
  • Jantung berdebar-debar kencang
  • Pusing dan tubuh terasa lemas

Saat cairan mulai menumpuk banyak di tubuh, terutama di paru-paru, gejala lain mengikuti, seperti:

  • Susah bernapas bahkan ketika sedang beristirahat
  • Pembengkakan bagian tubuh, terutama tangan dan kaki
  • Berat badan bertambah dengan cepat, bahkan hanya dalam satu atau dua hari
  • Sering batuk-batuk, khususnya saat berbaring dan pada malam hari
  • Merasa kembung

Gagal jantung dapat terjadi akibat adanya masalah pada struktur atau fungsi jantung. Orang yang pernah mengalami serangan jantung tak jarang kemudian menderita gagal jantung karena masalah tersebut. Demikian pula pasien penyakit jantung koroner dan penyakit katup jantung. Kemungkinan menderita gagal jantung makin besar seiring dengan pertambahan usia.

Secara umum, penyebab gagal jantung antara lain:

  • Kerusakan atau penyakit otot jantung
  • Masalah pada katup jantung
  • Aritmia (gangguan irama detak jantung)
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Hipertiroid (gondok yang besar)
  • Diabetes
  • Anemia (kekurangan sel darah merah)
  • Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang

Dokter spesialis jantung mendiagnosis gagal jantung berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik yang ditemukan. Namun pasien juga perlu menjalani sejumlah tes untuk menemukan penyebab dan menentukan jenis gagal jantung yang diderita agar perawatan yang diberikan tepat. Tes itu termasuk:

  • Tes darah dan urine: menghitung sel darah dan mengetahui seberapa baik kinerja ginjal.
  • Sinar-X dada: mengecek adanya penumpukan cairan di paru-paru dan apakah ukuran jantung lebih besar daripada seharusnya.
  • Elektrokardiogram: memeriksa sistem kelistrikan jantung terkait dengan irama detak jantung.
  • Magnetic resonance imaging (MRI): mengetahui struktur jantung dan mengecek fungsi pemompaannya.
  • Echocardiogram: melihat ukuran dan bentuk jantung sekaligus memeriksa bagaimana kerja jantung saat memompa darah.

Hasil echocardiogram kerap dapat membantu menegakkan diagnosis gagal jantung, termasuk mengetahui penyebabnya dan seberapa parah kondisinya. Tes ini dapat mengukur seberapa banyak darah yang terpompa ke seluruh tubuh. Pengukuran itu disebut fraksi ejeksi. Bila fraksi ejeksi menurun dan ada gejala, berarti gagal jantung yang diderita memburuk.

Terdapat empat level keparahan gagal jantung, yaitu:

  1. Tak ada gejala saat beraktivitas fisik normal
  2. Beberapa gejala muncul ketika ada aktivitas fisik normal
  3. Gejala terasa saat beraktivitas fisik lebih dari biasanya
  4. Gejala muncul bahkan saat tidak beraktivitas fisik dan selalu merasa tidak nyaman saat melakukan kegiatan apa pun

ebanyakan pasien gagal jantung perlu meminum sejumlah obat-obatan untuk mencegah penyakit makin parah, mengurangi gejala, dan menangani penyebabnya. Obat itu termasuk penghambat enzim (ACE inhibitor) dan digoksin. Pasien wajib mematuhi resep dokter agar penyakit tidak bertambah parah.

Bagi pasien yang memiliki masalah dengan irama detak jantung, dokter dapat memasang alat pacu jantung atau defibrilator. Alat pacu jantung berguna untuk membuat jantung memompa darah lebih baik. Adapun defibrilator bisa mencegah masalah kesehatan yang terkait dengan gangguan irama detak jantung.

Operasi juga mungkin perlu bila gagal jantung berkaitan dengan masalah katup jantung atau pembuluh darah yang menyempit atau tersumbat. Operasi ini bertujuan memperbaiki atau mengganti bagian jantung yang rusak.

Selain itu, perubahan gaya hidup dapat menjadi bagian penting dalam mekanisme pengobatan gagal jantung. Gaya hidup sehat terbukti dapat memperlambat risiko penyakit tersebut. Cara ini juga bisa membantu mengendalikan penyakit lain yang dapat memperparah gagal jantung, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit arteri koroner.

Risiko orang mengalami gagal jantung lebih kecil ketika memiliki gaya hidup sehat. Karena itu, gaya hidup sehat menjadi cara terbaik untuk mencegah masalah jantung tersebut. Contohnya dengan:

  • Tidak merokok dan menjauhi asap rokok
  • Sering berkegiatan fisik
  • Menjaga berat badan ideal
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Kurangi asupan garam dan minuman bersoda
  • Mengontrol stres

Jika hidup dengan risiko penyakit jantung, misalnya memiliki kadar kolesterol tinggi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis jantung untuk mendapatkan nasihat medis guna mencegah gagal jantung sesuai dengan kondisi yang dialami. Pemeriksaan rutin oleh dokter spesialis jantung dapat menjadi langkah deteksi dini dan menghindari gagal jantung telanjur parah.

Kapan Harus ke Dokter?

Gagal jantung mesti segera ditangani di rumah sakit, terutama bila gejalanya parah. Anda sebaiknya segera ke dokter bila mengalami gejala berikut ini:

  • Nyeri dada kian parah, terasa hingga lebih dari 10 menit
  • Rasa nyeri seperti tertekan benda berat atau diremas diikuti sesak napas, keringat dingin, dan pusing-pusing

Sembari menunggu pertolongan, cari tempat untuk berbaring. Bila ada, gunakan bantal atau benda lain yang bisa menjadi bantal. Waktu sangat penting dalam penanganan gagal jantung. Makin cepat ditangani, makin besar peluang selamat pasien.

 

Ditinjau oleh:
dr. Faizal Pamewa Sp.JP
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Makassar
https://primayahospital.com/jantung/gagal-jantung/

 

Baca juga : Mengenal Karies Gigi

0 Disukai

400 Kali Dibaca