• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Mengenal Osteoarthritis, Nyeri Sendi Yang Sering Disepelekan Rabu, 12 Oktober 2022 10:47 WIB Menjalani pola hidup yang tidak sehat serta jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit pada tubuh, salah satunya adalah terjadinya pembengkakan dan nyeri pada sendi yang disebut juga sebagai Arthritis. Salah satu jenis arthritis paling umum dialami adalah osteoarthritis, yang dapat menyebabkan tulang rawan rusak.  Osteoarthritis dapat terjadi diakibatkan oleh adanya penipisan dan kerusakan pada tulang rawan. Tulang rawan sendiri merupakan jaringan keras dan licin yang memungkinkan gerakan sendi hampir tanpa gesekan, sehingga jika lapisan tulang rawan berkurang dapat mengakibatkan rasa nyeri dan kesulitan bergerak. Hilangnya tulang rawan menyebabkan tulang saling bergesekan, mengubah bentuk sendi, serta memaksa tulang keluar dari posisi normalnya.  Osteoarthritis dapat terjadi akibat beberapa faktor, seperti terjadinya cedera pada bagian sendi, memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama, memiliki berat badan yang berlebih (obesitas), serta faktor usia. Adapun Osteoarthritis dapat ditandai dengan adanya beberapa gejala, seperti : Sendi kehilangan fleksibilitas gerak. Peningkatan rasa sakit dan kekakuan ketika tidak menggerakkan persendian sementara waktu. Sendi tampak sedikit lebih besar dari biasanya. Terdengar suara pada sendi setiap kali bergerak. Kelemahan dan kehilangan massa otot pada sendi. Mengingat dampaknya yang dapat mengganggu aktivitas harian, penting untuk bisa melakukan pencegahan demi terhindar dari risiko terjadinya Osteoarthritis. Beberapa tips pencegahan tersebut meliputi : Olahraga teratur dan ringan untuk menjaga fleksibilitas sendi. Pilihan olahraga yang baik untuk pengidap arthritis adalah berenang karena tidak memberikan tekanan pada sendi. Hindari melakukan aktivitas berlebihan dan terus-menerus, yang melibatkan persendian. Makan makanan yang kaya antioksidan untuk mencegah dan mengurangi peradangan sendi. Pertahankan diet yang sehat dan jaga berat badan ideal untuk mengurangi risiko timbulnya arthritis dan mengurangi gejala pada pengidapnya.

image-newest
Info Kesehatan

Mengenal Lebih Jauh Kesehatan Mental & Langkah Penting Tingkatkan Kesehatan Mental Senin, 10 Oktober 2022 10:48 WIB Gangguan kesehatan mental merupakan kondisi dimana seorang individu mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya dengan kondisi sekitarnya, yang biasanya dicirikan melalui beberapa kondisi abnormal pada pikiran, emosi, perilaku dan hubungan dengan orang lain. Gangguan kesehatan mental ini umumnya bermula dari individu yang tidak mampu memecahkan sebuah masalah, yang akhirnya menimbulkan stres berlebih, dan pada akhirnya menjadikan kesehatan mental individu tersebut menjadi lebih rentan.  Penyebab gangguan kesehatan mental ini dipengaruhi oleh faktor dari ketiga unsur yakni somatogenik (badan), sosiogenik (sosial), dan psikogenik (psikologis). Biasanya, penyebab gangguan kesehatan mental bukan didasari oleh penyebab tunggal, melainkan terdiri dari berbagai faktor yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi secara bersamaan.  Di Indonesia sendiri, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Tidak hanya itu, lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Gangguan mental seperti depresi yang tak tertahankan dapat membuat individu merasa tidak berdaya dan akhirnya memicu individu tersebut untuk berperilaku nekat hingga bunuh diri.  Berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes pada tahun 2016, prevalensi bunuh diri di Indonesia pertahunnya mencapai 1.800 orang. Dengan 47,7% korban bunuh diri merupakan kelompok usia 10-39 tahun atau merupakan usia anak remaja dan usia produktif.  Tingginya angka prevalensi gangguan kesehatan mental di Indonesia tidak lepas dari permasalahan-permasalahan terkait kesehatan mental yang terjadi di Indonesia. Data menunjukkan bahwa sekitar 85% orang dengan gangguan mental parah di negara berkembang tidak mendapat pengobatan atas gangguannya, termasuk di Indonesia. Ketidakmerataan layanan kesehatan mental di Indonesia ditandai dengan tidak semua provinsi memiliki rumah sakit jiwa, sehingga sulit memberikan fasilitas perawatan kesehatan mental bagi orang yang membutuhkan. Selain itu, kurangnya sumber daya profesional untuk tenaga kesehatan mental di Indonesia juga merupakan salah satu pengaruh tingginya prevalensi tersebut. Per tahun 2021, tenaga profesional untuk pelayanan kesehatan mental di Indonesia hanya sekitar 1.053 orang. Hal ini berarti bahwa satu tenaga profesional kesehatan mental harus mampu melayani sekitar 250 ribu penduduk.  Masih adanya kesalahpahaman atau stigma keliru tentang gangguan jiwa juga menghambat individu mengakses pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya mengakibatkan adanya penanganan yang salah terhadap gangguan kesehatan mental tersebut. Komponen utama timbulnya stigma ini antara lain karena kurangnya pengetahuan dan informasi terkait kesehatan mental, adanya sikap dan prasangka yang salah, serta adanya masalah perilaku seperti diskriminasi.  Terus meningkatnya prevalensi gangguan kesehatan mental di Indonesia tanpa adanya bentuk-bentuk pencegahan mampu memberikan efek domino baik untuk diri individu sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Bagi individu, hal ini mampu mengakibatkan adanya perburukan kondisi kesehatan mental  dan turunnya produktivitas individu jika tidak mendapatkan layanan kesehatan mental yang sesuai dan diperlukan. Terhadap lingkungan, gangguan kesehatan mental juga dapat berdampak pada penggunaan obat-obatan terlarang dan melakukan tindakan yang membahayakan. Untuk itu berikut terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental di Indonesia, cara-cara yang dapat dilakukan antara lain: Membuat strategi yang menekankan adanya dorongan, pencegahan, penyembuhan, dan rehabilitasi terhadap gangguan kesehatan mental Adanya kerjasama antara organisasi kesehatan mental, pemerintah, dan masyarakat umum dalam memberikan informasi yang benar terkait kesehatan mental dan meningkatkan kesadaran kesehatan mental Bersama mengubah stigma buruk terhadap kesehatan mental di Indonesia seperti: kesehatan mental tidak sepenting kesehatan fisik, berkonsultasi ke tenaga profesional dianggap gila, dsb Individu agar tidak melakukan self-diagnosed dan langsung periksakan kondisi ke tenaga profesional seperti psikiater atau psikolog jika dirasa memiliki tanda-tanda gangguan kesehatan mental

image-newest
Info Kesehatan

Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Mental Dalam Momentum World Mental Health Day Senin, 10 Oktober 2022 10:26 WIB Kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan (well-being) seorang individu yang menyadari kemampuannya sendiri, mampu mengatasi tekanan kehidupan dengan normal, dapat bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi terhadap komunitasnya.  Dengan bertujuan untuk mempromosikan advokasi kesehatan mental serta mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan, World Federation for Mental Health menginisiasi peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia yang hingga saat ini telah diperingati selama 30 tahun berturut-turut sejak pertama kali diperingati pada 10 Oktober 1992. Untuk menjalankan tujuan tersebut, dibuatlah tema pada setiap peringatan kesehatan mental yang berisi visi dari WHO (World Health Organization) bagi kesehatan mental global setiap tahunnya. Untuk peringatan Kesehatan Mental Dunia di tahun 2022, WHO menetapkan tema “Making Mental Health & Well-being for All a Global Priority” atau “Membuat Kesehatan Mental & Kesejahteraan Untuk Semua Sebagai Prioritas Global”.  Fokus utama dalam tema tahun ini didasari oleh data yang menunjukkan bahwa sebelum pandemi pada tahun 2019, diperkirakan satu dari delapan orang secara global hidup dengan gangguan mental. Meskipun angka prevalensi orang dengan gangguan mental meningkat, ternyata layanan, keterampilan, dan pendanaan yang tersedia untuk kesehatan mental masih terbatas dan jauh di bawah apa yang dibutuhkan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.  Untuk mengatasi kesenjangan ini, WHO menemukan bahwa terdapat tiga jalur transformatif menuju kesehatan mental yang lebih baik, yakni: Memperdalam nilai dan komitmen Beberapa cara untuk memperdalam nilai dan komitmen yang dapat dilakukan yakni memahami dan menghargai nilai intrinsik, mempromosikan inklusi sosial terhadap orang dengan kondisi kesehatan mental, memberikan prioritas yang sama bagi kesehatan mental dan fisik, mengintensifkan keterlibatan lintas sektor, serta meningkatkan investasi dalam kesehatan mental.   Membentuk ulang lingkungan Membentuk kembali karakteristik fisik, sosial dan ekonomi dari lingkungan-lingkungan berikut: rumah, sekolah, tempat kerja, pelayanan Kesehatan, komunitas, lingkungan alam, mampu memberikan kesehatan mental yang lebih baik.   Memperkuat perawatan kesehatan mental Membangun jaringan layanan berbasis komunitas, mendiversifikasi dan meningkatkan pilihan perawatan, membuat kesehatan mental terjangkau dan dapat diakses oleh semua, mempromosikan perawatan berbasis hak asasi manusia yang berpusat pada pribadi, melibatkan dan memberdayakan orang-orang dengan pengalaman langsung mampu memberikan perbaikan terhadap kesehatan mental Selain cara-cara yang sifatnya global, kita sebagai individu juga mampu mengambil bagian dalam melakukan gerakan transformatif menuju kesehatan mental diri yang lebih baik, melalui cara-cara berikut: Lebih dekat dengan alam Belajar untuk mengerti dan mengelola perasaan Menjadi baik terhadap diri sendiri dan sesama Bercerita dengan seseorang yang dipercaya sebagai bentuk bantuan Tidur yang cukup Berolahraga Makan makanan yang sehat Lakukan aktivitas-aktivitas yang membuat bahagia Batasi informasi mana yang perlu dibaca maupun tidak Berhati-hati dalam penggunaan obat dan/atau alkohol untuk mengatasi perasaan yang sulit (contoh: saat stres) Dengan begitu, peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia pada tahun 2022 ini diharapkan mampu menjadi jalan untuk mewujudkan setiap individu agar memiliki kesempatan yang sama dalam menikmati kesehatan mental, mendapatkan hak asasinya, serta mampu mengakses perawatan kesehatan mental yang dibutuhkan.

image-newest
Info Kesehatan

Waspada Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Saat Peralihan Musim Kamis, 06 Oktober 2022 17:44 WIB Meningkatnya risiko penyebaran penyakit pada peralihan musim menjadi hal yang perlu diwaspadai. Hal tersebut terjadi karena imunitas dalam tubuh terdampak, sehingga memungkinkan terjadinya infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, yang salah satu penyakitnya adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan infeksi penyakit yang menyerang saluran pernapasan atas maupun bawah, dari mulai hidung hingga bagian alveolus dalam paru-paru, beberapa penyakit didalamnya meliputi flu, sinusitis, bronkitis hingga pneumonia. Adapun penyebab dari terjadinya ISPA adalah dari infeksi virus maupun bakteri yang masuk melalui udara tercemar yang dihirup. Gejala dari penyakit ISPA sendiri dapat lebih spesifik tergantung pada bagian mana yang mengalami infeksi, namun secara umum gejala tersebut meliputi : Batuk yang disertai dahak, Bersin-bersin, Pilek dan hidung tersumbat, Nyeri tenggorokan Suara parau, Demam tinggi, hingga pembesaran kelenjar getah bening sekitar leher. Guna menghindari timbulnya infeksi tersebut, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan dengan melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat, seperti : Mencuci tangan sebelum dan setelah makan. Menerapkan etika batuk dan bersih dengan menutup mulut dan hidung menggunakan lengan dalam atau tisu kemudian mencuci tangan. Hindari kontak berlebih dengan orang sakit. Gunakanlah masker pelindung saat beraktivitas. Minum cukup air putih setiap hari. Cukup istirahat. Berhenti merokok. Namun selain itu, menjaga tubuh tetap bugar dengan makan-makanan bergizi tinggi juga perlu dilakukan agar sistem imun dalam tubuh bekerja secara optimal dalam mencegah infeksi dari virus maupun bakteri. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut terkait Penyakit ISPA, Yakes Family dapat mengunjungi halaman Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Selain info di atas, jika ingin melihat konten kesehatan dan kegiatan Yakes-Telkom lebih lengkap lagi, klik link: linktr.ee/YakesPromotifPreventif

image-newest
Info Kesehatan

Jaga Jantung Tetap Sehat, Dengan Olahraga yang Tepat Kamis, 29 September 2022 13:36 WIB Salah satu tujuan yang dapat dicapai dengan berolahraga adalah untuk menjaga kesehatan jantung. Namun, olahraga yang dilakukan secara berlebihan justru dapat membahayakan kesehatan jantung. Olahraga pada dasarnya memiliki manfaat yang tinggi dalam menjaga kesehatan jantung, beberapa manfaat tersebut seperti dapat menguatkan jantung secara menyeluruh, dapat mengurangi risiko gagal jantung, mengontrol tekanan darah, serta menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dalam jantung. Adapun beberapa rekomendasi olahraga tepat untuk menjaga kesehatan jantung, meliputi jalan kaki atau jalan cepat, jogging, berenang, serta bersepeda. Adapun hal lainnya adalah berupa memperhatikan F.I.T.T dalam berolahraga, yakni : Frekuensi Frekuensi latihan yang konsisten atau kontinyu 3x per minggu. Intensitas Mulailah dengan intensitas rendah ke sedang. Time Pilihlah durasi 30-45 menit dan jangan meningkatkan volume dan intensitas. Tipe Pilihlah jenis olahraga yang tidak mengandung unsur kompetitif dan lebih disenangi. Mengatur intensitas latihan per harinya juga penting dilakukan, hal ini juga berguna untuk tubuh mendapatkan waktu recovery yang baik dan cukup sehingga terhindar dari risiko cedera ataupun gejala overtraining. Rekomendasi terbaik untuk berolahraga adalah dilakukan sebanyak 3-5 kali per minggu. Selain itu, guna memastikan ketepatan olahraga yang telah dilakukan, lakukan juga pengukuran terhadap denyut nadi pada saat sebelum berolahraga dan juga setelah berolahraga. Untuk mengetahui lebih lengkap terkait menjaga kesehatan jantung dengan berolahraga, Yakes Family dapat mengunjungi channel Youtube Yakes Telkom atau mengakses melalui Webinar Jantung sehat Melalui Olahraga. Selain info di atas, jika ingin melihat konten kesehatan dan kegiatan Yakes-Telkom lebih lengkap lagi, klik link: linktr.ee/YakesPromotifPreventi

image-newest
Info Kesehatan

Gula, Si Manis Yang “Berbahaya” Senin, 26 September 2022 15:29 WIB Gula merupakan karbohidrat sederhana yang sering dijumpai dalam berbagai macam olahan makanan dan minuman. Rasa manis pada gula memberikan sensasi identik yang dapat menimbulkan perasaan senang bila dikonsumsi, serta dapat memberikan tambahan energi bagi tubuh. Namun dibalik banyak manfaat yang dihadirkan oleh gula, terdapat bahaya yang cukup besar jika konsumsi gula tidak terkontrol. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pada tahun 2018 lalu, tingkat konsumsi terkait gula di Indonesia sangat tinggi, yakni pada makanan manis mencapai 87.9% dan minuman manis 91,49%. Ini juga berkaitan dengan meningkatnya prevalensi kegemukan yang ada di Indonesia yakni mencapai 21,8% pada tahun 2018, dikarenakan konsumsi makanan dan minuman manis berlebih dapat meningkatkan berat badan. Selain dapat meningkatkan risiko kegemukan, konsumsi gula harian yang berlebih juga dapat menyebabkan gangguan terhadap metabolisme tubuh seperti, kerusakan pada gigi (karies), sulit menghentikan keinginan makan akibat gangguan sensitivitas hormon leptin, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga peningkatan risiko penyakit diabetes melitus akibat hiperglikemia. Mengingat banyaknya potensi berbahaya yang dapat terjadi, Kemenkes melalui Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 mengeluarkan anjuran terkait konsumsi gula yang baik dan tepat. Anjuran tersebut menyebutkan konsumsi gula per orang per harinya adalah 10% dari total energi (2.000 kalori) atau setara dengan 4 sendok makan/orang/hari (50 gram/orang/hari). Adapun beberapa tips berikut dapat dilakukan untuk dapat membatasi konsumsi gula agar tidak berlebihan. Perhatikan label gizi pada makanan (kemasan) dengan baik, Jika membeli makanan atau minuman pastikan tanpa pemanis tambahan, Kombinasikan gula dengan protein, lemak sehat, dan juga serat, Tambahkan lebih banyak rasa selain manis, Jadikan pengurangan konsumsi gula harian menjadi sebuah kebiasaan yang sehat.

image-newest
Info Kesehatan

Memasuki Peralihan Musim, Waspadai Penyakit DBD Senin, 26 September 2022 15:29 WIB Memasuki masa peralihan menuju musim penghujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan. Berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari 2022 dilaporkan sebanyak 87.501 kasus dengan angka kematian mencapai 816. Tingginya angka kasus tersebut menjadi indikasi untuk masyarakat terus melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit DBD. Kemenkes menyampaikan saat ini upaya pencegahan tersebut telah dilakukan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Jumantik atau Juru Pemantau Jentik ini bertugas untuk melakukan pemeriksaan, pemantauan serta pemberantasan jentik nyamuk di tempat-tempat umum yang memungkinkan terjadinya pengembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD ini dapat menyerang siapapun dari berbagai usia, dengan gejala akan muncul mulai 4 hingga 10 hari setelah digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti. Adapun beberapa gejala umum yang muncul ketika terkena DBD, seperti : Demam tinggi mendadak, Sakit kepala, Muncul ruam, Nyeri otot dan sendi, Mual dan muntah serta kelelahan. Jika mengalami gejala-gejala dari siklus awal DBD, segera periksakan ke dokter agar dapat ditangani secara cepat dan tepat. Selain itu penting untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus guna mencegah terjadinya DBD, hal tersebut meliputi : Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan. Serta diikuti dengan pencegahan Plus seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidur menggunakan kelambu, memasang kawat kasa di lubang ventilasi, menggunakan lotion anti nyamuk, memasang ovitrap/lavitrap/mosquito trap, serta melakukan larvasidasi di tempat yang sulit dikuras/ditutup.

image-newest
Info Kesehatan

Tingkatkan Kesadaran Risiko Penyakit Alzheimer & Bagaimana Cara Pencegahannya Rabu, 21 September 2022 10:33 WIB Peringatan Hari Alzheimer Sedunia atau World Alzheimer’s Day yang diperingati setiap tanggal 21 September menjadi momentum pengingat untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian global terhadap penyakit Alzheimer maupun Demensia. Penyakit Alzheimer sendiri merupakan penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku. Penyakit ini juga dapat berkembang seiring waktu dan mempengaruhi beberapa fungsi otak atau terjadi Demensia. Pada tahun 2022 ini, Hari Alzheimer Sedunia diperingati dengan mengusung tema “Know Dementia, Know Alzheimer’s” atau “Kenali Demensia, Kenali Alzheimer”. Fokus utama dalam tema tahun ini adalah dukungan terhadap orang-orang yang dinyatakan atau didiagnosis terkena Demensia. Hal ini sejalan dengan data dari ADI (Alzheimer’s Disease International) pada tahun 2022, dimana penderita Demensia membutuhkan dukungan komprehensif yang mencakup kesejahteraan medis, emosional dan, juga sosial. ADI juga menggaris-bawahi beberapa laporan terkait Alzheimer pada tahun 2022 ini, meliputi : Dampak diagnosis pada orang yang hidup dengan Demensia, pengasuh dan keluarga mereka. Pertimbangan medis, emosional dan praktis selama tahap awal, menengah dan akhir Demensia, termasuk untuk  berbagai bentuk Demensia. Intervensi farmakologis, kognitif dan multi domain saat ini dan masa depan dalam Demensia. Dampak budaya dan masyarakat pada dukungan pasca-diagnosis untuk orang yang hidup dengan Demensia, memperkenalkan model perawatan dari seluruh dunia. Pentingnya edukasi tentang Demensia. Adapun untuk penyebab terjadinya penyakit Alzheimer masih belum dapat dipastikan secara tepat, namun terdapat beberapa faktor risiko dari penyakit Alzheimer yang meliputi  Faktor Usia Ketika usia mencapai 65 tahun, maka risiko terkena Alzheimer akan meningkat menjadi dua kali lipat setiap lima tahunnya.   Riwayat Keluarga & Genetika Risiko Alzheimer akan meningkat jika ada anggota keluarga dekat (orang tua, kakak, adik, anak) menderita penyakit ini.   Jenis Kelamin Perempuan memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan laki-laki untuk terkena penyakit Alzheimer.   Gaya Hidup dan Kesehatan Jantung Faktor risiko penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer, seperti : kurang berolahraga, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes yang tidak terkontrol. Sementara itu, untuk dapat mencegah terjadinya penyakit Alzheimer dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal seperti melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, melakukan stimulasi otak dengan membaca ataupun dengan kegiatan hobi lainnya, bersosialisasi dan selalu meningkatkan pikiran positif, mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara bersyukur, makan-makanan tinggi serat dan bergizi tinggi.

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.