Jumat, 06 Oktober 2023 13:33 WIB

GERD

picture-of-article

GERD kepanjangan dari Gastroesophageal Reflux Disease, yaitu suatu gangguan dimana isi dari lambung keluar dari dalam lambung menuju esofagus hingga rongga mulut. Gangguan ini terjadi akibat adanya gangguan pada cardiac sphincter (klep atau tutup antara lambung dan esofagus) yang melemah sehingga terjadi aliran balik isi lambung ke atas. Isi lambung bersifat asam dan didominasi oleh asam lambung atau HCl yang memiliki fungsi untuk menghancurkan makanan menjadi partikel yg lebih kecil untuk selanjutnya akan masuk ke usus halus untuk diserap. Karena HCl ini sifatnya sangat asam dengan pH dibawah 4 maka dinding lambung telah didesain agar mampu menahan asam lambung. Tetapi esofagus tidak dirancang untuk menahan asam karena dindingnya lebih tipis dan berbeda dari lambung. Akibatnya bila isi lambung keluar dari lambung dan mengenai esofagus, lama kelamaan akan mengiritasi dinding esofagus sehingga akan terjadi kerusakan pada dinding esofagus. Aliran balik isi lambung yang bersifat asam ini tidak hanya merusak esofagus tetapi juga bisa mengganggu tenggorokan, paru-paru, rongga mulut hingga gigi berlubang.

Angka kejadian GERD di Amerika mencapai lebih dari 20 % jumlah penduduk. Di Jepang lebih dari 11,5% dari jumlah penduduk, sementara di Indonesia belum ada data epidemiologi yang lengkap meskipun penelitian dari Prof. Ari F.S. di RSCM pada tahun 2013 memperkirakan lebih dari 25,18%. Dari beberapa penelitian juga memperlihatkan penderita GERD sering terabaikan, Terkadang membutuhkan waktu 10 tahun atau lebih sebelum berobat ke dokter. Terkadang penderita hanya mengobati dirinya sendiri dengan antasida yang tersedia. Akibat angka GERD yang tinggi ini maka produktivitas penderita GERD ini tidak baik. Kadang mereka sering tidak masuk kerja karena gangguan yang dialami.

Menurut definisi Montreal, GERD adalah kondisi yang disebabkan adanya aliran balik isi lambung yang menyebabkan gejala yang mengganggu atau komplikasi. Dibagi atas sindroma esofageal dan sindroma ekstraesofageal. Sindroma esofageal adalah gangguan yang muncul di saluran esofagus akibat isi lambung yang mengiritasi dinding esofagus. Sindroma esofageal terbagi menjadi sindroma simptomatik dimana adanya refluks yang tipikal akan mengakibatkan rasa nyeri di dada yang disebut heartburn atau dada terbakar. Nyeri ini harus dibedakan dari kondisi akibat serangan jantung, dimana GERD menghasilkan nyeri yang seperti terbakar atau panas. Dan sindroma esofageal dengan  kerusakan pada esofagus berupa radang esophagitis, adanya striktura atau penyempitan saluran esofagus, Barret’s esofagus atau kondisi pre cancer dan terjadinya adenokarsinoma esofagus (kanker esofagus). Selain sindroma esofageal, GERD juga akan menghasilkan sindroma ekstraesofageal yang sudah jelas hubungannya seperti sindroma batuk refluks, sindroma laryngitis refluks, sindroma asma refluks dan sindroma erosi dental refluks. Yang hubungannya belum jelas adalah faringitis, sinusitis, idiopathic pulmonary fibrosis dan otitis media berulang.

Gejala klinis yang khas dari GERD adalah:

  • heartburn (rasa terbakar di dada)
  • regurgitasi (naiknya isi lambung ke mulut)
  • Nyeri ulu hati dan nyeri dada

Adapun gejala ekstra esofageal berupa:

  • Batuk kronis yang tidak diketahui sebabnya
  • Suara yang berubah jadi serak
  • Gigi berlubang
  • Asma yang tidak jelas pemicunya yang muncul di malam hari

Oleh karena itu bila ditemukan gejala-gejala seperti di atas dianjurkan untuk segera berobat ke sarana kesehatan terdekat. Dokter harus menyingkirkan kemungkinan adanya sakit jantung ataupun gangguan paru lainnya untuk menentukan apakah gejala yang dialami adalah GERD apa bukan. Karena gejalanya mirip dengan serangan jantung maka terkadang penderita serangan jantung disangka penderita GERD yang bila mengalami kematian maka GERD yang akan dinyatakan penyebabnya. Padahal GERD tidak pernah menjadi penyebab kematian secara langsung.

Penyebab dari GERD adalah akibat kerusakan cardiac sphincter (klep atau tutup antara lambung dan esofagus) sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna.

Kerusakan cardiac sphincter terjadi akibat paparan asam lambung yang terlalu sering dan menyebabkan kerusakan otot-otot di cardia. Penyebab dari gangguan asam lambung ini adalah akibat makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, banyak makan dan minum yang terlalu merangsang seperti kopi, asam atau pedas, mengkonsumsi alkohol dan rokok, obat-obatan tertentu seperti penghilang sakit, pengencer darah yang bersifat asam, gangguan psikis, stres, cemas berlebih hingga gangguan emosional yang akan menyebabkan pengeluaran asam lambung secara berlebih, terakhir adanya infeksi dan beberapa penyakit lainnya. Akibat dari hal-hal tersebut di atas makan asam lambung akan keluar secara berlebih di dalam lambung dan akan menyebabkan kerusakan dari dinding lambung.

Tujuan dari pengobatan GERD adalah menyembuhkan gangguan yang ada, mengurangi dan mengatasi gejala-gejala yang timbul dan mencegah terjadinya komplikasi. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan yang seksama pada penderita yang dicurigai GERD. Akan dilakukan pemeriksaan fisik yang seksama dan menyeluruh. Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rekam jantung, radiologi dada, USG perut untuk menyingkirkan adanya gangguan di jantung , paru atau organ tubuh lainnya. Yang terpenting adalah pemeriksaan endoskopi gastroskopi yang bisa secara langsung melihat adanya kelainan di esofagus hingga lambung. Setelah GERD ditegakkan maka penderita akan diberikan obat-obatan yang bertujuan untuk mengurangi keasaman dari lambung. Yang terpenting dari tatalaksana pengobatan GERD selain obat-obatan adalah perbaikan pola hidup atau modifikasi gaya hidup. Penderita disarankan mengatur pola makan, menghindari makanan yang merangsang asam lambung seperti kopi, pedas, asam. Menghentikan rokok dan konsumsi alkohol. Menghindari obat-obatan yang bersifat asam dan yang mengganggu asam lambung, seperti obat rematik, penghilang sakit atau pengencer darah. Bila dibutuhkan maka obat-obatan bisa digantikan dengan yang lebih aman untuk lambung. Selain itu juga disarankan untuk rutin berolahraga, mengelola stres dengan baik, bila terlalu berat biasanya dapat dikonsultasikan ke psikolog. GERD dapat disembuhkan dengan baik, tetapi terkadang bisa menjadi kambuh kembali bila modifikasi gaya hidup tidak dijalani dengan baik.

Kesimpulan GERD adalah gangguan yang diakibatkan aliran balik isi lambung yang masuk ke esofagus dan menimbulkan gejala. GERD tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi penderita GERD akan mengalami penurunan produktivitas, kualitas hidup dan kesejahteraan secara umum. Secara umum kualitas hidup penderita GERD sangat rendah. GERD dapat diobati dan dapat disembuhkan dengan baik. Segera berobat ke sarana kesehatan terdekat bila dicurigai mengalami GERD.

 

Ditinjau oleh:

dr. Aru Ariadno SpPD-KGEH
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Depok
https://primayahospital.com/penyakit-dalam/gerd/

Baca juga : Mengenal Karies Gigi

0 Disukai

526 Kali Dibaca