• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Mengenal Pneumonia, Penyakit Paru-Paru yang Berbahaya Senin, 20 Juni 2022 16:47 WIB Pneumonia merupakan salah satu penyakit pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru menjadi organ vital dalam tubuh yang rentan terserang berbagai jenis mikroba seperti virus dan bakteri. Disaat seseorang terkena pneumonia, bagian dalam paru-paru yang bertugas menjadi tempat bertukarnya udara (alveoli) kerap kali terisi oleh cairan infeksi yang dapat menyebabkan terganggunya proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Pneumonia menjadi penyebab 14% kematian pada anak dibawah 5 tahun di tahun 2019 lalu, Asia Selatan dan Sahara Afrika menjadi wilayah yang memiliki dampak pneumonia paling buruk di dunia. Penyakit pneumonia ini dapat menyerang siapa saja tidak terkecuali pada anak-anak, namun meskipun begitu penyakit ini masih dapat dicegah dengan beberapa pengobatan yang relatif terjangkau. Penyakit pneumonia dapat disebabkan oleh banyak jenis mikroba seperti, bakteri, virus serta jamur dapat menjadi penyebab dari pneumonia. Streptococcus pneumoniae merupakan salah satu bakteri yang paling sering menginfeksi, terutama pada anak-anak. Kemudian ada Haemophilus influenzae type B (Hib), sedangkan pada kasus pneumonia akibat virus dapat disebabkan oleh Respiratory syncytial virus. Selain itu, pneumonia merupakan penyakit yang dapat menular melalui cairan pernapasan penderita seperti dahak, liur dan mukus hidung. Pneumonia juga dapat menular melalui udara saat penderita batuk maupun bersin, dan pada kasus bayi yang baru lahir, pneumonia juga dapat ditularkan melalui darah.

image-newest
Info Kesehatan

Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Penyakit Ginjal Kronis Yang Sering Tidak Disadari Kamis, 16 Juni 2022 08:46 WIB Penyakit Ginjal Kronis merupakan kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan secara bertahap yang disebabkan adanya kerusakan dari jaringan ginjal. Penyakit ginjal kronis ini dapat menyebabkan cairan, elektrolit serta limbah dalam tubuh akan menumpuk dan menimbulkan banyak gangguan. Berdasarkan laporan dari NHS, penyakit ginjal kronis ini cenderung tidak menimbulkan gejala pada saat masih dalam tahap awal. Hal ini dikarenakan tubuh masih dapat mengatasi adanya penurunan fungsi ginjal yang signifikan, sehingga pada tahapan awal penyakit ginjal kronis ini dapat didiagnosis dengan melakukan tes rutin seperti tes darah atau urin. Adapun gejala yang dapat ditimbulkan pada tahap lanjutan dari penyakit ginjal kronis ini adalah seperti : Penurunan berat badan dan nafsu makan yang buruk Sesak napas Kelelahan Darah dalam urin Mengalami sulit tidur (insomnia) Sakit kepala Sering merasa tidak enak badan Setelah masuk pada tahapan stadium 4 dan 5, penderita penyakit ginjal kronis baru akan merasakan adanya gangguan metabolisme dalam tubuh yang ditandai dengan adanya gejala seperti : Tekanan darah tinggi yang tak terkendali Bengkak pada bagian kaki dan pergelangannya Buang air menjadi sedikit Jika mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk segera menemui dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Sementara itu, terkait pengobatan dari penyakit ginjal kronis ini dapat dilakukan dengan mendapat obat-obatan rutin, cuci darah, hingga transplantasi ginjal. Namun untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut, menjalani pola hidup sehat dan melakukan kontrol penyakit secara rutin dapat menjadi opsi terbaik.

image-newest
Info Kesehatan

Peringati Hari Demam Berdarah ASEAN, Mari Kenali Apa Itu Demam Berdarah Dengue Rabu, 15 Juni 2022 16:17 WIB ASEAN menjadi organisasi pelopor atas penetapan Hari Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 15 Juni 2010. Penetapan ini berdasarkan pada Deklarasi Jakarta dalam melawan Demam Berdarah Dengue yang disepakati oleh 11 negara ASEAN dalam mempererat kerjasama dan komitmen regional dalam upaya pengendalian DBD. Hari Demam Berdarah Dengue se-ASEAN ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya dari penyakit DBD secara berkelanjutan. Penyakit Demam Berdarah Dengue menjadi salah satu penyakit yang cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia, hal ini dikarenakan penyakit DBD  dapat menular secara cepat akibat dari gigitan nyamuk yang menyebar sangat luas saat musim penghujan tiba. Sehingga masyarakat patut waspada terhadap penyebaran DBD.  Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus DBD kumulatif tercatat sebanyak 13.776 kasus DBD hingga 20 Februari 2022. Sementara, jumlah kematian akibat DBD sebanyak 145 kasus. Penyakit demam serius yang ditularkan oleh nyamuk betina Aedes Aegypti ini memiliki beberapa varian virus dengue, yang terbagi menjadi 4 yakni dikenal dengan serotipe DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Virus DENV yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti betina memiliki masa inkubasi seminggu, dimana periode waktu tersebutlah seseorang akan merasakan gejala-gejala dari penyakit DBD. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, gejala yang paling umum dari DBD adalah demam sepanjang hari dengan keadaan suhu tubuh yang naik turun disertai dengan perasaan nyeri pada beberapa bagian tubuh. Namun untuk beberapa gejala DBD lainnya adalah sebagai berikut : Sakit kepala Nyeri otot, tulang atau sendi Mual dan muntah Sakit di belakang mata Kelenjar bengkak Ruam Fase demam berdarah biasa terjadi selama 2-7 hari, sementara untuk fase kritis berlangsung selama 24-48 jam setelahnya. Selanjutnya jika sudah melalui masa kritis maka akan dilanjut pada fase sembuh dan pemulihan. Pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu : Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah. Selain dengan cara 3M, ada beberapa langkah pencegahan agar nyamuk Aedes Aegypti tidak bersarang di lingkungan kita, yaitu dengan cara : Memasang kelambu pada tempat tidur dan jendela, berguna untuk menghalangi nyamuk dari luar rumah masuk ke dalam rumah dan menggigit kita Bersihkan bak mandi rumah minimal seminggu sekali, agar nyamuk tidak bersarang di dalam rumah Memperbanyak konsumsi vitamin C agar memperkuat daya tahan tubuh, diiringi dengan olahraga dan menjalani gaya hidup sehat Memperoleh Vaksin Dengvaxia setelah berkonsultasi dengan dokter. Melakukan pencegahan dengan menerapkan beberapa langkah diatas adalah salah satu hal yang terpenting dalam meminimalisir kemungkinan terpapar gejala demam berdarah dengue.

image-newest
Info Kesehatan

Cek Fakta-Fakta Terkait Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Selasa, 14 Juni 2022 14:10 WIB Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mendeteksi adanya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang tersebar di Jakarta dan Bali. Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyampaikan laporan setidaknya telah ada 8 kasus baru yang disebabkan oleh BA.4 dan BA.5 dengan tingkat kesakitan rendah. Namun meskipun tingkat kesakitannya rendah, subvarian baru dari Omicron ini berpotensi dapat membuat lonjakan pada kasus Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu penting untuk dapat mencegah penyebaran lebih jauh dari subvarian baru ini. Adapun beberapa fakta yang perlu diketahui terkait subvarian BA.4 dan BA.5 ini adalah sebagai berikut : Memiliki Potensi Penyebaran Yang Lebih Cepat Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, subvarian BA.4 dan BA.5 ini memiliki potensi untuk dapat menyebar lebih cepat dibandingkan dengan subvarian Omicron sebelumnya.   Menjadi Bagian Dari Varian Omicron Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan WHO dan CDC, subvarian BA.4 dan BA.5 ini dianggap masih dalam bagian varian Omicron, hal tersebut akibat mutasi yang terjadi pada subvarian tersebut masih belum membuatnya memiliki klasifikasi tersendiri.   Dapat Dideteksi Menggunakan Tes Antigen dan PCR. Pemeriksaan terhadap subvarian BA.4 dan BA.5 ini masih dapat dilakukan dengan menggunakan tes Antigen dan PCR.   Pencegahan Dapat Dilakukan Dengan Vaksinasi Covid-19 Vaksin Covid-19 juga terbukti masih efektif dalam mencegah penyebaran subvarian BA.4 dan BA.5 ini. Meskipun begitu, pemerintah tetap menghimbau masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi ketiga atau booster guna meningkatkan daya tahan tubuh. Selain beberapa fakta diatas, gejala-gejala yang timbul pada subvarian BA.4 dan BA.5 ini cenderung masih sama dengan varian sebelumnya yakni pilek, batuk serta mengalami kelelahan. Adapun dengan potensi penyebaran yang cukup tinggi, masa inkubasi dari subvarian ini juga cenderung lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya yakni dengan waktu 2 sampai 3 hari seperti yang dijelaskan oleh Kemenkes.

image-newest
Info Kesehatan

Cegah Peningkatan Kasus Covid-19 BA.4 dan BA.5, Pemerintah Percepat Pemberian Vaksin Ketiga Selasa, 14 Juni 2022 14:09 WIB Kasus Covid-19 di Indonesia kembali mendapat perhatian, dimana tercatat terdapat subvarian baru Omicron yakni BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi telah menginfeksi 8 pasien di Bali dan Jakarta. Menanggapi perihal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah kembali mempercepat dan meningkatkan jumlah vaksin dosis ketiga (booster) sebagai pencegahan utama dari penyebaran subvarian baru Omicron ini. "Arahan Bapak Presiden untuk meningkatkan jumlah vaksin dosis ketiga,"jelas Menteri Airlangga Selain itu, Menteri Airlangga juga menyampaikan hingga Senin (13/6), kasus harian di Indonesia masih dalam tahap baik dibandingkan dengan beberapa negara lain. Namun terdapat peningkatan untuk di beberapa Provinsi, oleh karena itu penting untuk segera meningkatkan daya tahan tubuh dengan melakukan vaksinasi ketiga atau booster. Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemerintah akan terus mengawasi potensi puncak kasus pada subvarian BA.4 dan BA. 5 ini. Menteri Budi Gunadi menjelaskan potensi puncak kasus biasanya akan ditemukan pada sebulan pasca ditemukannya kasus pertama atau pada minggu kedua bulan Juli mendatang. Meskipun begitu, Menkes Budi Gunadi optimis puncak kasus subvarian ini tidak akan tinggi dengan pembekalan vaksinasi ketiga atau booster. Sebelumnya diinformasikan terdapat 8 kasus baru terkait subvarian BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali dan Jakarta. Subvarian baru ini memiliki gejala yang timbul ringan seperti : Batuk Sakit tenggorokan Badan terasa lelah atau fatigue Adapun gejala lain yang timbul dari kasus yang telah dilaporkan adalah : Hidung tersumbat Demam Mual atau muntah Sesak napas Diare serta Anosmia. Mengingat hal tersebut, masyarakat diharapkan tetap waspada dengan mematuhi aturan protokol kesehatan. Tidak lupa untuk tetap mematuhi peraturan memakai masker saat berada di ruang tertutup maupun transportasi publik, serta untuk kelompok masyarakat rentan, lansia dan juga yang memiliki penyakit komorbid.

image-newest
Info Kesehatan

Terdeteksi di Indonesia, Waspadai Covid-19 Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Selasa, 14 Juni 2022 06:12 WIB Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendeteksi peningkatan kasus Covid-19 baru-baru ini. Berdasarkan informasi terbaru, Kemenkes menemukan 8 kasus penyebaran terkait subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali dan Jakarta.  Terkait hal tersebut, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Erlina Burhan, SpP(K) menyampaikan gejala yang timbul dari infeksi kasus Omicron BA.4 dan BA.5 ini mirip dengan kasus Omicron BA.1. "Jadi ini gejalanya mirip-mirip Omicron BA.1 yang dominan di Indonesia,"jelas dr. Erlina Burhan Dimana gejala yang timbul berupa gejala ringan seperti : Batuk Sakit tenggorokan Badan terasa lelah atau fatigue Adapun gejala lain yang timbul dari kasus yang telah dilaporkan adalah : Hidung tersumbat Demam Mual atau muntah Sesak napas Diare serta Anosmia. Varian BA.4 dan BA.5 ini merupakan mutasi dari Omicron yang telah terdeteksi sejak Januari 2022 di wilayah Afrika Selatan, dengan memiliki kemungkinan penyebaran yang lebih cepat dibandingkan BA.1 dan BA.2 sebelumnya. Namun meskipun begitu, masih belum ada indikasi terkait tingkat keparahan yang disebabkan dari varian BA.4 dan BA,5 ini lebih besar dibandingkan varian Omicron lain. Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menyampaikan, masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 bisa menghindari perlindungan kekebalan (immune escape) dari infeksi Omicron sebelumnya. Artinya, seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 varian Omicron, masih bisa terkena Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Mengingat hal tersebut, penting untuk masyarakat tetap melakukan pencegahan penyebaran varian BA.4 dan BA.5 ini dengan mematuhi aturan protokol kesehatan. Tidak lupa untuk tetap mematuhi peraturan memakai masker saat berada di ruang tertutup maupun transportasi publik, serta untuk kelompok masyarakat rentan, lansia dan juga yang memiliki penyakit komorbid.

image-newest
Info Kesehatan

Pentingnya Jaga Keamanan Makanan Yang Masuk Kedalam Tubuh Rabu, 08 Juni 2022 16:57 WIB Jalani hidup sehat tidak hanya terkait dengan rutin berolahraga, namun juga dalam mengatur berbagai jenis makanan yang akan masuk ke dalam tubuh. Menjaga makan-makanan sehat tidak hanya terkait kandungan gizi yang lengkap dan seimbang, namun juga perlu diperhatikan keamanan dari makanan yang akan dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan efek bahaya bagi tubuh. Badan kesehatan dunia (WHO) pun menjelaskan pentingnya menjaga keamanan makanan yang akan dikonsumsi guna mencegah terjadinya penyakit ataupun malnutrisi. Mengingat pentingnya hal tersebut, WHO bersama Organisasi Pangan dan pertanian PBB sejak tahun 2018 telah menetapkan Hari Keamanan Pangan Sedunia yang diselenggarakan pada 7 Juni setiap tahunnya. Pada peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia tahun 2022 ini, WHO menetapkan tema “Safer food, better health.” atau “Makanan yang lebih aman, kesehatan yang lebih baik”. WHO juga menyebutkan setidaknya terdapat lebih dari 200 penyakit yang dapat menjangkit makanan atau pangan yang tidak aman, mulai dari penyakit diare hingga kanker. Adapun dalam peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia tahun 2022 ini, WHO menegaskan perlunya dukungan dalam pembuat kebijakan untuk memperkuat sistem keamanan pangan nasional di setiap negara sehingga standar yang diterapkan pada keamanan pangan internasional berdasarkan pada kolaborasi multi-sektor. Terkait hal tersebut, penting untuk memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi aman untuk tubuh dengan memilih, menyimpan serta mengolah dengan tepat. Untuk itu, berikut terdapat beberapa tips untuk memilih makanan yang aman, diantaranya adalah: Dalam Memilih Buah dan Sayur, penting untuk dapat memilih yang bersih dari lecet, memar, jamur serta lubang serangga. Buah dan sayuran juga lebih baik jika disimpan pada kondisi dingin dan segar.   Untuk Memilih Daging, pilihlah daging merah dengan warna yang masih baik, hindari membeli daging yang sudah berwarna gelap atau kecoklatan, berbau, dan juga terasa licin.   Dalam Memilih Ikan, jangan membeli ikan yang mata nya sudah terlihat tidak segar, berbau amis, dan juga warna dagingnya pudar. Dalam Memilih Makanan atau Minuman dalam kemasan, pastikan produk yang dipilih tertutup rapat dengan tanpa lubang atau robekan, pastikan juga tanggal kadaluarsa dari produk tersebut.

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.