Rabu, 15 Januari 2025 12:00 WIB

Sembelit

picture-of-article

Sembelit (konstipasi) adalah gangguan buang air besar yang didefinisikan sebagai defekasi tidak lampias dan ditandai oleh frekuensi buang air besar yang tidak rutin (kurang dari tiga kali per minggu), kesulitan mengeluarkan feses, atau keduanya.

Frekuensi buang air besar pada setiap orang bisa berbeda-beda. Normalnya, frekuensi buang air besar adalah 3 kali sehari hingga 3 kali seminggu. Pada penderita sembelit, tinja menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan dari anus. Akibatnya, frekuensi BAB menjadi kurang dari 3 kali dalam seminggu.

Sembelit atau konstipasi terjadi ketika tinja bergerak terlalu lamban dalam usus besar atau tidak bisa keluar secara efektif dari rektum. Akibatnya, tinja menjadi keras dan kering sehingga lebih sulit dikeluarkan. Beberapa penyebabnya adalah:

  1. Penyumbatan di usus besar atau rektum

Penyumbatan di usus besar atau rektum dapat memperlambat atau menghentikan pergerakan tinja. Penyebabnya antara lain:

  • Robekan kecil di kulit sekitar anus (fisura ani)
  • Kanker usus besar
  • Penyempitan usus besar
  • Kanker di perut yang menimbulkan tekanan pada usus besar
  • Kanker rektum
  • Rektum yang menonjol dari dinding belakang vagina.
  1. Gangguan saraf di sekitar usus besar dan rektum

Gangguan saraf dapat menghambat kerja otot usus besar dan rektum dalam mendorong tinja. Konsis tersebut dapat disebabkan oleh:

  • Kerusakan saraf yang mengendalikan fungsi tubuh (neuropati otonom)
  • Penyakit parkinson
  • Cedera saraf tulang belakang
  • Stroke
  • Multiple sclerosis
  1. Gangguan pada otot panggul

gangguan pada otot panggul yang berfungsi membantu proses buang air besar dapat menyebabkan sembelit kronis. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan kontraksi atau melemahnya otot panggul

  1. Gangguan hormon

Beberapa jenis hormon berfungsi menyeimbangkan cairan tubuh. Bila terjadi gangguan pada hormon tersebut, keseimbangan cairan tubuh juga terganggu sehingga memicu terjadinya sembelit. Beberapa penyebabnya adalah:

  • Diabetes
  • Hiperparatiroidisme
  • Kehamilan
  • Hipotiroidisme

Sembelit yang terjadi sesekali dapat dialami oleh siapa saja. Namun, kelompok orang berikut ini bisa berisiko mengalami sembelit dalam jangka panjang:

  • Berusia di atas 65 tahun, karena metabolisme tubuh mulai lambat dan otot-otot pencernaan kurang bisa bekerja secara maksimal
  • Berjenis kelamin perempuan, karena cenderung mengalami perubahan hormon, misalnya sebelum menstruasi, selama kehamilan, atau setelah melahirkan
  • Tidak aktif bergerak atau jarang berolahraga
  • Mengalami masalah kesehatan mental, seperti gangguan makan atau depresi
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti OAINS, antasida, antidepresan, antihistamin, atau antikejang

Sembelit dapat ditandai dengan sejumlah gejala berikut:

  • Frekuensi buang air besar (BAB) lebih jarang dari biasanya atau kurang dari 3 kali dalam seminggu
  • Tinja sulit keluar
  • Nyeri ketika BAB
  • Harus mengejan saat BAB
  • Tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal
  • Buang air besar terasa tidak tuntas
  • Sensasi mengganjal di rektum (bagian akhir usus besar)
  • Perut kembung
  • Mual
  • Kram atau sakit di perut
  • Perlu bantuan untuk mengeluarkan tinja, seperti menekan bagian perut atau menggunakan jari untuk mengeluarkan tinja dari anus

Pengobatan sembelit dapat disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Metode yang digunakan bisa berupa perawatan mandiri atau tindakan medis oleh dokter, seperti yang dijelaskan berikut ini:

1.  Perawatan Mandiri

Pada sembelit yang tidak parah, Anda dapat melakukan perawatan mandiri, seperti:

  • Minum air putih lebih sering dan menghindari konsumsi minuman berkafein, beralkohol, atau mengandung tinggi gula
  • Memperbanyak konsumsi makanan berserat, termasuk buah dan sayuran
  • Mengonsumsi makanan yang bisa menjadi obat pencahar alami
  • Berolahraga secara rutin, untuk meningkatkan kerja otot saluran pencernaan
  • Menggunakan obat pencahar yang bisa dibeli di apotek
  • Tidak menunda keinginan untuk buang air besar dan usahakan untuk BAB 15–45 menit setelah makan jika memang ada rasa ingin buang air besar
  • Menghentikan atau mengganti obat-obatan yang bisa menyebabkan sembelit sesuai saran dokter
  • Menjalani pengobatan secara teratur jika memiliki kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan sembelit

2. Tindakan Medis

Jika perawatan mandiri dan konsumsi obat-obatan yang dibeli di apotek belum efektif mengatasi sembelit, dokter akan menyarankan pengobatan berikut:

  • Enema, untuk merangsang pergerakan usus sehingga tinja lebih mudah dikeluarkan, dengan cara memasukkan cairan khusus ke dalam rektum
  • Terapi otot panggul, untuk melatih otot-otot di panggul, rektum, dan anus yang dibantu oleh terapis
  • Operasi, untuk memperbaiki kerusakan pada jaringan atau saraf di usus besar atau rektum

Jika disebabkan oleh penyakit tertentu, sembelit juga akan membaik setelah penyakit tersebut ditangani dan dalam keadaan terkontrol.

Sembelit yang terjadi dalam jangka panjang atau kronis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Hemoroid atau wasir
  • Robekan pada lapisan anus (fisura ani)
  • Penumpukan tinja yang kering dan keras di rektum dan anus
  • Rektum yang menonjol keluar dari anus (prolaps rektum)
  • Inkontinensia urine

Secara umum, pencegahan sembelit sama dengan metode perawatan mandiri untuk mengatasi kondisi ini. Langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Konsumsilah makanan berserat tinggi yang berasal dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, atau gandum.
  • Hindari terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung sedikit serat, seperti makanan cepat saji, daging, atau susu.
  • Konsumsilah makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik untuk membantu melancarkan pencernaan.
  • Pastikan untuk mencukupi kebutuhan minum air putih setiap hari.
  • Hindari makan buah-buahan yang memiliki biji jika menderita divertikulitis.
  • Lakukan olahraga secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari atau bisa dengan sering berjalan kaki.
  • Jangan menunda buang air besar.
  • Usahakan untuk rutin buang air besar setiap harinya.

Baca juga : Jenis-jenis Pengawet Makanan

0 Disukai

12 Kali Dibaca