- Menentukan faktor risiko yang dimiliki (gula darah, profil lemak darah, fungsi ginjal).
- Biomarker/penunjuk PJK (troponin, natriuretic peptide) yang dilakukan atas saran dokter.
Pemeriksaan modalitas non invasif terbagi dua, pertama yaitu bertujuan untuk membuktikan (deteksi) adanya iskemia (kondisi kurangnya aliran oksigen) pada otot jantung. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain:
- EKG dan Exercise Test (Treadmill Test)
Exercise test dapat dimanfaatkan untuk efikasi terapi, evaluasi setelah tindakan revaskularisasi, dan membantu menentukan resep latihan/exercise setelah gejala terkontrol. - Stress Echocardiography
Stress diberikan dengan beban latihan atau dengan obat. Selain menilai gerakan dinding otot jantung, dapat juga untuk meningkatkan akurasi dalam menilai iskemia. - Myocardial Perfussion Scintigraphy (Sidik Perfusi Jantung)
Mencitrakan jantung dengan menyuntikkan zat tertentu ke dalam pembuluh darah. - Stress Cardiac Magnetic Resonance (MRI Jantung)
Menilai perfusi (aliran darah) ke jantung saat stress yang diberikan dengan beban agen obat.
Pemeriksaan lainnya yaitu yang bertujuan untuk menilai pembuluh darah koroner (deteksi aterosklerosis - menilai dinding pembuluh darah koroner), antara lain:
- Coronary Calcium Score (tomografi komputer tanpa kontras)
Kalsium di arteri koroner dianggap sebagai konsekuensi aterosklerosis, namun keberadaan kalsium memiliki korelasi yang rendah dengan penyempitan pembuluh darah koroner. Bila angka kalsium skor nol, maka tidak bisa disimpulkan bahwa tidak ada penyempitan pembuluh darah koroner. - Coronary Computed Tomography Angiography/CCTA (tomografi komputer dengan kontras)
Pemberian kontras dapat memperlihatkan saluran pembuluh darah koroner dengan lebih jelas sehingga penilaian stenosis lumen dapat dilakukan.
Angiografi adalah pencitraan medis menggunakan sinar X untuk memeriksa kondisi pembuluh darah.
Kateter dengan kamera kecil diujungnya dimasukkan melalui pembuluh darah di paha lengan hingga ke pembuluh koroner. Zat kontras digunakan untuk menilai alirannya sehingga dapat dilihat pembuluh darah mana saja yang bermasalah/tersumbat.
Angiografi Koroner biasanya dilakukan jika pemeriksaan non-invasif menunjukkan adanya risiko kejadian kardiovaskular yang tinggi. Hal itu dilakukan untuk menentukan jenis revaskularisasi yang dibutuhkan, apakah Angioplasty atau bedah bypass.
Belum Ada Komentar