• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Jangan Lengah! Meski Kasus Aktif Covid-19 Menurun, Namun Angka Positivity Rate Masih Tinggi Rabu, 16 Maret 2022 15:00 WIB Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat terjadinya penurunan kasus aktif nasional, hingga Senin (14/3) lalu kasus positif aktif mencapai 299.443 dari sebelumnya tercatat 312.958 kasus. Hal ini juga diikuti dengan penurunan keterisian rumah sakit nasional menjadi 19% dari hari sebelumnya yang menyentuh 21%. Meskipun begitu, Kemenkes juga mencatat Positivity rate dari kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi yakni di angka 13,98%. Angka ini masih jauh dari indikator WHO yang mengatur angka positivity rate harus dibawah 5%. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., yang menyatakan saat ini masyarakat masih perlu untuk tetap waspada dalam menghadapi Covid-19. “Meskipun indikator penanganan COVID-19 saat ini menunjukkan perbaikan, namun kita tetap harus terus waspada karena kita masih dalam status pandemi. Sangat penting bagi kita untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi untuk terus menekan laju penyebaran virus.,”jelas dr. Nadia Selain itu dr. Nadia juga menjelaskan dengan kondisi yang terjadi saat ini, Indonesia masih belum dapat mengumumkan status endemi dikarenakan masih masih belum memenuhi beberapa indikator kriteria yang telah ditetapkan. “Perlu diketahui bahwa untuk mencapai status endemi COVID-19 diperlukan beberapa indikator, seperti positivity rate di bawah 5%, angka keterisian rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) di bawah 5%, laju transmisi (Rt) di bawah angka 1, dan vaksinasi 2 dosis lebih dari 70% dari total populasi. Semua indikator ini harus dipenuhi secara konsisten selama enam bulan,”tambah dr. Nadia dr. Nadia menjelaskan saat ini fokus pemerintah adalah untuk terus memenuhi kebutuhan vaksinasi untuk masyarakat, setidaknya saat ini vaksinasi telah diberikan lebih dari 350 juta dosis dengan cakupan sekitar 56% masyarakat telah terpenuhi vaksinasi 2 dosis. Sementara untuk targetnya sendiri adalah mencapai rata-rata mencapai 70% pemenuhan dosis kedua diberbagai daerah di Indonesia. “Senin 14 Maret 2022 kemarin, sudah 40% dari total 514 kabupaten/kota yang telah mencapai target cakupan dosis kedua lebih dari 70%. Upaya kita untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi pada kelompok rentan yaitu kelompok lanjut usia (lansia) juga masih digencarkan,”jelas dr. Nadia

image-newest
Info Kesehatan

Mengelola Keuangan Keluarga yang Sehat Rabu, 16 Maret 2022 14:54 WIB Banyak tantangan yang biasa terjadi kepada kaum wanita dewasa yang memiliki tanggung jawab besar dalam hidupnya, seperti yang telah menikah, memiliki anak, mengelola bisnis hingga mengelola diri dalam rumah tangga. Para wanita dengan profil seperti berusia 40-55 tahun, bekerja atau telah berkarir pada middle atau top level, berkeluarga serta memiliki Moderate risk profile biasa disebut sebagai Middle Adulthood Woman. Biasanya Middle Adulthood Woman ini memiliki risiko tantangan tersendiri yang perlu diwaspadai seperti Biaya perlindungan akibat kehilangan pendapatan (meninggal, cacat/sakit, resign), Biaya mengurus rumah tangga, Biaya kesehatan keluarga, Biaya pendidikan dan pernikahan anak, Biaya perlindungan (kehilangan/kerusakan) & perawatan asset, Biaya ibadah dan rekreasi serta Persiapan pensiun. Hal tersebutlah yang mempengaruhi pentingnya Pengelolaan Keuangan Keluarga. Dalam mengatur itu semua maka diperlukan juga kesejahteraan (Wellbeing) dalam bagian sebagai seorang yang berkarir. Mengapa poin Wellbeing ini penting bagi Telkomers?  Hal ini dikarenakan adanya beberapa contoh pada Perusahaan Internasional yang telah berhasil menerapkan Wellbeing di organisasinya dengan mengimplementasikan kesehatan fisik untuk mendorong karyawan menjadi lebih tangguh, fokus dan juga optimis dalam menghadapi pekerjaan mereka. Telkom sendiri menerapkan pentingnya perhatian terhadap Wellbeing karyawan dengan harapan bahwa karyawan menjadi lebih produktif, lebih sejahtera dan berdampak pada peningkatan bisnis perusahaan. Lantas apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Financial Planning ini? Financial Planning atau perencanaan keuangan mengacu pada evaluasi keadaan dari keuangan seseorang pada saat ini dan masa depan. Hal tersebut membutuhkan perencanaan yang efektif dalam pemanfaatan sumber daya keuangan guna memenuhi tujuan saat ini dan jangka panjang meliputi investasi rencana, manajemen biaya serta rencana dana pensiun. Dalam perjalanannya perlu juga menimbang-nimbang jenis risiko dari investasi yang akan dijalani serta bagaimana mitigasinya, kemudian pemilihan alokasi dana yang tersedia pada aset-aset penting, serta juga memiliki pengetahuan terkait pajak atas pendapatan yang diperoleh dari alokasi investasi yang dilakukan. Adapun parameter yang perlu menjadi pertimbangan dalam merencanakan keuangan adalah sebagai berikut : Goals (Tujuan) Time Period (Jangka Waktu) Risk Profile (conservative, moderate, aggressive) atau Profile Risiko. Adapun 5 poin yang bisa anda jadikan referensi dalam proses perencanaan keuangan, hal tersebut meliputi : Mengevaluasi Kondisi Keuangan Anda saat ini Hal ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi terkini, seperti status perkawinan, jumlah anggota keluarga, kondisi pekerjaan, usia, kondisi kesehatan, kondisi keuangan (aset & kewajiban, arus kas), polis asuransi dan lainnya.   Menyusun Tujuan-Tujuan Keuangan Anda (SMART) Hal ini dengan menyusun tujuan yang ingin dicapai, baik dalam jangka waktu panjang maupun jangka waktu pendek.   Menyusun Perencanaan Keuangan dan Alternatifnya untuk Mencapai Tujuan-Tujuan Keuangan Perencanaan keuangan dapat berupa kegiatan yang akan dilakukan dan bauran produk keuangan yang akan digunakan, dikaitkan dengan jangka waktu pencapaiannya.   Melaksanakan Perencanaan Keuangan yang Sudah Tersusun dengan Disiplin   Mereview dan Menyempurnakan Rencana Keuangan Secara Periodik untuk Menyesuaikan Kondisi Keuangan Terkini. Hal ini dilakukan jika terjadi perubahan kondisi, sehingga perlu dilakukan lagi proses awal dalam mengelola rencana keuangan dan diteruskan dengan proses selanjutnya.

image-newest
Info Kesehatan

Waspadai Penyebaran Omicron Meningkat pada Klaster Keluarga Jumat, 25 Februari 2022 14:59 WIB Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan peningkatan signifikan dari penyebaran Covid-19 varian Omicron untuk Klaster Keluarga. Hal ditandai dengan meningkatnya kasus positif terhadap anak-anak usia dibawah 5 tahun (balita) serta kelompok lansia. Kenaikan kasus pada Klaster Keluarga ini dilaporkan terjadi di beberapa daerah seperti Depok, Karawang, Tangerang Selatan, Kulon Progo, serta Tana Toraja. Namun apa sebenarnya Klaster Keluarga yang dimaksud ini? jadi Klaster Keluarga yang dimaksud adalah penyebaran virus Covid-19 yang berasal dari anggota keluarga yang tinggal serumah. Biasanya, penyebaran berawal dari seseorang yang tertular akibat beraktivitas diluar rumah kemudian menularkan kepada anggota keluarga lain termasuk anak-anak dan lansia. Adapun kenaikan kasus pada Klaster Keluarga ini terjadi akibat adanya beberapa faktor, seperti :  Laju kecepatan penyebaran virus yang semakin cepat dan luas Tanpa sadar menularkan virus akibat pasien positif tidak bergejala/asimptomatik Keluarga sering melakukan kontak erat dengan pasien Anggota keluarga yang masih melakukan kegiatan di luar rumah, seperti bekerja namun tidak menerapkan protokol kesehatan secara tepat dan baik Adapun hal lain yang menjadi faktor kenaikan kasus positif Covid-19 pada Klaster Keluarga diantaranya adalah : Adanya kecenderungan membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek/perumahan, padahal anak belum melakukan vaksinasi covid. Hal ini mengakibatkan potensi anak menjadi carrier virus, akibat kurangnya pemahaman terkait protokol kesehatan pada anak-anak. Kegiatan kumpul warga, seperti melakukan arisan, kunjungan ke rumah tetangga, rapat warga, kegiatan olahraga bersama, perayaan hari besar negara/keagamaan,dll. Melakukan liburan, piknik maupun jalan-jalan ke tempat publik yang ramai. Hal ini berpotensi terjadinya penyebaran virus dan membawanya kembali ke lingkungan rumah. Ada baiknya untuk kegiatan tersebut diganti dengan kegiatan yang dilakukan dirumah agar lebih aman dan sehat. Selain itu, Isolasi mandiri pasien positif Covid-19 dirumah juga dapat menyebabkan terjadinya Klaster Keluarga. Hal ini dikarenakan adanya potensi penularan kepada anggota keluarga yang merawat pasien isolasi mandiri jika anggota keluarga yang merawat tidak membekali diri dengan alat pencegahan seperti APD, Sarung Tangan, dll. Selain itu jika memang kondisi tempat tinggal tidak sesuai syarat untuk dilakukannya isolasi mandiri (tidak ada pemisahan antara kamar pasien positif dan anggota keluarga lain) maka sebaiknya melakukan karantina di tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah (Tempat Karantina Terpadu) Mengingat hal tersebut, penting untuk dilakukan beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari paparan Covid-19 varian Omicron ini pada Klaster Keluarga. Adapun beberapa langkah pencegahan tersebut berupa : Protokol kesehatan COVID-19 sebaiknya juga dilakukan di dalam rumah, apalagi kalau ada keluarga yang baru beraktivitas di ruang publik. Lakukan metode VDJ atau Ventilasi - Durasi - Jarak, yaitu pastikan sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik. Sering buka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian Walaupun sesama anggota keluarga, durasi dalam berinteraksi juga sebaiknya dibatasi termasuk tetap melakukan physical distancing. Gunakan alat makan yang berbeda dan segera cuci alat makan setelah menggunakannya Terapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang virus, termasuk berolahraga dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat.

image-newest
Info Kesehatan

Waspada Terserang Demam Berdarah, Segera Kenali Gejalanya! Rabu, 23 Februari 2022 13:47 WIB Ditengah terpaan pandemi Covid-19 varian Omicron, masyarakat kini juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang belakangan ini kasusnya cukup meningkat di berbagai daerah di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merilis setidaknya hingga minggu ke 7 tahun 2022 telah ada 13.776 kasus DBD. Kenaikan kasus demam berdarah ini didukung dengan kondisi di berbagai daerah yang memasuki musim hujan, kondisi lingkungan yang lembab menjadi tempat yang tepat untuk nyamuk aedes bertelur. Menanggapi hal tersebut, penting untuk masyarakat mengetahui gejala dari demam berdarah serta dapat melakukan pencegahan agar tidak terserang demam berdarah. Biasanya demam berdarah menimbulkan beberapa gejala dari mulai ringan hingga berat, namun gejala yang paling umum adalah demam tinggi hingga 40 derajat celcius. Adapun gejala ringan lainnya seperti : Sakit dan nyeri (bagian mata, biasanya di belakang mata, nyeri otot, sendi, atau tulang) Sakit kepala Hilang nafsu makan Ruam kemerahan (muncul sekitar 2–5 hari setelah demam) Mual/muntah Gejala-gejala ringan tersebut biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Sementara pada gejala demam berdarah yang dikategorikan berat atau parah akan muncul tanda-tanda berikut : Sakit perut dan nyeri apabila ditekan Muntah (3 kali atau lebih dalam 24 jam) Pendarahan dari hidung atau gusi Terdapat darah pada urine, tinja, atau muntah Merasa lelah dan gelisah Kebanyakan orang akan mengira ketika demam menurun merupakan tanda penyembuhan, namun pada saat ini lah menjadi fase yang cukup genting untuk tetap diwaspadai dan mengawasi lebih ketat. Adapun jika diri maupun keluarga mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan diatas, segera untuk pergi ke dokter atau klinik kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan medis secepatnya.

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.